Dear Sirius,
Bagaimana kabarmu? Ku dengar sidang pembersihan nama baikmu akan dilaksanakan minggu depan. Semoga segalanya berjalan dengan lancar.
Aku ingin menceritakan tahun-tahun ku di Hogwarts yang telah kau lewatkan. Seperti permintaanmu waktu itu.
Mungkin kau dan Dad akan terkejut jika aku mengatakan topi seleksi butut itu menyerukan Slytherin dengan lantang ketika berada di atas kepalaku.
Okay, mari kita lupakan itu. Ngomong-ngomong ini cerita tahun pertamaku.
Aku mendapat teman baru, kami bertemu di kompartemen dan dia muggle-born tetapi sangat pandai. Namanya Hermione Granger, asrama Ravenclaw. Bukan hal yang mengejutkan. Lalu ada Fred dan George Weasley, mereka senior tetapi sangat seru berbincang dengan mereka. Mereka sangat jahil dan aku sulit membedakan keduanya. Mereka mengenalkan adik mereka padaku, namanya Ronald Weasley, asrama Gryffindor sama seperti si kembar.
Di Slytherin aku tidak mendapatkan banyak teman. Aku kenal dengan Pansy Parkinson ketika dia menarikku agar duduk di sebelahnya ketika makan malam di Great Hall. Dia teman yang baik meskipun sedikit banyak bicara. Kami akrab sejak saat itu. Dan dia mengenalkanku pada Draco Malfoy, anak yang di sebut-sebut sebagai Pangeran Slytherin.
Aku sedikit kesal.
Maksudku, kenapa ada hal semacam itu diantara para siswa? Bukankah kita semua sama? Yeah, katakanlah aku iri padanya.
Dia sempurna kecuali sifat jahilnya.
Yang dikatakan oleh kebanyakan siswa tentang Malfoy adalah Pangeran Es itu salah besar. Dia tidak sedingin itu, bahkan dia sangat menyebalkan dengan ejekannya yang selalu dilemparkan padaku.
Sebenarnya aku sudah mengenal Draco Malfoy sebelum Pansy mengenalkannya padaku, aku bertemu dengannya ketika mencari perlengkapan sekolah di Diagon Alley. Dia mengajakku berkenalan, dia tampak luar biasa jika dibandingkan dengan aku saat itu. Mengenakan jubah mahal dan seketika aku berfikir dia berasal dari keluarga bangsawan atau mungkin kerajaan.
Senyumnya sangat bersahabat waktu itu. Berbeda sekali ketika sedang menjahiliku. Dan aku tidak suka dengan dua bodyguardnya yang berbadan besar tetapi tidak memiliki otak itu.
Di musim semi tahun pertamaku di Hogwarts aku dan Draco berdamai ketika kami di detensi oleh Professor Snape karena tertangkap basah melemparkan kutukan di koridor. Dan kami mulai memutuskan memanggil dengan nama depan.Lalu liburan musim panas aku diajak menginap di Malfoy Manor. Manor nya sangat besar dan luas. Kami bermain Quidditch setiap sore, jika tidak hujan. Dan membaca buku di perpustakaan Malfoy setiap malam. Aunt Cissy sangat baik padaku, masakannya luar biasa dan aku baru tau dia adalah sepupumu. Jika Hermione mengatakan Malfoy itu sangat dingin, maka aku akan mengiyakannya, bukan Draco Malfoy tetapi Lucius Malfoy. Uncle Lucius sangat dingin tetapi dia baik padaku.
Ngomong-ngomong soal Hermione, aku ingat ketika dia berada di kamar mandi Myrtle dan ada trol gunung yang masuk ke Hogwarts. Malam itu benar-benar luar biasa. Dan aku diceramahi Draco selama hampir tiga puluh menit di ruang rekreasi karena sikap sok pahlawanku ketika menyelamatkan Hermione.
Ku rasa suratku terlalu panjang.
Oh iya, natal nanti aku dan Draco akan menginap di Grimmauld Place.With Love,
HP🐍🦁
Harry menyimpan suratnya ke dalam tasnya, memutuskan untuk mengirim suratnya ke Sirius besok pagi.
"Surat untuk siapa?" Draco mengambil tempat duduk di samping Harry.
Ruang rekreasi sudah sepi, mungkin yang lain kelelahan setelah menonton pertandingan Quidditch tadi. Lelah berteriak menyemangati asrama Slytherin yang bertanding melawan asrama Gryffindor. Jadi hanya ada mereka di sofa di dekat perapian itu.
"Untuk Sirius" Senyum Harry mengembang ketika mengingat wajah ayah baptisnya. Akhirnya dia memiliki sosok ayah.
Draco mengangguk, "Ayo tidur" ajaknya lalu berdiri setelah mengecup pipi kanan Harry.
Harry masih belum terbiasa dengan serangan mendadak seperti ini. Jantungnya berdetak kencang dan diam-diam menyalahkan Draco yang menjadi penyebabnya.
"Kenapa diam?" Tanya Draco yang sudah setengah jalan menuju kamar siswa laki-laki.
"Belum ingin tidur?" Tanyanya lagi.
Harry menggelengkan kepalanya dan beranjak dari sofa berwarna hijau tua yang sangat nyaman itu lalu menyusul Draco.
"Ayo tidur" Harry merangkul lengan Draco dan sedikit menariknya agar berjalan lebih cepat.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat