"Kita mempunyai misi besar kali ini."
"Misi? Di tengah kesibukan pemilihan Presiden seperti ini?" Tanya Harry, pertanyaan yang sama juga berada di dalam kepala rekan-rekannya.
"Ya. Justru itulah misi pentingnya." Jawab Sirius, sang pemimpin organisasi tak bernama yang memiliki puluhan anggota yang sering disebut sebagai pembunuh bayaran.
"Aku tidak mengerti." Ujar Ron, pemuda yang seumuran dengan Harry itu menghentikan kebiasaan menggigiti kuku jarinya untuk memusatkan seluruh perhatiannya pada penjelasan Sirius.
Sirius hanya menyeringai sebelum memberikan penjelasan. "Presiden tercinta kita, Lucius Malfoy. Ingin membuat kekacauan pada saat kampanye. Singkat cerita kita dibayar untuk mengacaukan acaranya."
"Maksudmu Malfoy menyewa kita untuk mengacaukan acaranya sendiri seolah-olah kita orang suruhan lawan politiknya, seperti itu?"
"Cerdas seperti biasa, Cedric," Sirius tersenyum puas setelah memuji salah satu anggotanya. "Pastikan anggota keluarga Malfoy tidak ada yang terluka. Kalian cukup menyerang para bodyguard saja, mengerti?"
"Yes, Sir." Jawab seluruh anggota yang berada di dalam ruangan itu.
🐍🦁
"Menyebalkan!" Gerutu Ron.
Harry yang berada di sampingnya hanya bisa tersenyum tipis lalu menepuk pundak rekannya dengan pelan. Tanpa berbicara apapun, ia segera mencari posisi yang strategis dan mengeluarkan Sniper Barrett .416 Model 99 yang dibawanya.
Setelah persiapannya selesai, Harry menoleh kearah kirinya. Beberapa meter darinya ada Ron yang masih sibuk mempersiapkan Sniper yang dibawanya. Harry sedikit beruntung ia ditempatkan di jarak jauh, mengingat ia sedikit payah bila memegang pistol ataupun senjata laras pendek lainnya.
"Ready?" Tanya Ron.
Harry membalasnya dengan anggukan kepala lalu bersiap di posisinya. Matanya membidik ke segala penjuru panggung kecil yang disediakan untuk Lucius Malfoy berpidato. Di sisi kanan dan kiri panggung terdapat masing-masing 6 orang berpakaian rapi yang tentunya merupakan bodyguard milik sang Presiden. Sementara para bodyguard yang lain menyebar di depan panggung. Sepertinya Lucius Malfoy sangat berniat menjatuhkan reputasi lawannya, tidak biasanya kampanye diadakan di tempat terbuka seperti ini. Beberapa tahun yang lalu pun kampanye dilaksanakan di dalam ruangan.
Sembari menunggu aba-aba, Harry mengedarkan pandangannya ke sekitar panggung. Mata emerladnya menemukan sesuatu yang menarik. Sosok pemuda yang telah dikenal semua orang sebagai anak dari sang Kepala Negara, Draco Malfoy. Pemilik kulit pucat itu terlihat tampan seperti biasanya. Rambut pirangnya disisir dengan rapi, dengan setelan resmi berwarna hitam dan kemeja yang berwarna senada ia terlihat begitu mempesona di mata Harry. Oh, Harry.. ini bukan waktunya untuk mengagumi Draco Malfoy.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat