Yg nunggu island, sabar ya. Aku masih mikir endingnya gmn. Yg bingung, coba baca ulang, pasti nemu jawabannya
Anggep aja mereka kuliah di daerah deket khatulistiwa. Karna seingetku di London ga ada peristiwa ginian
Pernah mendengar hari tanpa bayangan? Peristiwa tersebut dinamai kulminasi. Kulminasi adalah fenomena ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa atau titik zenit. Tentu saja hal ini menyebabkan benda yang berdiri tegak tidak memiliki bayangan. Dan Harry selalu membenci ketika hari itu datang.
Dia dan mahasiswa Astronomi lainnya secara otomatis mendapatkan tugas untuk melakukan pengamatan. Yeah, pengamatan di bawah terik matahari siang hari. Sangat indah bukan? Karena itulah Harry menatap malas teman-temannya --dari bawah pohon rindang-- yang sedang memanggang tubuh mereka dengan alasan observasi. Dia sudah tidak tahan berlama-lama lama dibawah sinar matahari, bajunya sudah basah oleh keringat dan kipas portabel yang dia bawa sangat tidak membantu, baterainya habis.
"Aku meleleh" Keluh Harry yang hanya dibalas tatapan malas oleh Hermione.
Harry sudah mengatakannya lima belas kali sejak mereka berdua berteduh.
"Aku ingin minum"
"Kau sudah menghabiskan air minumku, Harry"
"Tapi aku ingin minum lagi 'Mione"
"Sepertinya tadi aku melihat Draco diam-diam pergi ke arah cafetaria, mungkin dia masih disana. Cepat kirim pesan padanya, aku ingin menitip minuman"
Harry membuka mulutnya tidak percaya. DRACO BERKHIANAT! Kenapa dia tidak mengajak Harry? Dan tega sekali dia membiarkan Harry hampir kering di lapangan. Harry berdiri dan melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju cafetaria. Tidak peduli jika dilihat dosen atau mahasiswa yang lain. Dia ingin memarahi Draco.
Belum setengah perjalanan, Harry melihat Draco berjalan beberapa meter di depannya dengan satu gelas ice americano ditangannya. Harry mempercepat langkahnya dan merebutnya dari tangan Draco, padahal Draco sedang meminumnya.
"Hei hei apa apaan itu"
Harry mengabaikan protes dari Draco dan tetap melanjutkan kegiatannya menyedot minuman berkafein itu. Harry tersenyum puas ketika merasakan cairan dingin itu melewati tenggorokannya.
"Kau penghianat" tuduh Harry sambil mengarahkan telunjuknya ke Draco, wajahnya memerah karena kepanasan. Jangan lupakan keringat di dahinya.
Draco merebut kembali minuman yang dibelinya dan meminumnya lagi sebelum dirampas oleh Harry, lagi.
"Kau membeli minuman tanpaku dan tega membiarkanku hampir kering di sana"
Draco hanya melihat Harry dengan wajah datarnya, Harry memang drama queen. Eh? King atau queen?
"Aku sudah mengirim pesan singkat padamu, menyuruhmu datang ke cafetaria. Akan ketahuan jika kita kabur bersama-sama"
Harry merogoh kantung celananya dan membuka ponselnya. Ternyata benar, ada notifikasi pesan singkat yang Draco kirimkan.
"Ayo kembali" Draco menarik tangan Harry dan keduanya berjalan menuju lapangan tempat observasi.
"Sudah dimulai belum?"
Harry melihat jam tangannya, "Emm... satu menit lagi" kemudian mengangguk.
"Hah? SATU MENIT?" Harry terkejut dan berlari agar cepat sampai di lapangan, membuat Draco ikut tertarik karena keduanya berpegangan tangan.
Draco menarik tangan Harry, membuat kekasihnya berhenti berlari dan melemparkan tatapan bertanya. Draco menunjuk ke arah bawah dan Harry melihat tempat mereka berpijak yang ditunjuk oleh Draco.
Mereka tidak memiliki bayangan.
Harry tiba-tiba tersenyum, membuat Draco melihatnya dengan pandangan seolah bertanya "Ada apa"
"Aku tidak sepenuhnya membenci kulminasi"
"Kenapa?" Tanya Draco penasaran, padahal sedari tadi Harry selalu menggerutu.
"Meskipun hanya sesaat, aku suka. Karena ketika kita berjalan bersama, aku tidak akan memperhatikan bayangan kita. Aku cukup sebal melihat bayanganmu yang lebih panjang daripada milikku" Harry masih tersenyum, membuat Draco mendekatinya dan memeluknya.
"Kau tau kenapa kau lebih pendek dariku?"
"Tidak usah menghina"
Draco tersenyum geli mendengar nada jengkel yang Harry keluarkan, "Agar kau dapat mendengar detak jantungku ketika aku memelukmu seperti ini" Draco mengeratkan pelukannya. "Kau mendengarnya? Dia selalu kacau di dalam sana jika aku berdekatan denganmu. Tapi aku menyukainya"
Harry semakin menempelkan telinganya di dada Draco, tempat dimana jantungnya berdetak. Persis seperti apa yang Draco katakan, jantungnya berdegup kencang. Harry pun tersenyum merasakan debaran itu.
"HARRY! DRACO! SUDAH KU BILANG UNTUK MENAHAN LOVEY DOVEY KALIAN KETIKA DI KAMPUS" Hermione berteriak dari kejauhan.
Membuat pelukan kedua oknum yang diteriaki tadi terlepas. Harry mendelik tajam ke arah Hermione. Dia sangat malu karena tiba-tiba dirinya menjadi pusat perhatian gara-gara teriakan Hermione.
END
Jgn tanya apa yg diamati waktu observasi, karna aku sm kaya Harry, selalu ngeluh kepanasan terus kabur beli minum 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat