Kali aja penasaran cerita Draco nembak Harry
Perang telah berlalu. Dengan pihak Light sebagai pemenangnya. Meskipun banyak korban yang berjatuhan, tetapi pengorbanan mereka yang mati di medan perang tidak sia-sia. Kedamaian yang telah lama diimpikan kini terwujud.
Err.. mungkin tidak semua orang merasakan damai. Harry contohnya. Dia sangat benci menjadi pusat perhatian di setiap langkahnya. Dia sangat benci ketika melihat orang lain memandangnya dengan tatapan penuh kekaguman. Dia sangat benci ketika ada yang memintanya menceritakan bagaimana dia mengalahkan Voldemort. Karena itulah dia sering memeriksa peta perampoknya untuk menemukan tempat menyendiri. Menjauh dari mereka.
Dan matanya juga secara otomatis mencari satu nama yang menjadi obsesinya sejak tahun keenam. Draco Malfoy. Harry selalu mencoba untuk tidak mencari dimana keberadaan pangeran Slytherin itu di peta perampoknya, tapi usahanya sia-sia. Matanya selalu berhasil menemukan dimana posisi Draco. Ketika malam hari di menara astronomi dan jika tidak ada kelas Harry selalu melihatnya di dekat danau hitam. Sendirian. Meskipun setiap jam makan di Great Hall dia masih bersama teman Slytherin nya.
Sore ini Harry memberanikan diri untuk menghampiri Draco yang sedang duduk menyandar di pohon, di dekat danau hitam tentu saja. Lagipula ada hal penting yang harus Harry sampaikan padanya.
🐍🦁
Draco menolehkan kepalanya ketika mendengar langkah kaki mendekat. Sedikit terkejut dengan kemunculan Harry Potter dan hanya menganggukkan kepalanya ketika Harry bertanya "Bolehkah aku duduk di sini?"
Harry terdiam, gugup setengah mati. Dia tidak pernah duduk sedekat ini dengan Draco setenang ini, tanpa melemparkan kutukan atau mengeluarkan kalimat dengan sarkasme tingkat tinggi. Dia mendengar Draco menghela nafasnya. Mungkin Draco tidak nyaman duduk berdua dengannya, begitu pikir Harry.
"Ada apa Potter? Apa kau berniat duduk diam sampai matahari terbenam? Jika iya, maka maaf aku tidak bisa menemanimu yang sibuk dengan pikiranmu sendiri" Masih sama, kalimat yang Draco keluarkan masih terdengar menyebalkan.
Harry mengeluarkan satu tongkat dari jubahnya. Itu tongkat dengan bahan kayu hawthorn dengan inti helai rambut unicorn, tongkat Draco. Mengulurkan tongkat itu ke depan Draco dan mengatakan "Terimakasih"
Draco terdiam melihat tongkatnya. Seperti tidak berniat mengambilnya dari tangan Harry.
"Aku tidak tau apa yang terjadi jika aku tidak menggunakan tongkatmu. Terimakasih, Draco. Err.. aku boleh memanggilmu dengan nama depanmu?" Harry sedikit menurunkan volume suaranya di kalimat terakhir yang dia ucapkan.
Draco mengangguk, mengizinkan Harry memanggilnya dengan nama depan. "Apa tongkat itu menurut padamu?" Tanya Draco yang masih mengabaikan tangan Harry yang mengulurkan tongkatnya, dia sibuk memandang danau hitam yang tenang.
Harry menurunkan tangannya dan ikut menyandarkan tubuhnya pada pohon. "Mr. Ollivander mengatakan tongkat ini dapat ku gunakan dan memang begitu kenyataannya ketika aku menggunakannya"
Keheningan menyapa keduanya beberapa saat sampai Draco berdiri dan mengatakan agar Harry menyimpan tongkat itu.
Harry terburu-buru meraih tangan Draco yang akan beranjak dari tempatnya. Kemudian dia berdiri di depan Draco. "Ini tongkatmu, aku tidak berhak menyimpannya. Lagipula kau membutuhkannya" Harry tersenyum ketika meraih tangan kanan Draco dan meletakkan tongkat itu di tangan besar Draco.
Draco merasakan seolah sihirnya menyatu dan mengaliri tongkat hawthorn itu ketika memegangnya lagi setelah sekian lama. Mengalihkan pandangannya pada Harry yang berdiri di depannya lalu tersenyum tipis. "Terimakasih. Telah menyelamatkan nyawaku dan bersaksi untuk orang tuaku di depan Kementerian"
Senyum Harry semakin melebar. "Itu bukan apa-apa. Aku hanya mengatakan fakta"
Draco menatap tepat pada mata itu, memperhatikannya sedikit lama. Ternyata warnanya begitu memikat dan itu warna kesukaannya, dan juga warna asramanya. Harry sedikit salah tingkah dengan telinganya yang terlihat memerah. Draco yang menangkap pemandangan tersebut memutuskan untuk pergi.
Tapi lagi-lagi tangannya dipegang oleh Harry. Dengan segera Harry melepaskan pegangannya dan menunduk sambil mengatakan "Maaf"
"Apa lagi, Potter?" Kali ini tidak ada nada menyebalkan yang keluar dari bibir Draco.
"A-aku.."
Draco dapat mendengar nada gugup dari suara Harry dan melihat pemuda di depannya meremat jemarinya.
"Aku menyuk-"
"Stop it!" Seru Draco cepat. Membuat Harry menghentikan kalimatnya dan mendongak menatap Draco dengan pandangan bertanya.
"Hentikan jika kau ingin mengatakan kau menyukaiku" Draco bisa melihat mata itu memancarkan kesedihan. Lalu Draco menyadari apa yang baru saja dia katakan.
Bloody hell!
Kemudian dia merasakan jantungnya berdetak dengan kencang dan memberanikan diri menggenggam kedua tangan Harry. "Aku tidak ingin kau mendahuluiku. Aku ingin aku duluan yang mengungkapkan bahwa aku menyukaimu, mencintaimu dan menginginkanmu" Kata Draco cepat, membuat Harry sedikit meragukan pendengarannya.
Draco menghembuskan nafasnya untuk sedikit menenangkan jantungnya yang seolah ingin keluar dari dadanya. "Aku menyukaimu dan tidak menerima penolakan darimu"
Harry terdiam, jika kedua matanya tidak berkedip mungkin Draco menyangka anak emas Gryffindor di hadapannya telah mati dan membeku karena udara dingin.
Draco menciumnya ketika melihat Harry tidak berkutik. Beberapa detik kemudian dia merasakan Harry membalas ciumannya meskipun dengan sedikit kaku. Draco melepaskan pegangannya pada tangan Harry dan meraih pinggang yang ternyata ramping itu untuk dipeluknya, memiringkan kepalanya dan mendorong tengkuk Harry untuk memperdalam ciuman keduanya.
Ciuman itu terlepas ketika Harry memukul pelan bahu Draco. Keduanya terengah dengan saliva yang berantakan di sekitar bibir. Draco mengusap bibir bawah Harry dengan ibu jarinya dan tersenyum ketika menyadari wajah Harry hampir semerah warna asrama Gryffindor.
"Ku rasa jawabannya iya"
"Bukankah kau tidak menerima penolakan?" Tanya Harry yang terdengar seperti pernyataan.
Draco sedikit terkekeh dan menganggukkan kepalanya. "Kau benar.. Love?" Ada nada tanya di akhir kalimatnya.
"Aku suka panggilan baruku"
Ingatkan Draco bahwa senyuman Harry tidak baik untuk kesehatan jantungnya.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat