"Doyoung? Udah siap?"
Doyoung ngangguk semangat, "Udah dong!"
Johnny ketawa kecil, "Lucunya tunanganku, umurnya berapa sih?"
"16, bentar lagi bakal punya KTP yakan hahaha!"
Mereka berdua jalan beriringan di pinggir pantai di temani langit senja yang cantik. Ombak-ombak nenangin mereka dan pasir jadi pijakan mereka untuk nyusurin pantai.
Tiba-tiba Doyoung berhenti dan senyumnya pudar, buat Johnny ngerutin dahinya heran. Pas mau nanya ke Doyoung, apa yang terjadi, cowo itu malah nangis.
"Hei, hei, sayang. Ada apa?" tanya Johnny khawatir.
"A-aku-"
Suara debuman keras di belakang mereka, ngalihin perhatian keduanya. Betapa terkejutnya mereka waktu liat Jaehyun berlumuran darah di atas pasir.
"JOHNNY!"
Tepat setelah teriakan itu, Johnny ngebuka matanya. Dahinya basah ama banyak banget keringet, dan napasnya ga teratur.
Perlahan, Johnny bangun dan duduk sambil terus berusaha nenangin jantungnya. Dia berpikir, itu tadi apa? Kenapa ada Jaehyun, dan kenapa pula Doyoung neriakin namanya sebegitu kerasnya?
"Damn, what was that?"
Johnny ngusap mukanya yang banjir keringet pake lengan baju. Dia ngelirik sebentar ke Doyoung yang tidur pules sambil melukin guling, tenang banget.
Cowo tinggi itu ngehela napas lagi dan ngambil hapenya di night stand. Ini jam setengah 3 pagi, untuk yang kesekian kalinya Johnny ngehela napas gusar.
Kalian tau? Katanya, kalo mimpi di seputaran jam 2-4 pagi itu-mimpinya bakal kejadian.
"Gak, gak, itu gak akan mungkin terjadi."
Dia tiduran lagi, setidaknya natap langit-langit kamar itu ga mengerikan. Johnny ngegenggam erat jemari Doyoung yang hangat untuk nyari ketenangan, ngeringkuk kaya anak kecil karena ketakutan.
Coba nyugesti diri sama kenyataan kalo itu ga bakal terjadi nyatanya bikin Johnny terjaga semaleman. Rasanya buat mejemin mata aja susah banget, ngerasa was-was setiap detik menuju alam bawah sadar.
"Gue mohon, jangan.."
Lirihan Doyoung bikin Johnny otomatis ngedongak. Tangannya di bales genggaman Doyoung yang lebih erat, kaya dia megang sesuatu yang gamau dilepasin.
"JEFFREY!"
Sontak Johnny bangun dan Doyoung pun ikutan bangun. Keduanya saling tatap, nyiratin sesuatu yang bisa dimengerti satu sama lain.
"Tenang, Doie, calm down."
Doyoung keliatan ga kalah syok dan ketakutan kaya yang dialamin Johnny, kalut dan gemeter. Dia natap Johnny seolah itu kali terakhir mereka ketemu, tatapan terluka dan kecewa.
Doyoung langsung meluk Johnny sampe badan Johnny kedorong ke belakang. Johnny bingung dong, ini si Doyoung kenapa? Dia barusan mimpiin apa, dan apa hubungannya sama Jeffrey?
"Aku mohon sama kamu jangan sakitin dia," kata Doyoung di pelukan Johnny lalu terisak pelan.
Johnny gatau siapa 'dia' yang Doyoung maksud, dia ngangguk-ngangguk aja dan ngebisikin kata penenang buat si manis.
"Aku ga akan nyakitin dia, Doie."
Doyoung masih nangis sesenggukan di bahu Johnny, pelukan di lehernya pun kerasa kenceng banget dan hampir bikin Johnny kehabisan napas kalo Doyoung ngga mundur duluan.
"Promise me, if you'll never hurt him."
Sekali lagi Johnny ngangguk yakin tanpa tau siapa yang Doyoung maksud, dia cuma mau si manisnya tenang.
"I promise you."
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Trust
Fanfiction[Angst, Romance, School Life] "Okay, gue memang percaya sama lo. Asalkan lo inget, apa batasannya." -Johnny. • Completed • Sequel of Comfortable's • BxB / Yaoi / Homo / Gay • Bahasa non-baku • Hope you enjoy it, don't forget to vote and comment. Tha...