93. Salah tembak

103 10 24
                                    

Jeffrey sempet senyum, terakhir kali sebelum ada peluru yang tembus sampe dada kanannya yang buat dia terduduk di lantai rooftop. Di ikutin 2 peluru yang sekarang bersarang di perut dan bahu kirinya, Jeffrey terengah kaget dan ngeliat buanyak banget darah keluar dari area badannya itu.

Apa-apaan ini?!

"Halo, Jeffrey."

Jeffrey nengadah dan nemuin Jung Jaehyun senyum natap dia, "Makasih udah ngorbanin diri lo untuk nyelamatin gue."

Cowo itu ngegeleng ga percaya, "Ja-jadi, l-lo y-yang nembak g-gue?" tanya Jeffrey terbata dengan mulutnya yang udah ngeluarin darah.

Jaehyun ngegeleng pelan, "Sayangnya ada pembunuh bayaran yang salah nembak orang," jelasnya kemudian ngelirik ke arah rooftop gedung lain di deket sana dan ngacungin kedua jempolnya.

Jeffrey mulai tersengal, mata basahnya perlahan mulai tertutup, dan bibirnya ngulas senyum diantara darah padahal dia sekarat.

"Sampai ketemu lagi."

Dan ini adalah satu lagi mimpi buruk untuk Doyoung.

Jaehyun yang nyaksiin kepergian Jeffrey dengan mata kepalanya sendiri, senyum tipis. Dia ngeluarin sarung tangan dari saku jasnya, natap jasad Jeffrey tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Tangan kekar yang berbalut jas mahal itu dengan gampangnya ngangkat jasad Jeffrey dan ngelempar dia dari atas gedung, berakhir mengenaskan di atas halaman gedung pertemuan.

Jaehyun ngelempar sarung tangan dan jas mahalnya, celana bahan dan sepatunya. Tenang, dia pake setelan baju lagi di dalem itu. Dan setelan yang udah dia lepas, dia bakar untuk menghilangkan barang bukti.

Jaehyun beruntung karena ngga jadi tertembak malam ini, tapi Jeffrey yang ngga tau apa-apa malah meninggal. Dan yang lebih menguntungkan, ngga bakal ada bukti apapun yang menunjuk dia sebagai pembunuh Jeffrey.

Dia udah tau semua rencana Mark dan orang-orang bego itu. Jadi, dia neror Jeffrey dan nyuruh dia yang pergi kesini supaya Jaehyun selamat.

Kalaupun dia ditangkep, dia akan jadi narasumber aja. Bukan dia kok yang bunuh Jeffrey, iya kan?

Tapi secara ngga langsung, dia yang bikin Jeffrey pergi untuk selamanya.

"KENAPA LO BISA SALAH TEMBAK ORANG SIH?!"

Cowo itu—Jeon Jungkook, ngebentak keras Myeongsoo yang masih kebingungan.

"DIA ITU BUKAN JAEHYUN, BUKAN JAEHYUN!" tekannya lagi.

"Gue nggak tau! Sumpah, mukanya mirip banget sama Jaehyun!" seru Myeongsoo untuk ngebela dirinya.

Mark yang duduk di sofa, mijit pelipisnya pelan. "Oh God, why?" gumamnya.

Dahyun juga masih ngamatin dari jendela apartemen, tempat penembakan Jeffrey itu terjadi. Dan disana masih ada sesosok manusia yang pengen banget mereka bunuh, Jung Jaehyun sambil natap kobaran api di depannya.

"WHY ARE YOU SO FUCKING STUPID?!" teriak Jungkook frustasi.

Myeongsoo muak, "Pokoknya gue udah nembak—"

"TAPI BUKAN JAEHYUN YANG LO TEMBAK, BANGSAT!" sela Mark emosi.

Jadi, Mark, Jungkook, Dahyun, Kim Seolhwa, dan Myeongsoo udah berencana untuk ngebunuh Jung Jaehyun.

Karena Jung Yunho—papa Jaehyun adalah pemilik perusahaan yang sedang bersaing ketat sama perusahaan Seolhwa. Mereka mau ngejatuhin perusahaan Yunho dengan cara apapun, salah satunya ngerencanain pembunuhan terhadap putra bungsu keluarga Jung—yakni Jung Jaehyun karena dia adalah pewaris utamanya.

Tapi mereka salah target.

Dan yang perlu kalian tau, Kim Dahyun dam Kim Myeongsoo adalah anak dari Kim Seolhwa.

Mark dan Jungkook bersedia ngebantu mereka karena perusahaan orang tua mereka juga terancam reputasinya. Jadi mereka berlima kerja sama untuk ngelakuin ini.

"Oh damn, gimana ini?!" kata Dahyun ga kalah frustasi.

Mereka yang ada di sana cuma bisa mikirin gimana bisa lolos dari polisi dan lari dari rasa bersalah ini.



[2] TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang