Hari ini ada kabar membahagiakan buat anak-anak MIPA. Bukan kabar kalo kulit manggis kini ada ekstraknya ya gaes, ini lebih bahagia.
Karena akan diadain olimpiade sains di Seoul Technology Center nanti, jadi semua guru yang ngajar di kelas MIPA ga bakal ngajar. Selingan ada sih, cuma kan banyakan jadwalnya ngelibatin guru-guru Fisika, Biologi, atau Kimia.
Dan kebetulan yang haqiqi sekali karena X MIPA 1 dan X MIPA 3 cuma punya 2 jadwal selain MIPA, yaitu Bahasa Inggris wajib mereka dan Ekonomi.
Enak banget kan mereka bisa ngumpul-ngumpul, ngebye-bye sombong ke anak IPS lewat jendela yang harus belajar di kelas.
Dan sekarang, jam pelajaran Fisika. Anak-anak kelas MIPA 1 udah ngibrit entah kemana, salah satunya Doyoung dkk yang ngumpul di depan kelas bareng geng mereka—mo ke perpustakaan atas ajakan Kun.
Ngapain? Ya ngadem lah brou.
"Ngapain ke perpus njir, mending ke lapangan indoor aja," saran Lucas yang katanya mau main basket.
Valennia ama Yuta ngangguk setuju, "Boleh tuh, kan bisa bawa makanan juga—ga perlu bolak-balik kantin," saran si cewe Jeon.
Doyoung geleng-geleng imut, "Gue ke rooftop kalo gitu."
"Yaudah nyebar aja gitu ke tempat masing-masing, kalo ada apa-apa spam grup aja ya," final si Jihyo.
Semuanya langsung buat gestur hormat, "Siap bu!" kata semua kompak.
Nah, pisahlah mereka di depan kelas itu. Yuta, Valennia, Lucas, Nayeon, milih ke lapangan indoor. Jihyo ama Kun ke perpustakaan dan Doyoung ama Jeffrey ke rooftop.
Acikiwir, beduaan mulu nih bosque.
Suasana di rooftop masih biasa aja. Udah jam 9 dan udara ngga terlalu dingin plus sepi—karena anak-anak disini kalo bolos itu ke halaman belakang aula atau perpustakaan lantai 3 dan ruang latihan seni.
"Jeff, mau permen gak?" tawar Doyoung yang kebetulan ada bubblegum di saku blazernya.
Jeffrey ngangguk dan dapet bubblegum dari si manis, "Thanks."
Mereka berdua duduk lesehan, sibuk natap langit sambil ngunyah permen. Sesekali Jeffrey curi-curi pandang ke Doyoung yang keliatan suram.
"Kamu kenapa, Youngie?"
Doyoung noleh ke arah Jeffrey, lalu ketawa kecil, "Ngga, Jeff, gapapa."
Jeffrey ngga sebego itu buat nangkep aura seseorang. "Yaudah sih, boong kan dosa," sindirnya enteng.
Lagi-lagi Doyoung ketawa kecil, "Peka banget, ya?"
"Biasa aja," jawab Jeffrey singkat.
Sekarang Doyoung ketawa geli, ngeliat tingkah Jeffrey yang menurutnya imut kek bocah bikin perutnya kegelitik.
"Kepikiran Johnny, Jeff. Dia bakal lanjut study ke Chicago sampe lulus kuliah nanti. Aku percaya sama dia, dia ga bakal macem-macem disana di tambah ada mama papa yang ikut. Tapi...aku takut sesuatu terjadi disana, dan itu buruk," jelas Doyoung.
Jeffrey ngegeser duduknya, nempel ke Doyoung. "Jangan nyugesti dirimu sama yang ngga-ngga, semuanya pasti akan baik-baik aja kalo kamu mikirin yang baik juga. Percaya sama aku," ucap Jeffrey disertai senyum ganteng.
"Ini Chicago, Jeff. Kamu bahkan bisa ngelakuin hal-hal aneh bahkan sama orang asing, bukannya itu gila?" tanya Doyoung.
"Gausah jauh-jauh ke Chicago, disini juga bisa," sahut Jeffrey santai.
"Huh?"
Satu kecupan lagi dicuri Jeffrey dari bibir manis Doyoung, "See?"
"You'll be damned, Jeffrey Jung."
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Trust
Fanfiction[Angst, Romance, School Life] "Okay, gue memang percaya sama lo. Asalkan lo inget, apa batasannya." -Johnny. • Completed • Sequel of Comfortable's • BxB / Yaoi / Homo / Gay • Bahasa non-baku • Hope you enjoy it, don't forget to vote and comment. Tha...