Musim semi tahun 1983
Dari siang Mrs Potter sangat sibuk di dapur membuat berbagai macam camilan manis. Kemudian sore harinya Harry yang sedang sibuk menorehkan crayon pada buku mewarnainya terkejut ketika ibunya tiba-tiba mengajaknya berkunjung ke rumah tetangga baru mereka. Rumah yang terletak tepat di samping rumah mereka kini telah dihuni oleh keluarga Malfoy. Mrs Malfoy menyambut kedatangan mereka dengan ramah dan dua ibu-ibu itu pun cepat akrab.
"Mum, dimana kotak mainanku?"
Suara itu membuat Harry kecil yang sedang duduk di sebelah ibunya pun menoleh. Dia melihat anak kecil berambut pirang sedang berdiri di anak tangga teratas. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, mungkin sama dengan Harry.
"Dragon, kemari. Mum ingin memperkenalkan tetangga baru kita, Son"
Anak kecil yang dipanggil Dragon itupun menuruni tangga dan berdiri di samping ibunya yang sedang duduk di sofa tunggal.
Narcissa tersenyum dan memegang pundak putra semata wayangnya, "Son, perkenalkan Mrs Lily Potter dan anaknya, Harry Potter. Dia seumuran denganmu. Dan Lily, Harry, ini Draco, putraku"
Netra abu-abu itu menatap pasangan ibu dan anak yang duduk di sofa ruang tamu rumah barunya. "Salam kenal Mrs Potter"
"Mainanmu ada di ruangan samping kamarmu, bagaimana jika kau mengajak Harry bermain?" Narcissa menatap putranya penuh harap. Draco yang mengerti arti tatapan ibunya pun menganggukkan kepalanya dan mengajak Harry ke lantai atas.
🐍🦁
Kesan pertama yang Draco lihat dari Harry adalah dia anak yang manis dan pemalu. Pipinya bersemu kemerahan, dan itu membuat Draco harus berusaha keras menahan dirinya agar tidak mencubit pipi menggemaskan itu.
"Kau suka bermain apa?" tanya Draco pada Harry yang duduk diam di kamarnya.
Yang ditanya tetap diam dan hanya mengedipkan matanya. Karena merasa tidak mendapatkan jawaban, Draco yang tadinya sibuk mencari mainan yang akan dia pakai untuk bermain bersama Harry pun ikut duduk di depan bocah bermata bulat itu.
Bocah berumur tiga tahun itu memperhatikan bocah berambut hitam di depannya. Mata dengan iris berwarna hijau cemerlang itu yang pertama kali menarik perhatian Draco, bulu matanya pun cukup panjang dan lentik. Hidungnya yang mungil itu terlihat pas di wajahnya, tidak terlalu mancung. Lalu bibir mungilnya berwarna merah. Pipinya yang penuh juga dihiasi semburat kemerahan.
Oh? Apakah dia kedinginan? Tapi Draco tidak merasa kedinginan. Musim dingin telah berlalu, dan udara pertengahan musim semi juga tidak dingin. Lalu kenapa pipinya terlihat memerah? Apakah memang selalu seperti itu? Kira-kira begitulah isi pikiran Draco Malfoy kecil.
"Kau kedinginan?" tanya Draco.
Harry menggelengkan kepalanya, "Tidak" jawabnya.
"Kau sakit?" Tanyanya lagi dan mendapatkan jawaban yang sama dari Harry, "Tapi pipimu merah"
Setelah mendengar pernyataan Draco, Harry memegang kedua pipinya dengan jemari mungilnya. "Panas" gumamnya.
"Kau yakin tidak sakit?"
Harry menggeleng dengan yakin, "Apakah sangat mewah? Pipiku memang mudah memewah"
Kalimat yang diucapkan Harry membuat Draco terdiam.
Harry yang melihat teman barunya terdiam pun memanggilnya, "Dwaco?" dan melambaikan tangannya di depan wajah putih pucat Draco.
"Ya?"
"Kau kenapa?" tanya Harry.
"Kau belum bisa mengucapkan huruf R?"
Harry tertunduk malu mendengar pertanyaan itu. Draco pun dapat melihat pipi Harry lebih merah dari sebelumnya. Lalu dia menepuk pundak Harry dua kali, membuat Harry mengakhiri sesi menunduknya dan menatap Draco yang sedang tersenyum padanya.
"Tidak apa-apa. Aku baru bisa mengucapkannya saat musim panas kemarin"
Senyuman dan kalimat yang Draco ucapkan membuat Harry ikut mengembangkan senyumnya. Dia kira Draco akan mengejeknya, sama seperti teman-temannya yang lain.
"Aku kiwa kau akan mengejekku" kata Harry dengan suara pelan.
"Kenapa begitu? Memangnya ada yang mengejekmu?"
Harry mengangguk, kini raut wajahnya terlihat sedih, "Teman-temanku tidak mengajakku bewmain kawena hanya aku yang belum bisa mengatakan huwuf ew"
"Mereka bukan temanmu. Teman tidak akan begitu," kata Draco yang terdengar geram, "jangan berteman dengan anak yang seperti itu. Aku akan menjadi temanmu"
"Sungguh?"
"Tentu saja" senyuman kembali terlihat di bibir Draco, "lagipula namaku terdengar lucu ketika kau mengucapkannya"
"Lucu?"
"Ya. Coba panggil aku" perintah Draco.
"Dwaco? Sepewti itu?"
"Iya. Terdengar lucu kan?"
Draco tersenyum lebar padanya hingga membuat Harry malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat