Harry penasaran mengapa tahun-tahun dia di Hogwarts tidak pernah tenang. Mengapa masalah selalu saja mencarinya. Mengapa masalah sangat menyukainya. Dan mengapa harus dia? Tidak bisakah orang lain saja? Dia hanya bocah yang tidak tau apapun tentang dunia sihir sebelum mendapatkan surat dari Hogwarts.
Dia kira kejadian tahun ketiga kemarin adalah yang paling parah. Meskipun Harry sangat bersyukur ketika bertemu dengan Sirius, ayah baptisnya. Tetapi Harry masih tidak dapat melupakan kejadian sebelum kelas Hagrid dimulai, ataupun kejadian di menara astronomi pada malam harinya.
Ketika tuan muda Malfoy menciumnya dan Harry membalas ciumannya. Jika kalian ingat pangeran Slytherin itu sempat menyatakan bahwa dia menyukai Harry Potter si anak asrama singa. Harry tidak tau apakah itu hanya lelucon karena setelah Draco mengatakan hal tersebut dia sama sekali tidak pernah mengungkitnya lagi. Meskipun Draco masih sering mengganggunya dengan kalimat manis yang keluar dari bibirnya.
Oke kembali ke masalah yang begitu mencintai Harry. Di tahun keempatnya, Harry rasanya ingin bunuh diri saja di toilet Myrtle. Siapa orang bodoh yang memasukkan nama Harry sehingga dia menjadi peserta turnamen Triwizard termuda. Yeah termuda, karena tentu saja Harry belum cukup umur.
Demi Merlin! Harry benar-benar tidak tau apa yang harus dia lakukan untuk menjalankan misinya. Dan bagian terparahnya adalah seluruh siswa tiba-tiba melemparkan tatapan tajamnya ketika mereka berpapasan dengan Harry. Bahkan Ron pun tidak percaya padanya dan menjauhinya.
Hanya Hermione yang dia punya. Bagaimana dengan Draco? Harry tidak berharap bertemu dengannya, pasti Draco sama saja dengan mereka semua. Dia tidak ingin mendengar Draco menghinanya, entahlah.. rasanya sedikit sakit membayangkan Draco melakukannya.
"Kenapa tegang, Potter?"
Suara itu, suara yang sangat dihafal Harry diluar kepala tanpa harus melihat siapa yang berbicara. Harry menoleh dan mendapati Draco yang duduk santai di atas pohon.
"Aku dan Father bertaruh. Kau tau, aku bertaruh kau tidak akan bertahan lebih dari sepuluh menit dalam turnamen ini" Draco melompat turun dari pohon, berjalan mendekati Harry dengan seringai di bibirnya.
"Menurut Father, kau tidak akan bertahan lebih dari lima menit"
Hilang sudah kesabaran Harry, dia berjalan mendekati Draco, menampilkan tatapan matanya yang paling tajam.
"Apa peduliku tentang ayahmu"
"Tidak, kau tidak harus peduli. Yang harus kau pedulikan adalah aku"
Sementara Harry terdiam, Draco mempertipis jaraknya dan Harry.
"Apa yang baru saja kau lakukan dengan Diggory?" Draco semakin mendekat, membuat Harry melangkah mundur.
"Ti-tidak ada" Dan kenapa Harry menjadi gugup? Seolah baru saja tertangkap basah berselingkuh.
"Ku ingatkan lagi jika kau lupa, Malfoy sedikit protektif. Jadi jangan berdekatan dengan Diggory itu jika kau tidak ingin membuatku marah"
Harry hanya mampu mengedipkan matanya ketika Draco berbisik di dekat telinganya dengan suaranya yang terdengar semakin rendah.
"Dan good luck, aku tau kau hebat. Buktikan pada mereka bahwa kau bisa, aku akan menemuimu di tenda peserta" Draco mengakhiri kalimatnya dengan mencium pelipis Harry, kemudian dia pergi dari hadapan Harry.
Ngomong-ngomong, Harry masih terdiam memproses apa yang baru saja terjadi.
🐍🦁
Harry sangat gugup sekarang. Tidak. Dia sangat sangat sangat gugup. Dia sudah gugup semenjak mendengar namanya dipanggil menjadi peserta turnamen. Dan siapapun tolong hentikan Harry agar tidak berjalan mondar-mandir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat