74. The real angel

110 15 15
                                    

"Doyoung, hey sweetheart, i'm here."

Jeffrey nepuk-nepuk pelan pipi tembem Doyoung yang kemerahan, pasti sebab di tampar atau apapun itu. Matanya yang ketutupan blindfold tadi masih basah, bibirnya juga keliatan bengkak gitu. Keadaannya ga jauh beda dari Jeffrey sebelumnya, di iket kuat banget.

Jeffrey, Nayeon, Valennia nungguin Lucas ama Yuta yang pergi ke ruang kesehatan buat ngambil minyak aromatheraphy.

Mereka semua syok banget ngeliat kondisi Doyoung yang pingsan di belakang gudang itu. Parahnya lagi, bau sperma nguar dari belah bibir Doyoung waktu Nayeon mau ngebuka blindfoldnya.

"Sayang, ayo bangun. I'm so sorry," lirih Jeffrey sambil ngusap rambut Doyoung yang nutupin dahinya.

Valennia ama Nayeon masing-masing ngegenggam tangan Doyoung, dingin dan kaku. Dan akibat iketan sialan itu, si manis harus ngerasain apa yang Jeffrey rasain.

Nayeon bangun dan berdiri, "Gue ke kantin untuk beli makanan, kalian tunggu disini."

Jeffrey ngerogoh saku celananya, "Beliin buat kita-kita juga, semuanya," katanya sambil ngasih credit card ke Nayeon.

Cewe itu langsung ngangguk dan lari. Sisa Valennia dan Jeffrey yang terus natapin Doyoung.

"Gue takut kalo Johnny bakal ngabisin Jaehyun kali ini," ujar Valennia pelan.

Jeffrey ngangguk setuju, "Atau kemungkinan yang lebih baik, Jaehyun bakal di keluarin dari sekolah karena penyiksaan ini."

Karena sekolah ini megang teguh tentang moral, etika, harga diri siswa serta kedisiplinan yang tinggi—bisa aja Jaehyun di keluarin dengan gampang. Nyiksa Doyoung, bolos, pencemaran nama baik, apalagi?

Jaehyun anak jahanam.

"I-ini mi-nyaknya," kata Lucas putus-putus. Setelahnya langsung tiduran di lantai rooftop seraya ngatur napas dan tangannya masih nyodorin minyak aromatherapy itu.

Beda sama Yuta yang masih fit, wong dia atlet sepak bola—lari gitu doang mah kecil.

Valennia dengan cekatan nanganin Doyoung. Minyaknya di deketin ke hidung Doyoung, sambil telapak tangannya di pijet-pijet pelan.

"Ayo bangun, Doyoungie," kata Jeffrey dengan mata berkaca-kaca.

Yuta makin iba ngeliat Jeffrey yang serapuh ini. Dia rela loh jalan kesini nahan sakit buat Doyoung, sekarang juga nangis.

Jeffrey memang orang yang tulus, ya, batin Yuta bahagia.

Ga lama setelahnya, si manis mulai nunjukin pergerakan kecil. Mata cantiknya ngebuka perlahan dan ngeringis pelan karena kepalanya sakit parah.

"Air mana air?!" teriak Valennia cepet.

Yuta nyodorin air yang dia ambil dari ruang kesehatan, dibuka dulu trus di kasi ke Valennia.

Valennia ama Jeffrey ngebantu Doyoung duduk, pelan-pelan ngasih dia minum.

"Lo di apain sama Jaehyun, Young?" tanya Yuta to the point pake nada pelan.

Doyoung megangin kepalanya, "G-gue di paksa nga-ngasih dia blowjob lagi, trus kepala gue di benturin ke tembok," jelasnya lemah.

Jeffrey langsung meluk Doyoung dari samping, "Maafin aku, Doyoung. Maaf," ucapnya parau trus nangis.

Doyoung mematung di posisinya, kemudian ngedorong Jeffrey kuat, "GUE GAK MAU DEKET-DEKET DIA!"

Jeffrey kaget dan ngebeku di posisinya. Barusan, Doyoung bilang apa?

Valennia meluk Doyoung yang ngeringkuk ketakutan, "Gue gamau deket-deket dia lagi, gue gak mau!" serunya panik dan goyang-goyangin tangannya Valennia—minta di jauhin dari Jeffrey.

"Dia bukan Jaehyun, sayang. Dia ini Jeffrey, dia yang baik," jelas Lucas coba ngasih pengertian.

"NGGAK! DIA YANG UDAH BIKIN GUE BEGINI!" seru Doyoung marah.

"Val, Val, ayo pergi dari sini," ajak Doyoung dengan suara bergetar, takutnya makin menjadi waktu Valennia cuma natap dia.

"DIA ITU IBLIS, SAMA KAYA JAEHYUN!" teriak Doyoung frustasi.

Yuta berlutut dan ngambil alih Doyoung dari pelukan Valennia, "Sayang, sayang, dengerin Yukkuri. Tenang, dia bukan Jaehyun dan dia ngga akan jadi kaya Jaehyun. Dia Jeffrey, Jeffrey yang sayang sama Dotokki."

Usapan Yuta di rambut Doyoung bikin dia sedikit lebih tenang, "Tenang, ya? Jeffrey ngga akan nyakitin lo, sedikitpun ngga akan pernah."

Doyoung ngelirik ke arah Jeffrey yang ada di belakang Yuta, cowo itu ngelempar tatapan bersalah dan mata berkilau itu numpahin setitik air mata dari sudutnya.

"Yuta bener, Doyoung. Dia Jeffrey," imbuh Valennia lagi.

Jeffrey senyum sampe deretan giginya keliatan, dan saat itu kesadaran Doyoung kembali sepenuhnya.

"Jeff—"

Jeffrey ngangguk singkat.



[2] TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang