Sore yang hangat, sebentar lagi Matahari akan menghilang dan tugasnya untuk menemani Bumi digantikan oleh sang rembulan. Dan Draco memilih menghabiskan waktu di sore yang cerah ini dengan sedikit berjalan-jalan. Dia ber-apparate dari Kementerian menuju padang canola yang terletak tak jauh dari rumahnya. Warnanya yang kuning terlihat semakin cantik ketika bertemu dengan jingga di langit.
Dia terus melangkah sementara mata kelabunya dimanjakan oleh keindahan alam di sekitarnya. Draco menghentikan langkahnya dan memejamkan matanya sejenak ketika merasakan hembusan angin menerpa kulitnya. Dan ketika netranya terbuka lagi, dia melihat bangunan megah dan kokoh dengan nuansa gelap berada tak terlalu jauh di depannya.
Kakinya membawanya memasuki halaman luas Manor itu, dari kejauhan dia dapat melihat burung merak sedang berjalan dengan anggun. Dia terus melangkah hingga dirinya menangkap suara tak asing memasuki inderanya.
"Kau sudah pulang, son?"
Itu ibunya, dengan buku di tangannya dia menghampiri anak semata wayangnya. Lady Malfoy itu mencium pipi putra kesayangannya.
"Apa kau lelah?" Tanya Narcissa.
"Tidak, Mum. Apa Father sudah pulang?"
Narcissa menoleh ke samping, bertepatan dengan suaminya yang sedang berjalan menuruni tangga. "Sepertinya aku tidak perlu menjawab." Lalu wanita itu duduk lagi di sofa tunggal di ruang keluarga itu.
"Aku ingin membicarakan sesuatu." Draco mengatakannya setelah dia menduduki salah satu sofa, berseberangan dengan ayahnya.
"Tentang apa?" Tanya Lucius yang kemudian meminum teh yang baru saja diantarkan oleh salah satu peri rumah mereka.
"Aku ingin menikahi Harry," Draco melihat ayahnya yang -masih terlihat tenang- menaruh cangkir tehnya di meja. Sementara ibunya hanya diam mendengarkan, seolah tahu bahwa anaknya belum menyelesaikan kalimatnya. "Harry hamil. Dia mengandung anakku, anak kami." lanjutnya.
Draco berani bersumpah bahwa dia tidak pernah melihat ayahnya sepucat ini. Bahkan saat Dark Lord mengacungkan tongkatnya ke leher Lucius, sang Lord Malfoy tetap terlihat tenang dan topeng dinginnya masih terpasang dengan rapih.
"Oh Merlin! Benarkah itu, dragon? Aku akan menjadi seorang nenek?" Respon Narcissa yang kelewat antusias membuat Draco mengalihkan pandangannya pada sang ibu.
"Benar, Mum."
"Jadi berapa bulan usia kandungannya? Apakah bayi kalian tumbuh sehat? Aku ingin segera bertemu dengan Harry," Narcissa menghujani Draco dengan banyak pertanyaan, Lady Malfoy itu terlihat sangat gembira.
"apakah dia di Grimmauld Place? Aku akan ke sana sekarang juga," Narcissa segera berdiri dan berjalan mendekati perapian, "Lucius ayo!" ajaknya pada suaminya yang masih terdiam membeku. "Lupakan. Aku akan ke Grimmauld Place sendiri."
Setelah kepergian Narcissa, ruang keluarga itu terasa sepi meskipun masih ada dua anggota keluarga yang duduk di sana.
"Father," Lucius berdehem setelah mendengar Draco memanggilnya, "apakah kau tidak setuju aku menikahi Harry?" Draco sedikit lega telah berhasil menanyakannya kepada sang ayah.
Lucius mengambil cangkir tehnya lagi, meminumnya sedikit sebelum menjawab pertanyaan anaknya. "Aku tidak pernah mengatakan hal itu."
Draco tersenyum tipis, dia tahu betul maksud dari kalimat yang diucapkan oleh ayahnya. Itu artinya Lucius merestui hubungannya dengan Harry dan mengijinkannya menikah dengan Harry. Dia luar biasa lega sekarang.
🐍🦁
Setelah melangsungkan pesta pernikahan yang sangat mewah -hasil paksaan Narcissa- Draco dan Harry yang telah memutuskan untuk tinggal di lingkungan muggle pun segera pindah. Di apartemen yang mereka beli itu mereka memiliki tetangga yang baik dan ramah. Hal itu membuat Harry semakin betah tinggal di sana. Dan Sirius semakin gila karena Harry jarang mengunjunginya di Grimmauld Place.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat