Part 6

6.6K 378 10
                                    

"Sehun apa kamu senang jika aku memanggil mu dengan nama mu langsung? atau aku lebih baik memanggil mu dengan kak Sehun?" tanya Irene.

"Menurut mu? Apa aku setua itu?" tanya Sehun. Dan tidak sesuai pikirannya. Irene malah mengangguk. "Panggil dengan nama saja." balas Sehun datar.

"Apa kamu seorang yang sadis atau kamu memang psikopat?" tanya Irene pelan. Irene bertanya sambil memainkan bantal dan tidak menonton acara yang sedang di tayangkan di TV.

"Kamu tidak perlu tahu." Balas nya.

"Tapi aku bertanya dan itu bukan jawaban yang aku ingin kan." balas Irene dengan nada kesal. Dia seperti nya tidak senang dan Irene seharusnya sepertinya tidak perlu membalasnya lagi karena mungkin dia akan marah kepada Irene.

"Maaf, aku tidak akan bertanya lagi." Gumam Irene. Irene pun mematikan TV lalu menarik selimut nya hingga menutupi semua bagian dari tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sehun pun yang sudah mengetahui Irene tidak ada niatan untuk kabur pun keluar untuk mengerjakan pekerjaan lain yang lebih penting.

"Jason, apa masih ada lagi?" tanya Sehun. Jason pun mengecek ponsel nya dengan segera. "Tidak ada bos." Balas nya cepat. Sehun hanya mengangguk. Dan itu artinya sekarang Sehun tidak memiliki kegiatan ataupun pekerjaan. Ini untuk pertama kali nya.

Sehun keluar dari mansion melalui pintu belakang untuk menggecek sesuatu. Sehun masuk ke sebuah ruangan kecil yang terpisah dari mansion nya. "Kamu masih tidak ingin berbicara? Oh iya, maaf, kamu sudah tidak bisa berbicara."

Dia adalah korban dari permainan Sehun. Karena saat sedang bosan, dia biasanya hanya menyiksa orang di dalam ruangan kecil itu, lalu jika selesai antara Sehun akan membunuhnya atau jika dia beruntung, Sehun akan membiarkan nya hidup. Atau bisa di bilang jika dia tidak beruntung. Karena jika Sehun membiarkannya hidup, maka artinya Sehun belum puas dengan orang itu, dan akan lanjut menyiksa nya lagi.

Kebanyakan mainan Sehun lebih memilih mati di bunuh dari pada harus terus tersiksa menjadi mainan nya. Salah satu nya adalah orang di depannya itu, Sehun sudah mengangkat pita suara orang itu dan Sehun juga tidak memberikan makan selama berhari-hari.

"Kamu lapar?" tanya Sehun. Orang itu hanya tertunduk lemas dengan tenaga yang sudah habis.

"Kali ini, aku membawakan ini, dan ini." Sehun membawa sebuah kue dan sebotol air minum. Orang itu tampak senang dan ingin mengambilnya. Tetapi bukannya memberikannya dengan mudah, Sehun malah meletakannya di atas dan menginjak tangan orang itu.

Orang itu jelas saja meringis kesakitan tanpa suara. Sehun tersenyum senang melihat itu.

"Sehun? Apa yang kamu lakukan?" Irene secara tiba-tiba sudah berada di belakang Sehun.

"Kembali ke kamar mu Irene." Tapi Irene sama sekali tidak memedulikan perintah Sehun sedikit pun.

Entah dari mana Irene mempunyai keberanian melawan Sehun dan mengganggunya di saat dia sedang bermain-main dengan mainannya.

"Apa kamu mau menggantikannya?" Sehun mendekat kepada Irene. Jujur saja Irene baru merasakan takut sekarang. Irene bahkan tidak berpikir saat memberikan makanan dan minuman itu kepada orang di depannya itu.

"M-maaf, aku akan kembali." Irene bergegas kabur dari hadapan Sehun. Tapi kalian tahu kan sifat Sehun seperti apa.

"Kamu memulai nya maka kamu harus mengakhiri nya." Sehun menarik Irene kembali, "Berikan kepadanya." Dengan terpaksa dan sangat takut, Irene memberikannya kepada orang itu. "Dan sekarang ini." Sehun memberikanku sebuah pistol. "Tembak dia dan kamu akan mengakhiri penderitaannya." Gumam Sehun.

Orang itu pun seperti mengiyakan permintaan Sehun karena dia pun sudah lelah dan sangat menderita terus di siksa oleh Sehun, Mati adalah pilihan terbaik yang bisa ia dapatkan. Tetapi Irene sendiri, Dia tidak bisa memegang sebuah pistol, dia tidak bisa membunuhnya.

"Jika kamu tidak mau aku akan mengurung mu dan menyiksa mu sebagai pengganti dari dia." Irene pun menjadi takut, sangat takut. Apa yang akan terjadi kepadanya. Sehun mendekati Irene dan mendekatkan pistol itu ke tangan Irene. "Kamu tahu, aku tidak mau menyiksa mu tapi akan aku lakukan jika kamu memaksa." Sehun berbisik di telinga Irene, dan itu berhasil membuat seluruh tubuh Irene merinding mendengarnya.

Orang itu pun sudah mengangguk tanda nya ia lebih memilih Irene membunuhnya.

Sehun pun membantu Irene mengarahkan pistol itu ke arah orang itu. "Tarik saja pelatuknya." Bisik Sehun.

Irene pun menarik pelatuknya dengan mata tertutup.

DORRR!!!

Bau dari darah itu sudah menyebar ke seluruh ruangan, Irene pun masih tidak berani membuka matanya.

"Bagus, kamu tidak ingin melihat hasil karya mu?" Tanya Sehun. Irene hanya diam menunduk dengan mata terpejam, dia sama sekali tidak berani membuka bahkan salah satu dari matanya.

"Baiklah, Ayo kembali ke kamar mu." Sehun membawa Irene kembali ke dalam rumah dan meninggalkan tempat mengerikan itu. Ada rasa bangga Sehun terhadap Irene karena berani melakukannya.

TBC

My Psycho Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang