"Di situ rupanya kamu," Sehun membuka lemari baju miliknya dan terlihatlah seorang manusia yang tidak bergerak. Sehun tidak bisa di bodohi semudah itu. Dia menarik tubuh itu keluar dari lemari dan membuka jendela.
"Jika kamu sudah mati, seharusnya aku bisa melemparmu dari sini, dan kamu juga tidak akan merasakan apa pun." Sehun memegang orang itu dan setengah badan di biarkan menggantung di jendela itu. Tetapi Sehun masih memegang sebagian tubuhnya agar tidak jatuh. Tidak menyenangkan untuk Sehun jika dia langsung membunuhnya, setidaknya dia harus sedikit bersenang-senang sedikit dengan mangsa nya ini.
"Hahhhhh.... Baiklah... Tolong jangan.."
Semua itu sudah terduga oleh Sehun, pemikirannya jauh lebih rumit dari apa yang orang-orang biasa pikirkan, itu lah yang membuatnya sulit untuk di tebak.
Karena dia sudah membuka mata, Sehun menariknya kembali ke dalam.
"Untuk siapa kamu bekerja?" tanya Sehun to the point.
"Aku tidak akan membuka mulut untuk mu." Balasnya. Sehun yang tidak memiliki perasaan jauh lebih mudah untuk membereskan nya. Sehun mengambil pisau buah yang tadi dia ambil dari dapur.
"Yakin tidak ingin memberitahu ku, Pisau ini sepertinya tidak begitu tajam, seharunya kamu masih punya banyak waktu untuk kita bernegosiasi. benar kan." Sehun menutup pintu dan jendela yang tadi dia buka.
"Apa yang kamu inginkan?" tanyanya.
"Informasi." Balas Sehun.
"Aku tidak akan memberikannya kepada mu darah Psikopat gila."
Sehun tidak pernah merasakan sesuatu selain kesenangan untuk diri nya sendiri saat menyakiti orang lain. Sretttt... "ARKHHHH..." Sehun menyayat sedikit bagian lengannya. Ada darah yang keluar dengan menetes sedikit demi sedikit.
"Aku sudah memberimu kesempatan dan setelah memata-mataiku, harusnya kamu tahu, nyawa mu lebih berharga atau bos mu?"
"Aku tidak akan membiarkan informasi sedikit apa pun jauh ke tangan mu."
Mungkin sebentar lagi Sehun akan kehabisan kesabaran. Dia pun mulai memegang pisau itu dengan cara psikopat, yang biasa digunakan untuk menusuk orang.
"Aku beri 10 detik untukmu dan setiap detiknya, ini yang akan terjadi." Sehun menyarat tangan yang sebelahnya dan menusuk pisau itu sedikit menembus kulitnya.
"9, 8, 7, 6, 5, 4,"
"Arkhhhhh" "3, 2, 1'
Sehun menusuk orang itu, lalu memutar-mutar pisau yang tertancap di tubuh itu, karena orang itu masih sadar, Sehun pun mencabut lagi pisau itu dan menyobek mulutnya. "Aku tidak akan membiarkan mu mati membusuk di sini, Polisi bisa saja menemukan jasad mu, aku memiliki ide yang lebih bagus.
Sehun memasukan nya ke dalam sehuah koper lalu menarik nya keluar apartemen setelah dia membersihkan darah yang bercucuran di lantai dan juga menutup mulutnya dan mengikat tangannya juga. Sehun tidak bisa membiarkan orang lain curiga dia membawa seorang manusia di dalam koper itu.
Sehun sengaja tidak melakukan aksinya di dekat tembok, karena darah yang terkena tembok mungkin tidak akan hilang bekasnya, jika hanya di lantai akan mudah untuk di bersihkan.
Sehun membawanya ke sebuah danau yang cukup dalam menurutnya, lalu dia mengikat koper itu dengan beberapa batu yang cukup berat. Sehun menyeret koper itu ke pinggir danau, Sehun sengaja membawa nya ke Danau yang tidak pernah ada pengunjung. Sehun mendorong koper itu ke dalam danau hingga tercebur ke dalam danau dan langsung tenggelam, batu itu akan menahannya agar tidak kembali ke atas permukaan.
Setelah sekitar 5 menit, Sehun rasa sudah cukup untuk memastikan itu tidak naik dalam waktu yang singkat. Dia kembali ke Mansion nya setelah selesai berurusan dengan orang itu. Sehun tanpa dia harus membuka mulut pun, Sehun sudah tahu siapa orang di balik semua ini. Ya dia memang bukan orangnya, hanya orang suruhannya. Tapi setidaknya Sehun sudah memberikan pelajaran kepada musuh nya agar tidak bermain-main dengannya. Sehun akan selalu tega membunuh siapa pun yang mengusik kehidupannya.
"Irene?" Sehun kembali ke mansion nya dan hal pertama yang dia cari adalah Irene. Sehun pun mengecek kamarnya, karena Sehun meminta agar Irene tidak keluar kamar, Dia pun menuruti nya dan Pemandangan pertama yang Sehun lihat adalah Irene yang sedang berbaring di atas ranjang dengan beberapa camilan dengan segelas jus buah segar, sambil menonton sebuah acara TV.
"Apa yang sedang kamu tonton?" tanya Sehun.
"Hanya sebuah acara kartun, aku tidak tahu harus menonton apa." Balas Irene.
Irene sebenarnya ada sesuatu yang ingin dia tanyakan kepada Sehun, namun Irene terlalu takut untuk menanyakannya secara langsung kepada Sehun.
"Kamu kenapa?" tanya Sehun.
"Ah, tidak apa-apa." balas Irene gugup, dia berpikir Sehun mungkin menyadari sikap anehnya.
"Tanyakan saja." Ucap Sehun tiba-tiba. Irene pun berpikir lagi, apa ini tidak apa-apa jika dia menanyakannya secara langsung.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...