BRAK
Harry meletakkan dengan kasar tumpukan buku yang dibawanya ke meja. Membuat kedua sahabatnya menatap heran.
"Kali ini apa lagi?" Hermione bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dia baca.
"Snape-"
"Professor, Harry. Berapa kali aku bilang kau harus memanggilnya Professor." Potong Hermione.
"Iya iya Professor Snape. Dia memberikan kelasku tugas kelompok."
"Bukankah biasanya seperti itu?" Tanya Ron.
"Kalian tau aku satu kelompok dengan siapa?"
Ron dan Hermione hanya menggelengkan kepalanya. Hermione menutup bukunya dan mulai menunjukkan ekspresi penasaran.
"Draco Malfoy." Jawab Harry dengan malas.
"Bloody hell" Ron melebarkan kedua matanya.
"Selamat datang di neraka, Mate. Selamat lembur, dia kan sangat perfeksionis" Lanjut Ron yang semakin membuat Harry muram.
"Setidaknya dia pintar. Jadi kau tidak akan kesusahan. Lagipula kenapa sih kalian selalu bertengkar? Sebenarnya apa masalah kalian?"
Harry menatap Hermione seolah siap mencabik-cabik sahabat perempuannya tersebut.
"Aku tidak ada masalah dengannya. Dia yang selalu mencari masalah denganku, 'Mione."
Harry meletakkan kepalanya di meja kantin, menatap para mahasiswa yang berlalu lalang dengan pandangan kosong. Tiba-tiba matanya membulat ketika menangkap pemandangan pemuda pirang memakai kaus hijau tua dengan jaket hitam sebagai lapisannya sedang berjalan lurus menuju meja dimana dia dan dua sahabatnya berada.
Pemuda pirang itu mengetuk pelan kepala Harry yang masih terkulai lemas di meja kantin.
"Ishhh. Bisakah kau sehari saja tidak mencari masalah denganku, Malfoy?" Protes Harry dengan wajah super jengkel sambil mengusap-usap kepalanya yang baru saja diketuk menggunakan ponsel hitam milik Draco.
"Bukannya memang kau yang dicintai oleh masalah?" Draco memperlihatkan seringainya.
"Sudahlah, aku bosan melihat kalian bertengkar." Hermione mencoba melerai keduanya. "Dan kau, ada apa kau kemari Draco?"
"Besok jam 2 siang. Di taman fakultas." Draco melihat Harry yang masih meletakkan kepalanya di meja.
"Hanya itu? Kau repot-repot kesini untuk mengatakan itu?" Tanya Harry, mata emerladnya melirik Draco.
"Ya, apa lagi yang kau harapkan?"
"Kau tidak tau teknologi yang bernama ponsel?"
Kini Harry menegakkan duduknya dan mendongak untuk melihat Draco yang berdiri di dekatnya.
"Kau masih memblokir nomorku. Ku ingatkan jika kau lupa."
Muka Harry sedikit memerah karena malu.
"Itu karena kau menyebalkan, Malfoy."
"Ya ya ya. Aku memang menyebalkan. Dan berhentilah memanggilku Malfoy, 'Rry."
Ron dan Hermione hanya diam, pura-pura tidak melihat dan tidak mendengar. Sudah bosan dengan drama Harry memblokir nomor Draco.
"Kau kan bisa memintaku membukanya." bela Harry.
"Aku tau. Dan akan mudah jika kau tidak terus-menerus kabur ketika melihatku. Kau masih marah?"
Harry hanya diam, pura-pura sibuk dengan ponselnya.
"Sudah hampir seminggu, dan aku juga sudah minta maaf." Draco mengusap wajahnya dengan kasar.
"Tapi tampangmu tidak menunjukkan kau menyesalinya."
"Tampangku memang selalu seperti ini, apa yang kau harapkan? Aku juga sudah menggantinya. Apa masih kurang? Kau ingin ku belikan satu truk es krim?" Kata Draco sedikit frustasi.
Ron dan Hermione menganggukkan kepalanya.
"Ohh masalah es krim." Batin keduanya.
Kemudian keduanya tersadar. "APA? ES KRIM?" Kompak sekali dua sejoli ini.
"Jadi kau mengabaikan dan memblokir nomor Draco hampir seminggu hanya gara-gara es krim Harry?" Hermione menunjuk nunjuk wajah Harry, sedangkan Harry menundukkan kepalanya. Merasa seperti sedang dimarahi oleh ibunya.
"Aku ada kelas lima belas menit lagi. Aku pergi." Kata Draco yang kemudian meraih dagu Harry dan mengecup bibirnya kilat.
"Dan buka blokirannya, Love." Setelah mengatakannya, Draco pergi meninggalkan kekasihnya bersama Ron dan Hermione di kantin.
Harry ingin kabur tetapi berhasil digagalkan oleh Hermione yang menarik tangannya. Jangan lupakan matanya yang menatap tajam Harry.
Ron hanya menatap Harry dengan pandangan iba. "Aku tidak bisa membantumu, Mate."
Dan hari itu Harry menghabiskan sorenya dengan mendengar ceramah gratis dari Hermione tentang bersikap dewasa dan berkepala dingin.
END
15 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat