Bayangin aja duyungnya kaya di berbi, ok? Ok
"Cepat ketuk pintunya"
Pansy mendorong punggung Draco, membuatnya hampir kehilangan keseimbangan. Draco menolehkan kepalanya ke belakang sebentar untuk memberikan tatapan tajam pada Pansy, lalu dirinya menghembuskan napas panjang. Tangannya diangkat untuk mengetuk pintu kayu di depannya. Dalam ketukan kedua, pintu yang masih terlihat kokoh meskipun usianya sudah tua itu terbuka. Menampakkan pria paruh baya dengan rambut bergelombang yang panjangnya mencapai pundak. Wajahnya masih terlihat tampan meskipun terdapat kerutan halus di beberapa tempat. Dia Sirius Black, sepupu Narcissa --ibu Draco--, paman Draco.
"Wow.. apa mataku tidak bermasalah?" terdapat nada tidak percaya keluar dari mulut Sirius, "apa yang membawamu kemari, bocah? bukankah kau sedang kabur bersama kawan-kawanmu?" Mata sirius melihat beberapa kepala yang berada di belakang kepala keponakannya. Pandangannya terhenti ketika melihat kepala yang dikenalinya, kepala yang dihiasi dengan rambut hitam berantakan. Itu Harry, anak baptisnya.
Dia pun mendorong tubuh Draco di hadapannya untuk mendekati Harry. Memeluk anak baptisnya dengan erat, "Harry kau kemana saja? James sangat mengkhawatirkan mu, tentu saja aku dan Remus juga" pelukan erat itu terlepas ketika Harry mengatakan dirinya susah bernapas.
Sirius memegang kedua bahu Harry, memutar badan anak itu untuk memeriksa keadaannya. "Kau baik-baik saja? Kau tidak terluka? Bagaimana kabarmu?" Harry tertawa mendengar pertanyaan bertubi-tubi yang Sirius lontarkan.
"Aku baik-baik saja, Sirius"
Draco menatap tontonan di depannya dengan ekspresi malas, "Bahkan kau tidak menanyakan kabar keponakanmu" cibirnya.
Sirius menoleh untuk melihat Draco yang berada di belakangnya, "Itu tidak terlalu penting bagiku" katanya, "ayo masuk" ajaknya, "dan kau harus menceritakan semuanya, Harry"
🐍🦁
Mereka berempat (Harry, Draco, Hermione dan Pansy. Yang lain tinggal di kapal) duduk bersama Sirius di sofa empuk ruang tamu kediaman keluarga Black. Sirius menganggukkan kepalanya tanda mengerti setelah Harry bercerita, dia juga beberapa kali melemparkan pertanyaan.
"Remus hampir putus asa mencaritahu tentang sesuatu yang membuatmu menghilang"
Harry mengedarkan pandangannya, "Aku tidak melihatnya, dimana Remus?"
"Dia mengambil pedang, rancangannya yang baru. Bersama James"
Harry tak dapat menutupi ekspresi terkejutnya, "Dad disini?"
"Yeah, aku melarangnya pulang. Takut dia melakukan sesuatu" Sirius terdiam sejenak, "bunuh diri misalnya" lanjutnya dengan suara pelan.
"Oh iya, ada apa kalian kemari?" Tanyanya pada Draco.
"Aku butuh perpustakaan mu" Draco menumpukan kaki kanannya di atas kaki kirinya.
"Ku dengar kau menemukan pedang perak murni yang keberadaannya tidak diketahui dan dianggap telah hancur termakan usia. Buatan Goblin, eh? Makhluk sihir, dari kaum Penyihir. Kaum sok hebat" keempat remaja disana jelas-jelas dapat mendengar nada suara tidak bersahabat dan meremehkan dari Sirius, "kali ini apa lagi yang kau cari?"
"Jadi pedang yang dia bawa kemana-mana itu pedang buatan Goblin?" batin seseorang.
Memang sudah rahasia umum jika kaum Penyihir --termasuk makhluk sihir-- tidak pernah akur dengan bangsa Viking. Dahulu kala terjadi perseteruan antara bangsa Viking dan kaum Penyihir selama berabad-abad. Dan keluarga Black, salah satu keluarga tertua bangsa Viking yang menetap di Inggris pun terlibat secara langsung ketika perseteruan itu terjadi. Entah bagaimana asal mula perseteruan itu dimulai, lama kelamaan perseteruan itu berubah menjadi perang dingin. Mungkin membenci kaum Penyihir sudah mendarah daging dalam keturunan keluarga Black. Jadi wajar saja jika Sirius terlihat tidak menyukai ketika mendengar keponakannya sendiri berurusan dengan benda yang ternyata buatan salah satu makhluk sihir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat