Good morning, Mr. Malfoy

11.8K 1K 41
                                    

Mau bacot dan rada panjang
Aku lupa Harry ulang tahun. Dan malah post yg sedih :( tapi aku suka kok bikin yg sedih meskipun kemaren ngetiknya sambil nangis bayangin my dragon gitu beneran :') tapi lebih enjoy ngetik yg uwu gini krn idupku ga seuwu ini 😭 jadi part ini anggep aja kado buat ulang tahun Harry. Sebenernya ini stok besok sih wkwkwk
Kalo part sebelumnya ada yg mati, ini ada yg mau idup 😏
Oh iya, bayangin dreko kaya di atas






Ruangan serba putih yang berbau khas obat-obatan itu sepi dan tenang. Penghuninya tertidur pulas di kursinya dengan kepala menengadah. Dia kelelahan setelah dua hari ini disibukkan dengan berbagai operasi dadakan dikarenakan banyak korban kecelakaan mobil beruntun yang baru saja terjadi kemarin.

Code blue

Code blue

Dengan segera Draco tersadar dan menyambar jas putih berlengan panjangnya. Dokter spesialis bedah itu berlarian di koridor menuju ruang operasi. Begitu dirinya memasuki ruang operasi, Dokter Snape telah berada di sana. Tangan dokter senior itu menekan perut bagian atas seseorang yang mengeluarkan darah. Sepertinya robek, tidak.. itu luka tembakan. Draco mendekat untuk melihat wajah pasien itu, dan dirinya kaget bukan main.

"Dokter Malfoy keluar dari sini"

Draco masih terdiam menatap pasien itu, mengabaikan perintah dari Severus.

"Apa kau bisa keluar?" pertanyaan Severus berhasil membuat Draco tersadar dan beralih melihat seniornya itu.

"Aku akan menanganinya. Kau bisa keluar" perintah Severus pada Draco.

Draco menggelengkan kepalanya, matanya melotot karena kaget, "Tidak. Aku akan menanganinya"

"Keluar Dokter Malfoy" desis Severus.

"Tidak" Draco melangkahkan kakinya menuju ruangan lain untuk mempersiapkan diri.

"Ku bilang keluar Draco!"

Beberapa orang di dalam ruang operasi itu terkejut ketika Severus membentak dan memanggil Draco dengan nama depannya. Severus terkenal sebagai dokter yang tenang meskipun terkesan menakutkan karena tatapannya. Mendengarnya membentak salah satu rekannya tentu saja membuat mereka terkejut, meskipun rekannya adalah anak baptisnya sendiri.

"Aku bisa, Severus. Jangan halangi aku"

Beberapa pasang mata yang melihat kejadian itu juga terheran-heran melihat sikap Draco Malfoy kali ini. Dokter yang terkenal dingin dan selalu memasang wajah temboknya itu terlihat sangat terkejut ketika melihat pasien yang terbaring lemah itu. Siapa yang menyangka kalau Draco bisa mengeluarkan ekspresi wajah kaget? Wajah dingin itu membuat mereka lupa bahwa Draco masih manusia yang bisa mengeluarkan berbagai macam ekspresi seperti mereka.

🐍🦁

Severus mengalah, dirinya berdiri memperhatikan Draco yang berada di ruang operasi dari ruangan kecil yang tersekat oleh kaca. Tinggal tahap terakhir, yaitu menjahit perut si pasien dimana sebuah peluru bersarang, yang sudah Draco ambil. Draco melakukannya dengan sempurna seperti biasanya. Lalu dokter muda itu keluar dari ruangan operasi untuk membersihkan dirinya.

Setelahnya Draco kembali ke ruangannya dan kembali duduk di kursi. Pikirannya melayang mengingat kejadian saat dirinya melihat wajah yang sangat dikenalinya di ruang operasi tadi. Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia bisa tertembak? Kenapa dia begitu bodoh? Draco masih tidak habis pikir bagaimana bisa orang ceroboh seperti Harry menjadi salah satu anggota Badan Intelijen Eksternal Britania Raya. Karena tubuhnya masih terlalu lelah, Draco pun tertidur lagi di kursinya. Kali ini kepalanya berada di atas meja kerjanya.

🐍🦁

Pagi hari setelah operasi yang semalam berlangsung, seharusnya si ceroboh sudah sadar. Tapi ternyata dia masih nyaman memejamkan matanya, Draco sedang menunggu di kamar inapnya sambil membaca buku. Hari ini dia tidak ada jadwal operasi apapun, kecuali operasi dadakan tentu saja. Mata keabuan Draco melihat Harry yang perlahan membuka matanya.

"Good morning, Mr. Malfoy" Draco menyapa Harry yang sedang mengerjapkan matanya. Lalu dokter itu memeriksa keadaannya.

"Ingin menjelaskan sesuatu?" tanya Draco setelah dirinya selesai memeriksa keadaan Harry.

"Aku tertembak"

"Aku yang mengeluarkan peluru itu. Jadi aku sangat tau bahwa kau tertembak"

Kalimat dengan nada dingin yang Draco keluarkan membuat Harry takut. Draco tidak pernah berbicara dengan nada sedingin ini padanya. Sepertinya Draco menyadari bahwa Harry ketakutan, dirinya duduk di ranjang rumah sakit dimana Harry berbaring kemudian menggenggam tangannya yang bebas dari selang yang mengalirkan cairan infus itu.

"Maaf aku membuatmu takut" wajah Draco yang tadinya terlihat datar kini menatap lembut pasiennya.

"Tidak apa" jawab Harry dengan suara pelan.

"Aku khawatir padamu, Love. Aku sangat terkejut ketika melihat Severus berusaha menghentikan pendarahan di perutmu"

"Apa dia baik-baik saja?" tanya Harry dengan wajah yang terlihat khawatir.

"Ya. Dan tidak ada lagi alasan yang bisa kau gunakan untuk memaksaku agar mengijinkanmu tetap bekerja" Draco mengecup punggung tangan Harry dengan lembut, "istirahatlah. Aku akan ke ruanganku sebentar"

Harry menggelengkan kepalanya, "Aku ingin ditemani. Setidaknya sampai aku tertidur"

Draco menatap mata hijau indah itu, pesonanya memang tidak bisa diabaikan. Dia menghembuskan napasnya panjang lalu duduk lagi, "Baiklah" tangannya mengelus dahi Harry setelah mengecupnya di tempat yang sama.

Harry memegang tangan Draco dan meletakkannya di atas perutnya yang datar, "Dia ingin dielus oleh Father" kata Harry sambil tersenyum.

Draco tersenyum dan mulai mengelus perut dimana buah hati mereka tumbuh, meskipun perut Harry belum terlihat membesar. "Sepertinya dia merindukanku"

"Aku juga merindukanmu" kata Harry yang sedang menutup matanya.

"Akhir pekan besok aku milikmu"

Harry membuka matanya dan menatap suaminya yang juga sedang menatapnya, "Aku ragu. Pasti akan diganggu dengan panggilan dadakan menyebalkan lagi"

Draco terkekeh mendengar Harry merajuk. Oh, pasti para rekan kerjanya di rumah sakit --kecuali Severus-- tidak akan percaya melihat ini. Pasti mereka mengira yang baru saja terkekeh bukanlah Draco, itu adalah Draco palsu. Dan Draco yang asli pasti sedang disembunyikan entah dimana. Sepertinya mereka benar-benar harus mengurangi menonton film bertema detektif disaat mereka senggang.

"Aku bisa mematikan ponselku. Dan mencabut kabel telepon jika perlu" Draco merendahkan tubuhnya untuk mencium bibir Harry.

Harry tersenyum, "Sepertinya itu ide yang bagus"

"Aku sudah memberitahu Mother dan Mom. Mungkin siang nanti mereka kemari"

Harry membelalakkan matanya, "Oh no! Bagaimana bisa kau setega itu? Kau mengumpankan aku pada dua macan betina, Dray"

Draco memutar bola matanya malas, "Kemungkinan paling buruk kau hanya akan mendengar nasihat tentang menjaga diri dan lebih berhati-hati"

"Yeah.. selama berjam-jam"









END

DRARRY ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang