Harry memasuki kelasnya dan memilih tempat duduk yang strategis agar bisa tidur. Siang ini sangat panas dan Harry tidak ingin membuat otaknya bekerja keras karena harus mencerna rumus-rumus magnitudo semu dan magnitudo mutlak suatu bintang. Ya, mata kuliah siang ini adalah astrofisika. Sangat tidak cocok untuk dicerna otak dalam kondisi bumi yang sedang panas-panasnya terpapar sinar matahari.
"Daphne tolong nyalakan AC" Harry sedikit berteriak karena posisi duduknya di deretan nomor dua dari belakang dan Daphne di depan sana, baru memasuki kelas.
"Thanks" Lanjutnya ketika AC telah menyala.
"Hai, Mate. Berangkat lebih awal?" Sapa Ron.
"Demi tempat duduk strategis untuk tidur"
"Yeah, aku jug-"
"Cobalah lebih serius jika tidak ingin mengulang mata kuliah ini" Draco yang baru datang memotong ucapan Ron dan duduk tepat di depan Harry.
"Aku tau" Balas Harry singkat lalu fokus melihat ponselnya untuk mengirim pesan singkat kepada ibunya.
🐍🦁
"Aku bosan"
Keluh Harry, tentu saja dengan suara sepelan mungkin agar tidak di dengar oleh dosen yang sedang menjelaskan rumus perhitungan jarak bintang di depan sana.
"Lebih baik kau mendengarkan dan mencatatnya daripada mengeluh seperti itu" Draco menanggapi Harry sambil menulis pada buku catatannya.
Harry memegang rambut belakang Draco dan sedikit menariknya. Membuat tangannya dipukul oleh Draco.
"Tidak seru" Keluh Harry lagi.
Draco menyandarkan punggungnya di kursi dan sedikit menolehkan kepalanya untuk melirik Harry. "Kau seharusnya pergi ke game center, bukan ke kelas jika ingin mencari sesuatu yang seru"
"Jatah bolosku sudah habis, Dray"
Draco menghembuskan nafasnya panjang, menyamankan posisinya dengan menyandarkan punggungnya kemudian menerawang melihat putihnya langit-langit kelas. "Minggu kemarin membolos kemana?"
"Ke kampus sebelah. Ada event budaya"
"Event budaya?" Tanya Draco dengan nada tidak percaya.
"Event yang berbau Jepang. Kau tau, Anime?" Harry memajukan badannya dan menyandarkan dahinya di bahu Draco, di dekat perpotongan leher. Dia melihat kebawah memusatkan pandangannya ke arah sepatunya yang sedikit kotor di ujungnya sebelum membuka ponselnya mengecek apakah ibunya sudah membalas pesannya atau belum.
"Bersama siapa?"
"Cedric dan Cho. Dan aku menyesal. Aku hanya menjadi lalat pengganggu kencan mereka"
Draco menahan tawanya ketika nada suara Harry terdengar kesal. Mereka masih di dalam kelas ngomong-ngomong.
"Akhir pekan besok ada kpop dance competition kan? Ingin ku temani menonton?"
Harry terkejut mendengar tawaran Draco, dia menegakkan tubuhnya dan menatap mata keabuan Draco yang menatapnya dalam posisi terbalik karena Draco masih menengadahkan kepalanya. Mungkin dia terlalu malas memutar tubuhnya untuk menatap Harry secara normal.
"Kau serius?" Tanya Harry memastikan.
"Tentu saja. Asal kau tidak heboh meminta berfoto dengan pengisi acaranya dan meninggalkanku"
"Oke. Aku tidak akan melakukannya dan tidak akan meninggalkanmu" Harry memperlihatkan senyum terbaiknya lalu memajukan tubuhnya lagi untuk menyandarkan dagunya di bahu kanan Draco lalu mencium singkat leher putih itu.
Tangan kirinya sedikit bermain dengan telinga kiri Draco. Lagi-lagi tangannya dipukul oleh Draco. Kali ini sedikit lebih keras daripada yang sebelumnya.
"Sudah ku bilang jangan menyentuh telingaku" Desis Draco pelan.
"Apa kau mudah bangun jika aku menyentuhnya?"
"Hentikan jika kau tidak ingin berakhir mendesah di toilet setelah kelas ini berakhir" Draco mengancam Harry ketika merasakan tangan Harry memegang telinganya lagi.
"Kalau begitu buat aku mendesah" Tantang Harry yang mendapat balasan berupa seringai di wajah tampan Draco.
🐍🦁
Harry membaca pesan dari Hermione dengan mata yang membulat.
"Bisakah kalian menahan lovey dovey kalian ketika kelas sedang berlangsung? Jangan membuat iri kami yang belum memiliki pasangan dan tidak baik jika dosen melihat. Aku ingin menegurmu tapi tempat duduk kalian jauh dariku. Lain kali jangan diulangi lagi"
Harry merasa seperti baru saja dimarahi oleh ibunya. Dan malu tentu saja. Dia kira tidak ada yang melihatnya menggoda Draco di kelas.
"Ada apa?" Tanya Draco begitu keluar dari dalam kamar mandinya hanya menggunakan celana pendeknya tanpa atasan.
Harry menyerahkan ponselnya kepada Draco, menyuruhnya membaca pesan dari Hermione. Ngomong-ngomong Draco tidak main-main dengan ancamannya di kelas tadi. Dia benar-benar membuat Harry mendesah, bukan di toilet kampus melainkan di kamar apartemen Harry.
"Oh. Ku kira apa" Kata Draco cuek.
Harry mencibirnya dengan pelan "Dasar muka tembok"
END
Kalo aku buat femHarry gmn? Namanya siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat