49. Lawakan

90 13 20
                                    

Sambil nunggu jam masuk yang masih 1 setengah jam lagi—Doyoung, Johnny, Chihoon, Jeffrey ngacir ke kantin. Disana ternyata sepi banget, kek hati authornya, g.

"WOI, SINI-SINI!"

Iya, kalian pasti tau itu siapa—Lucas.

Kantin di lantai 3 ini emang tempat nongkrongnya mereka, gatau kenapa lebih enak aja gitu disini—kata anak IPS. Personel mereka mah cuma Doyoung-Kun-Lucas, anak IPS lengkap, dan Yuta-Jeffrey.

"Selamat pagi kawand-kawandku yang baik hati," sapa Yuta pake ngalus, emang dasar.

Jeffrey duduk di sebelah Yuta, "Dia ngomong gini, paling ada maunya."

"Bacot ye lo," sinis Yuta balik.

"Udah-udah, pagi-pagi masa ribut," nasihat mama Kun.

Doyoung celingak-celinguk, gatau mau nyari siapa. "Ciwi-ciwinya belom ada yang dateng?"

"Yaelah pake nanya, lo tau mereka demen ngaret—apalagi si Jihyo," sahut Minhyun abis tu nyeruput susu kotak rasa stroberi.

Lucas muter matanya trus masang muka-muka julid, "Dia kan gitu, sok-sokan banget baru jadi perangkat kelas—seenaknya bisa dateng akhiran."

"Heh tolol, dimana-mana juga perangkat kelas harus dateng awal tau. Gimana sih?" protes Daniel.

"Au nih, blangsak betul," timpal Johnny.

"Giliran dibully aja semangat," cibir Lucas.

Doyoung ama Kun ketawa, "Lo sih, congornya kaga bisa dijaga," bales Kun masih ngakak.

"Eh gua punya lawakan nih," celetuk Chihoon tiba-tiba.

"Kirain lo ga demen ngelawak, tau-taunya ikut stand up comedy," kata Johnny.

"Gausah dengerin dia, apa lawakannya?" ucap Yuta berapi-api—tukang ketawa tapi gabisa ngelawak.

Yaiyalah, kalian kan tau apa kerjaan Yuta. /smirk

"Temen gue mirip majas, HIPERBOLA!" seru Lucas duluan.

Semuanya ngakak plus ngumpat, kecuali Chihoon. Chihoon ngelempar sumpit bekas punya Daniel yang di pake makan ramyeon tadi, "Bangsat!"

"Temen gue kek Matematika, SULIT DI MENGERTI!" bales Johnny setelahnya.

Chihoon yang mau ngelawak, dia yang keduluan.

"Temen gua cem Kimia, BANYAK REAKSINYA!" ucap Jeffrey nimpalin.

"Kalo gue beda nih. Temen gue cem Fisika, BANYAK GAYA!" tambah Doyoung.

Sontak Lucas ama Yuta ketawa ngakak, ngga ngerasa kesindir sedikipun padahal ini lawakannya pada nyeleneh semua.

"Temen gua cem pelajaran bahasa, banyak ngarang," kata Kun santuy.

"Oh jadi gitu? Hah? Kita banyak ngarang?" bales Daniel nyolot.

"Ini becandaan, tolol, baperan amat bapaknya," ejek Johnny.

Tadi katanya lawakan, trus sindirian, sekarang becandaan. Ciri-ciri orang ga konsisten.

"HOLA RAKYATKU TERCINTA!!"

Itu suara dari arah pintu masuk, mentang-mentang kantin sepi malah koar-koar.

"Val, kenapa sih?" sinis Jeffrey to the point.

Valennia natap Jeffrey datar, "Diem lo rakjel."

Valennia ngga sendiri, dia bawa temen. Cewe, geulis pisan euy! Senyumnya manis banged, melebihi manisnya janji-janji para buaya.

Yuta ketawa kesel, "Gue aduin ke Chenle, mampos lo."

"Ngapain jauh-jauh nyari Chenle? Chihoon kan ada," kata Lucas sambil sungkem ke Chihoon.

"Udah njir, ribot mulu," ucap Minhyun ga ngaca.

Valennia ngerangkul temennya, "Kenalin, dia temen gue."

Cewe itu masih senyum trus nyapa mereka, "Hai, gue Dahyun—temen duduknya Valennia."

"Hai cantik," sapa Yuta duluan.

Dahyun keliatan ketawa kecil, "Hai."

"Yut, boleh tuh gebet," bisik Jeffrey ke Yuta.

"Gak, gue mau sama Doyoung aja."

"Lidah lo, mau gue potong?" ucap Johnny sangar.



[2] TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang