Setting thn ketiga. Krn aku gemes sm harry dan draco yg gamtenk bgt VALID NO DEBATDraco mengetukkan sepatunya pada lantai koridor dengan tidak sabar, punggungnya menyandar pada dinding batu kastil. Murid asrama Slytherin itu sedang menunggu seseorang keluar dari perpustakaan. Ketika mata abu-abunya melihat sosok gadis berambut cokelat bergelombang membawa buku tebal keluar dari ruangan yang penuh dengan buku-buku itu, dirinya segera memanggil si gadis.
"Granger."
Gadis itu -Hermione Granger- menghentikan langkahnya dan menoleh.
Draco mendekati si Gryffindor, tangannya menyodorkan sebuah kotak yang entah apa isinya. "Berikan pada Potter."
"Bisakah kau mengatakan tolong, Malfoy?" Hermione menatap Draco dengan tatapan tajamnya, namun tangannya tetap menerima kotak yang Draco sodorkan.
"Okay, okay. Tolong berikan pada Potter."
"Apa isinya?" Tanya Hermione.
"Coklat terbaik dari Honeydukes."
Hermione memutar bola matanya ketika mendengar nada sombong dari kalimat Draco, "Berhenti memberinya coklat, kau ingin giginya berlubang?" omelnya pada Draco, dan tentu saja diabaikan oleh si Slytherin.
"Dan berhentilah menjadikanku sebagai burung hantu pengantar barang! Berikan sendiri kepada Harry."
"Ayolah, Granger. Kau juga tahu dia sedang marah padaku."
"Itu karena kau yang bodoh, Malfoy. Seharusnya kau tidak menggodanya. Demi Merlin, dia dikecup Dementor, Malfoy! Kau juga tahu betapa seriusnya itu." Hermione menghembuskan napasnya lagi setelah menceramahi Draco dengan satu tarikan napas.
"Karena itulah aku memberikannya coklat sebagai permintaan maaf."
"Aku tidak menyangka seorang Malfoy bisa meminta maaf, dan tentu saja masih pengecut." Hermione menatap Draco dengan pandangan menghina.
"Fine!" Draco mengambil kembali coklat di tangan Hermione, "dimana dia?"
Hermione diam-diam menyeringai, lalu gadis itu berdehem, "Sepertinya masih bermain dengan Fang di dekat pondok Hagrid."
Draco segera melangkahkan kakinya menuju pondok Hagrid setelah mendapatkan informasi dari Hermione. Sementara gadis Gryffindor itu tersenyum dengan puas.
🐍🦁
"Malfoy? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Harry ketika dia melihat Draco berjalan mendekatinya.
"Mencarimu. Apa lagi?!" Jawab Draco dengan ketus.
"Dan untuk apa Pangeran Slytherin kita repot-repot mencariku?"
Draco menghembuskan napasnya, berusaha agar tidak terpancing untuk membalas kalimat sarkas Harry. "Aku minta maaf telah menggodamu. Seharusnya aku tidak memakai Dementor sebagai bahan candaan." Draco menyodorkan kotak yang berada ditangannya.
Harry menatap Draco dengan curiga, "Apa ini? Kau yakin tidak meracuninya?"
"Ayolah, Potter. Aku tidak menaruh apapun yang dapat membahayakanmu di dalamnya. Tidak bisakah kau melihat permintaan maafku yang tulus? Sangat jarang seorang Malfoy meminta maaf."
"Baiklah, baiklah. Terimakasih, Malfoy." Harry meraih kotak yang Draco berikan lalu membukanya. Mata hijaunya terbelalak melihat kotak yang penuh dengan coklat. Kemudian dia mengambilnya dan menggigit coklat itu. Merasakan coklat itu meleleh di mulutnya membuat Harry bahagia.
"Ah iya, aku lupa mengatakannya," Harry menatap Draco yang kini menyeringai, "jika kau memakannya maka kau setuju menjadi kekasihku." lanjutnya.
Harry menganga setelah mendengar penuturan Draco. Lalu dia memuntahkan coklat yang masih tersisa di dalam mulutnya. Sedangkan Draco melihat Harry dengan tampang tidak percaya. Hei, bukankah itu tandanya sang keturunan Malfoy ditolak?
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat