Setelah Sehun keluar, dia kembali ke dalam ruangan CCTV itu untuk memastikan kalau Irene tidak berbuat yang aneh-aneh dengan Leva. Sehun kembali menyalakan CCTV nya dan di sana dia bisa melihat Irene yang sepertinya sedang berusaha berbicara dengan Leva. Mereka berbisik jadi Sehun tidak bisa mendengar perkataan mereka dengan jelas.
Sedangkan di dalam sana, Irene sedang berusaha menenangkan Leva. Leva sejak tadi hampir saja menangis.
"Mama, apa papa tidak suka Leva?" Tanya Leva.
"Tentu saja tidak, Dia mungkin hanya kelelahan karena bekerja," Jawab Irene sambil memeluknya.
"Kalau begitu kenapa papa terlihat seperti tidak menyukai Leva?" Tanya Leva lagi. Irene benar-benar tidak habis pikir, kenapa Sehun tidak berpura-pura saja sebentar. Itu kan akan lebih mudah dari pada mempersulit keadaan.
"Leva." Panggil Irene. Leva langsung menatap Irene saat Irene memanggil nya.
"Apa Leva tahu sebuah Chip yang ada di dalam tubuh kamu?" Tanya Irene.
"Ya aku tahu mama," Balasnya.
"Apa mama boleh meminta nya? Tubuhmu tidak memerlukannya kan?" Tanya Irene.
"Tapi mama, itu adalah milik ku." Balas Leva lagi. Dia terlihat seperti tidak ingin memberikan itu kepada siapa-siapa.
"Tapi kemarin papa kamu bilang kalau dia membutuhkannya, Dia tidak mau mengambil paksa itu dari mu jadi mama berusaha agar papa tidak menyakitimu lagi." Ucap Irene. Leva terlihat sangat bingung dan takut.
"Apa chip itu sangat berharga untuk mu Leva?" Tanya Irene. Leva mengangguk pelan.
"Bagaimana kalau kita salin dulu? Jadi kamu akan punya satu dan papa mu satu." Irene berusaha meyakinkan Leva. Bagaimana pun caranya.
"Untuk apa papa membutuhkannya?" Tanya Leva.
"Mama tidak yakin pasti, tapi sepertinya dia ingin agar beberapa informasi mu aman, jika kamu keluar bisa saja kamu di culik orang dan informasi mu semuanya hilang, jadi dia mungkin ingin menyimpan cadangannya." Ucap Irene. Sebenarnya dia juga tidak yakin pasti apa yang baru saja dia katakan itu benar terjadi atau tidak.
"Benarkah mama?" Tanya Leva lagi. Kali ini sepertinya Leva sudah lebih percaya kepada Irene. Irene mengangguk.
"Mama, boleh titip pesan untuk papa?" Tanya Leva.
"Tentu saja boleh." Jawab Irene. Leva diam untuk sebentar. Irene tidak tahu apa yang sedang Leva lakukan.
"Sudah mama." Leva tiba-tiba saja membuka bagian depan dada nya dan mengeluarkan sebuah kartu. "Ini mama," Leva memberikan chip itu kepada Irene tanpa keraguan sedikit pun. Irene mengambil nya dari tangan kecil Leva.
"Baiklah, kamu tunggu di sini sebentar ya," Irene bangun dan keluar dari sana setelah Leva menjawab nya dengan anggukan.
Irene berjalan ke arah ruangan Sehun. Irene membukanya dan memberikan itu kepada Sehun. "Sudah ku bilang kan."
Sehun menatap datar ke arah Irene dan mengambil chip itu. "Sehun, apa kamu baik-baik saja?" Irene memang berasa ada hawa yang aneh dari Sehun saat Irene baru masuk ke dalam ruangan itu. Lagi pula kenapa juga ruangan kerja Sehun sangat gelap.
Seseorang tiba-tiba membekap mulut dan hitung Irene dari belakang dan Irene langsung tidak sadarkan diri.
"Bawa dia ke bawah." Ucap Sehun. Orang itu membawa Irene ke ruangan yang ada di bawah tanah. Sehun memiliki rencana di balik semua ini. Sehun sebenarnya sudah merencanakan ini sejak lama. Dan akhirnya dia berhasil juga.
Sehun tersenyum melihat semua rencananya berjalan dengan mulus. Sehun keluar dari ruangannya untuk mengunci pintu kamar Irene agar Leva tidak keluar dari sana.
Dia kembali lagi ke ruang kerja nya dan mengunci ruangan itu. Sekarang Sehun sedang berkutat dengan laptop nya dan chip itu yang entah apa isi nya hingga membuat Sehun benar-benar menginginkannya hingga melakukan semua ini.
Entah sudah berapa jam Sehun berada di ruangan kerjanya. Sehun belum keluar dari sana sama sekali. Irene juga belum sadar di bawah sana. Sehun tahu obat bius tadi itu akan membuatnya tetap tidak sadar untuk waktu yang cukup lama hingga Sehun menyelesaikan semua proyek besar Sehun.
Mungkin kali ini ada alasan bagus kenapa Sehun tidak langsung membunuh Irene, tidak seperti biasanya. Perempuan yang masuk ke jebakan Sehun akan langsung di bunuh ketika rencananya sudah selesai dengan sangat mulus. Irene bukanlah yang pertama, tapi sudah banyak sekali korban Sehun. Mereka semua terbuai oleh kata-kata manis Sehun, ketampanan Sehun dan juga harta dan kekayaan yang di tawarkan oleh Sehun. Jadi banyak perempuan yang dengan sangat mudah masuk ke jebakan Sehun untuk di jadikan pancingan ataupun korban selanjutnya. Tapi kali ini berbeda. Entah apa yang di rencanakan Sehun lagi untuk Irene selanjutnya. Karena jika Irene masih hidup, kemungkinan besar Sehun masih membutuhkan Irene untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan dirinya. Itu sudah pasti.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Husband ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R18+ Seorang CEO tampan - Oh Sehun - yang terkenal dengan kepribadian nya yang dingin dan tegas, semua orang melihatnya seperti manusia yang terlahir dengan sangat sempurna. Namun tidak bagi Irene, Sehun memiliki sisi yang menyeramkan ya...