"Emhh..."
Harry melenguh diantara ciuman itu ketika tangan Draco meremas pinggangnya. Bibir keduanya terpisah, tapi Draco menempelkan dahinya dan Harry, tidak membiarkan wajahnya dan Harry berjarak lebih jauh.
"Aku hampir gila karena merindukanmu" bisik Draco.
Harry memegang sisi wajah tampan Draco dengan sebelah tangannya, sedikit mengelusnya dan merasakan bulu-bulu halus yang ada di dekat dagu kekasihnya. Berapa hari Draco tidak bercukur? Tumben sekali Mr. Perfect tidak memperhatikan penampilannya. "Aku juga sangat merindukanmu" kata Harry, lalu dia menutup matanya ketika Draco mengecup bibirnya.
"Ingin berjalan-jalan sebentar? Mengenalkan New York padaku"
"Bagaimana dengan ini?" Jari telunjuk Harry menekan sesuatu yang keras di bawah sana dan tersenyum jahil.
"Ku kira kau tidak menyadarinya" Draco menyeringai.
Masih dengan senyuman pada wajahnya, Harry menatap Draco. Ternyata dia juga merindukan seringai itu.
"So? Want me to do something, Mr. Malfoy? Or..." Harry menggantungkan kalimatnya. Membuat Draco menaikkan sebelah alisnya, dia memilih diam untuk mendengarkan lanjutannya.
"You can do me. If you want"
Shit!
Sejak kapan Harry menjadi nakal seperti ini? Jemari lentiknya meraba dada Draco dengan ekspresi wajahnya yang terlihat seduktif.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Draco pun berdiri dengan menggendong Harry yang menempel pada dadanya. Secara reflek Harry melingkarkan kakinya pada pinggang Draco yang membawanya menuju ranjang. Jangan lupakan remasan tangan Draco pada pantatnya yang membuatnya mendesah seketika.
🐍🦁
Draco mengubah posisi Harry yang semula menungging di depannya menjadi berbaring, lalu dia kembali dengan aktifitasnya yaitu membawa Harry menapaki dunia milik mereka berdua. Bibir Harry yang telah membengkak tak henti-hentinya mengeluarkan suara desahan, suara yang Draco klaim sebagai suara terindah yang pernah dia dengar. Harry mendongak ingin meraih bibir Draco, dan dengan segera Draco mencium kekasihnya karena mengerti keinginan sang kekasih.
"Eunghh... Aah.. Draayyy" Harry meracau tidak jelas ketika gerakan Draco di bawah sana semakin cepat. Dengan mulut terbuka yang tak hentinya mengeluarkan desahan dan erangan, mata sayu Harry beberapa kali terpejam dengan tangan yang sedikit menjambak rambut pirang platina Draco ketika gerakannya semakin liar dan berantakan.
Kini keduanya memejamkan mata dengan napas terengah setelah pelepasan. Butuh hampir tiga jam untuk membuat Draco keluar. Jika Harry tidak salah ingat, Draco tidak membutuhkan waktu selama itu terakhir kali mereka melakukannya.
"Masih ingin berjalan-jalan?" Harry melirik Draco yang berbaring di sampingnya. Kemudian dia memiringkan tubuhnya dan membelai wajah tampan kekasihnya, mengagumi wajah rupawan sang pewaris Malfoy di hadapannya.
Draco mengecup kening Harry lalu membawa bibirnya ke bawah menuju hidung, melewati bibir merah merekah Harry dan berakhir di dagu, "Itu bisa menunggu, aku yakin kau kelelahan" mata abu-abunya bertemu dengan mata hijau Harry. Iris hijau itu tertutup oleh kelopak mata ketika Draco mendaratkan kecupan di sana, "ayo tidur" ajaknya.
Harry merapatkan tubuhnya dan menenggelamkan kepalanya pada dada Draco, "Aku masih tidak percaya kau disini" suaranya sedikit teredam tapi Draco masih bisa menangkapnya, si pirang pun tersenyum dan mengecup puncak kepala yang dihiasi dengan surai hitam itu.
"Kau bisa sedikit menggerakkan bagian bawahmu dan merasakan milikku di dalamnya"
Seketika Harry mendongak menatap wajah Draco. "Kau merasakannya? Aku nyata kan?" Tanya Draco.
Yeah, Harry merasakannya. Kejantanan Draco yang menegang di dalam lubangnya. Draco gila. Dan Harry luar biasa malu sekarang. Sepertinya tidur hanya omong kosong.
🐍🦁
26 Desember, New York.
Sehari setelah natal toko-toko yang berjejer rapi di samping jalan terlihat ramai, hiasan-hiasan khas natal tentu saja masih menjadi tema toko-toko itu. Draco dan Harry menyusuri jalanan kota New York yang dingin dengan bergandengan tangan. Keduanya tampak bahagia, senyum manis masih setia tersungging di bibir Harry dan Draco ikut tersenyum tipis melihat senyuman kekasihnya. Keduanya berjalan tanpa tujuan, dengan sesekali memasuki gang sempit yang sepi untuk berbagi ciuman.
"Kau tidak kedinginan, Love?" Harry yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya, lagi-lagi senyum terukir di wajahnya.
Setelah hampir satu jam berjalan tanpa tujuan, mereka memutuskan untuk kembali ke flat Harry karena salju mulai turun lagi. Terjebak dalam badai adalah hal yang terakhir mereka inginkan. Harry meletakkan coat miliknya dan Draco di keranjang pakaian kotornya, keduanya sedikit basah terkena salju yang mencair. Setelahnya Harry menuju ke dapur. "Coklat panas atau kopi?" tanyanya pada Draco yang sedang sibuk memeriksa tabletnya di sofa depan televisi, mungkin urusan pekerjaan.
"Terserah" Draco menjawab tanpa melihat Harry, "kopi jika kau ingin aku terjaga dan tidak membuatmu istirahat semalam penuh" tambahnya.
Harry tersenyum mendengar jawaban Draco, lalu dirinya meraih dua cangkir dan mengisi salah satunya dengan kopi untuk Draco serta bubuk coklat untuknya.
Keduanya terdiam. Entahlah, hening diantara mereka terasa menenangkan. Hanya dengan mengetahui fakta bahwa mereka bersama sudah cukup. Saat ini posisi Draco sedang duduk di karpet berbulu ruang tamu sekaligus ruang televisi Harry, punggungnya menyandar pada sofa dan sebelah tangannya memeluk perut Harry. Sedangkan Harry menyandarkan punggungnya pada dada Draco, dengan cangkir berisi coklat panas di tangannya. Harry memiringkan kepalanya untuk menatap Draco yang duduk di belakangnya.
"Dray" panggilan Harry dibalas dengan deheman pelan.
"Kapan kau kembali ke London?"
Draco mengecup kepala Harry sebelum dirinya menjawab pertanyaan kekasihnya dengan pertanyaan, "Kau ingin kapan?"
"Kau tidak sibuk?"
Gelengan kepala menjadi jawaban.
"Tanggal dua?" saran Harry.
"Okay" jawaban Draco membuat Harry merekahkan senyumnya.
"Aku ingin menghabiskan pergantian tahun denganmu" ucap Harry, lalu menyandarkan punggungnya pada dada Draco lagi setelah meletakkan minumannya di meja. Draco pun mengeratkan pelukannya pada perut Harry.
"Sepertinya seminggu ke depan akan penuh dengan aktifitas membuat little Malfoy"
Harry tersenyum tipis mendengar kalimat yang diucapkan Draco, pipinya bersemu mengingat kegiatan ranjangnya bersama Draco kemarin.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat