Krn aku gatau kpn bisa lanjut island, jadi maaf, gomennasai, I'm sorry, 미안합니다
FemHarry tapi namanya tetep Harry Potter
Ruang tamu yang didominasi warna merah itu terlihat berantakan. Sampah makanan ringan dimana-mana, remahan makanan ringan juga ikut menemani di sekitar tiga gadis yang berada di ruangan itu. Oh, bahkan sofa kesayangan Mrs. Potter pun sudah tidak pada posisinya semula, bergeser akibat ditendang oleh putri semata wayangnya.
Gadis berambut cokelat bergelombang menjulurkan tangannya untuk meraih minuman bersoda, "Thanks" katanya, ketika gadis berambut hitam pendek membantunya meraih minuman itu.
Gadis berambut hitam pendek itu -Pansy Parkinson- menendang gadis berambut hitam panjang yang terlentang di sebelahnya, di karpet tebal dan empuk ruang tamu milik orang tuanya. Yeah.. dia Harry Potter. "Mau sampai kapan kau seperti ini, Harry? Aku tau kau bodoh" Harry bereaksi ketika mendengar kata bodoh, dirinya bergeser menjauhi Pansy karena gadis berambut pendek itu masih setia menendangi Harry, "tapi aku tidak menyangka kau sebodoh ini" Pansy merangkak mendekati Harry, memegang dagunya agar gadis berambut panjang sepinggang itu melihatnya berbicara, "kau yang memutuskan hubungan kalian tapi kau sendiri yang meratapinya"
Skak mat.
Kalimat yang keluar dari bibir Pansy begitu tepat.
Pansy melepaskan dagu Harry, membiarkannya memunggungi dirinya dan Hermione.
"Ngomong-ngomong kau belum menceritakan kenapa kau putus dengan Draco" kalimat Hermione semakin membuat Harry meringkuk. Menghembuskan napasnya kasar, Hermione tau Harry tidak akan menjawabnya sekarang, dia mengikat rambutnya tinggi lalu bangkit memunguti hasil karya mereka bertiga di ruang tamu keluarga Potter. Pansy mengikutinya, mengumpulkan kaleng-kaleng bekas minuman dan jus yang berserakan.
"Kau memilih menyingkir atau ikut ku masukkan dalam kantong sampah ini?"
Harry bangkit dari posisinya ketika mendengar ancaman Pansy. Lalu dirinya duduk di sofa, melihat dua sahabatnya memasukkan sampah pada kantong besar yang entah mereka dapat dari mana. Harry hanya diam. Dan berkedip.
Beberapa menit kemudian ruang tamu itu terlihat bersih. Kotak-kotak bekas pizza dan bucket bekas ayam goreng yang mereka makan sudah lenyap.
"Aku malu" kata Harry. Hermione dan Pansy yang baru saja akan keluar untuk membuang sampah pun menghentikan langkahnya.
"Sebentar. Hanya membuang sampah. Setelah itu kau bisa melanjutkannya" potong Pansy ketika Harry terlihat akan membuka mulutnya lagi.
🐍🦁
"Aku setuju pada Pansy bahwa kau bodoh. Sangat bodoh" komentar Hermione setelah mendengarkan cerita Harry.
"Memang langka laki-laki seperti Draco" Pansy melirik Harry, lebih tepatnya pada dada gadis itu. "ku rasa milikmu bagus" komentarnya, lalu tangannya meremas payudara sebelah kanan Harry, menyebabkan pemiliknya berteriak karena kaget. "kau tidak suntik silikon kan Harry? Oh, ku rasa tidak. Aku merasakan teksturnya masih alami" Harry melotot horor mendengar celotehan Pansy, "ukurannya juga lebih besar dari punyaku" lalu Pansy melihat Hermione, yang dilihat segera menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya sambil melotot. "Lebih besar juga daripada punya Hermione" Pansy meneliti badan Harry, gadis yang memakai celana pendek dan kaos putih ketat itu menutupi dirinya dengan bantal sofa, "Badanmu juga bagus. Lalu apa masalahmu? Kenapa sampai sekarang Draco belum menyentuhmu?"
"Mana aku tau" dengus Harry.
Mari kita luruskan. Jadi Harry kacau selama beberapa hari belakangan karena dirinya sendiri memutuskan hubungannya dengan sang kekasih, Draco Malfoy. Kejadiannya seminggu yang lalu. Harry hanya gadis biasa, dia merasa iri ketika mendengar teman-temannya bercerita tentang sex pertama mereka yang luar biasa. Jadi dirinya yang merasa hubungannya dengan Draco sangat datar sedatar papan tulis mencoba menggoda Draco. Entah datang dari mana pemikiran itu. Mungkin dia sudah terlalu frustasi. Harry merasa hubungan mereka tidak ada tantangannya, tindakan paling jauh yang pernah mereka lakukan hanya berciuman. Oh God, seperti hubungan anak kecil, mereka sudah tujuh belas. Jadi tidak masalah jika berbuat lebih, saling meraba misalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat