35. Rumah sakit

150 17 10
                                    

Mereka ber-15 dibawa ke rumah sakit setelah Chihoon nelfon para maid dari rumah utama.

Kebetulan Chihoon mau olahraga ke taman—nah, tak sengaja lah dia nampak tu komplotannya Yuta ama Jaehyun. Eh baru diliat lebih deket, ternyata abis tawuran.

"Makasih ya Hoon," kata Jeffrey dengan senyum tipis.

Lucas sama Kun udah di urus, mereka lagi di obatin.

Chihoon ngangguk, "Kalian cepet sembuh ya, jangan tawuran lagi."

Ini rumah sakit punya papanya Chihoon, jadi mereka ngga di mintain bayaran. Sekarang mereka di tempatin di salah satu kamar VIP yang mevvah, bisa nampung mereka semua yang udah kek anak nyasar ae—kabur dari panti asuhan.

Johnny dan Jeffrey ngelirik Jaehyun yang cuma duduk sambil nunduk di bangsal. Di mukanya ada lumayan banyak luka lebam, sama kaya yang lain.

Nayeon ama Valennia dapet tugas buat beli makan ke kantin, secara temen-temen mereka juga manusia—ya pasti perlu makan lah.

Kalo kalian pikir anggotanya Yuta kaga babak belur, kalian salah wahai sahabat. Mereka juga bonyok, tapi jelas lah ngga separah anggotanya Jaehyun—wong 2 lawan 1 yekan, gimana tuh.

"Kita bilang apa sama keluarga kita nanti?" tanya Minhyun yang sibuk ngobrak-abrik backpacknya untuk nyari hape.

Johnny ngehela napas, "Ya bilang habis tawuran lah, lo mau bohong?"

"Lo mah enak, orang tua lo pengertian. Gue? Tambah bonyok," kata Daniel garang.

"Nanti biar gue yang bilang, gue yang bayarin biaya pengobatan kalian."

Jeffrey masih aja senyum, "Gausah natap gue begitu," katanya trus ketawa kecil sebab mereka semua natap dia heran.

Se-kaya apa si Jeffrey?

Pintu kamar itu kebuka, nampakin 2 makhluk yang baru kelar di obatin—Lucas ama Kun. Lucas udah ganti baju pake baju rumah sakit dan Kun duduk di kursi roda.

"Cas, gimana rasanya di bacok Mark?" tanya Jihyo.

"Rasanya kek ada nyeri-nyerinya gitchu, YA SAKIT LAH MAEMUNAH!" seru Lucas kesel, milih duduk di sofa karena bangsal udah pada penuh.

Kun masih keliatan kesakitan gitu. Ya pasti ga nyaman duduk di kursi roda, tapi lukanya ngga langsung kena permukaan itu kursi—bikos tusukannya ada di bagian samping kanan atas.

Chihoon bersidekap dada—ngintimidasi, "Jadi atas dasar apa lo pada tawuran? Siapa yang bawa senjata tajam?"

Kalaupun mereka di laporin polisi, mereka ga bakal bisa di tahan. Lokasi kejadian udah bersih berkat maidnya Chihoon, mereka semua bisa selamat juga karena Chihoon.

"Gue," jawab Mark singkat—ga niat.

Chihoon ngehela napasnya, "Masih 16 tahun, lo asal tusuk aja. Untung lo nusuknya ngga begitu dalem," jelasnya pake nada datar.

Semuanya langsung diem, ga berani respon Chihoon. 5 menit diem-dieman, Nayeon dan Valennia dateng bawa beberapa kresek yang isinya makanan-minuman.

Baru mereka mau makan, mereka ber-16 dikagetin sama ketukan pintu dan terpaksa nurunin alat makan mereka. Ganggu ae dah, wong mau makan iki.

"Kalian—"

"—habis ngapain?"

Di ambang pintu, ada seseorang yang ngga pernah di harapin kehadirannya di saat begini.



[2] TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang