Dear Sirius,
Aku sudah membaca surat darimu. Aku tidak sabar untuk segera pindah ke Grimmauld Place dan tinggal bersamamu. Rasanya aku sudah tidak sanggup berlama-lama tinggal bersama uncle Vernon dan aunt Petunia. Aku senang sekali membayangkan tinggal bersamamu dan aku sangat ingin berpetualang di dunia muggle bersamamu.
Sekarang aku sedang tersenyum sangat lebar karena membayangkannya, sampai Draco mengejekku tidak waras. Biarkan saja, aku sedang bahagia. Ngomong-ngomong, aku tidak menyangka kau menagih cerita tahun keduaku di Hogwarts. Oke akan ku ceritakan. Maaf jika surat ini akan panjang sekali. Semoga kau tidak bosan membacanya.
Di tahun kedua sangat menyebalkan karena pengajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam kami.. bagaimana ya aku mengatakannya? Ku rasa Professor Lockhart tidak cocok menjadi pengajar. Dia hanya tebar pesona di hadapan murid-murid dan membuat kebanyakan murid perempuan mengaguminya. Bahkan Hermione juga ikut tersihir oleh pesonanya. Aku juga merasa Professor itu tidak kompeten, pendapat pribadi ku. Tapi ternyata Draco juga setuju dengan pendapatku.
Di tahun kedua aku dan Draco masuk tim Quidditch Slytherin. Aku di posisi seeker dan Draco di posisi chaser. Uncle Lucius juga membelikan semua anggota tim kami sapu terbang. Pada pertandingan pertamaku aku terjatuh dari sapu dan mematahkan lenganku. Aku masih ingat ekspresi wajah Madam Pomfrey waktu itu. Dia begitu panik tetapi kemudian memarahiku karena kecerobohanku. Aunt Cissy juga sama paniknya ketika melihatku terbaring di Hospital Wing. Aku juga masih ingat rasa ramuan yang ku minum waktu itu. Sangat tidak enak, aku sangat ingin memuntahkannya tapi Draco dan Madam Pomfrey mengancamku dengan tatapan tajam mereka. Aku yakin kau pasti tersenyum atau mungkin tertawa ketika membaca bagian ini.
Eumm apa lagi ya?
Oh iya, Hagrid memperkenalkan temannya pada kami. Namanya Aragog, dia laba-laba raksasa yang kata Hagrid sangat lucu dan menggemaskan. Yeah.. kau tau kan level menggemaskan seorang Hagrid. Aku, Draco, Ron dan Hermione terkaget-kaget ketika pertama kali melihatnya. Dia sangat besar. Ku akui dia sedikit menyeramkan, bahkan Ron sangat tegang ketika kami melihatnya dari jarak dekat. Dia sangat takut laba-laba. Lalu setelah melihat Aragog kami kembali ke kastil dan menolak jamuan Hagrid di pondoknya. Aku dan yang lainnya sedang tidak ingin memakan kue batu buatan Hagrid. Ku rasa Hagrid memang membutuhkan peri rumah untuk urusan dapurnya. Oh iya tahun kedua juga adik Ron masuk Hogwarts, dan seperti Weasley yang lain dia berada di asrama Gryffindor. Aku sedikit tidak menyukainya ketika dia menatapku. Apa ya? Kalau boleh ku katakan itu seperti tatapan memuja yang Hermione berikan kepada Professor Lockhart. Aku risih di tatap seperti itu. Sepertinya itu saja yang terjadi di tahun keduaku. Segalanya berjalan seperti biasa, aku dan Draco masih sering di detensi oleh para Professor dan tugas yang Professor berikan sangat banyak. Aku juga masih payah dalam ramuan.Di tahun kedua aku juga baru tau jika selama ini Draco selalu mendapatkan kiriman makanan manis dari aunt Cissy. Dobby yang mengirimkannya, dia peri rumah yang sangat periang. Meskipun sedikit cerewet, tapi aku menyukainya karena dia selalu ceria. Kata Draco mengirim menggunakan burung hantu terlalu lama, lebih praktis menyuruh salah satu peri rumah. Dan aku sangat suka pie apel buatan aunt Cissy, kau harus mencobanya.
Minggu lalu aunt Cissy juga mengirimkanku satu kotak berisi beranekaragam cokelat. Aku dan Draco menghabiskannya dalam waktu kurang dari satu minggu. Kita sama-sama maniak manis.
Aku hampir lupa, terimakasih atas kiriman sapu terbangnya. Itu sangat keren. Draco sampai iri dan langsung meminta uncle Lucius untuk membelikannya yang sama. Aku tidak menyangka aku akan mematahkan sapuku pada pertandingan beberapa hari yang lalu. Sepertinya ceroboh memang bakat alamiku.
Ku rasa sampai disini saja, Draco dan aku akan pergi ke Hogsmeade. Sirius aku sangat gugup sekarang. Sesungguhnya aku mengulur waktu dengan berlama-lama menulis pesan untukmu agar Draco lupa dan kencan kami batal. Tapi ternyata hal itu tidak berhasil. Dia mengancam akan menciumku di kelas ramuan jika aku tidak segera menyelesaikan suratku. Aku tidak ingin di detensi Professor Snape karena aku tau ancaman Draco tidak main-main. Tolong aku sangat gugup sekarang. Aku tidak ingin mengacaukan kencan pertama kami. Semoga sifat cerobohku kali ini tidak keluar. Doakan kencan kami berjalan dengan lancar.
With Love,
HP🐍🦁
"Lama sekali" Draco melipat kedua tangannya di dada dan menyandarkan tubuhnya pada dinding batu kastil.
"Tidak sabaran" Harry mencibir Draco setelah berpesan pada Hedwig agar mengirimkan suratnya pada Sirius.
"Kau yang lama. Memangnya apa saja yang kau tulis sepanjang itu"
"Seperti surat sebelumnya, Sirius menagih cerita yang telah dia lewatkan selama aku di Hogwarts"
"Padahal tidak ada yang menarik" Ujar Draco pelan.
Harry menatapnya sebal, "Aku bisa mendengarmu"
Draco berjalan mendekati Harry, berjalan berdampingan keluar dari Hogwarts.
"Aku ingin ke Honeydukes"
"Cokelat kiriman Mother sudah habis?"
Harry melirik Draco tajam. "Ada apa dengan lirikan tajammu itu?" Pertanyaan Draco membuat Harry memukul lengan pemuda yang lebih tinggi darinya itu.
"Kau yang menghabiskannya. Cokelat di meja kemarin adalah cokelat terakhir" Harry menghembuskan nafasnya kasar dan berjalan mendahului Draco.
Oh, sepertinya Draco telah membuat kesalahan.
Segera dia mempercepat langkahnya dan meraih tangan Harry untuk digenggamnya. Draco tersenyum tipis ketika merasakan Harry tidak menolak genggaman tangannya. "Maafkan aku. Nanti ku ganti. Kau bisa membeli sebanyak apapun yang kau mau"
"Sungguh?"
Tolong tahan Draco agar tidak mencium Harry sekarang juga. Harry dengan wajah antusias dan mata hijau yang berkilauan akibat tertimpa sinar matahari adalah hal yang sangat tidak dapat Draco tolak pesonanya.
Harry memegang pipinya setelah Draco mengecupnya di sana.
"Jangan menatapku seperti itu. Aku tidak suka jika ada orang lain yang melihat. Kau terlalu menggemaskan dan jangan tunjukkan pada orang lain" Jelas Draco panjang dan kembali melanjutkan langkahnya dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Harry.
Harry menangkap senyum tipis pada wajah Draco, lalu balas mengecup pipi Draco. "Kau juga tidak boleh menunjukkan senyummu pada orang lain" Kata Harry pelan.
Dan Draco semakin tidak dapat menahan untuk tidak melebarkan senyumannya ketika melihat kekasihnya menundukkan kepala dengan kedua pipinya yang memerah.
TBC
Maaf kalo besok-besok bakal jarang update. Tapi aku tetep usahain update sehari sekali kok (◍•ᴗ•◍)❤
Doain skripshitku lancar 😭😭😭 biar bisa sering update
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat