Harry terdiam di depan laptopnya yang sedang menyala. Membaca ulang part fanfiction dengan karakter idol korea yang baru saja dia ketik. Menelitinya lagi dan mengganti susunan kata kata itu jika merasa aneh dengan kalimat yang telah tersusun.
Sesekali membenarkan letak kacamatanya yang sedikit turun dan dengan mulut yang sibuk mengunyah permen karet.
"Tidak tidak. Ini aneh.." Itulah yang Harry lakukan, berbicara pada dirinya sendiri.
"Jangan memeluk. Apa sinonim memeluk?" Harry membuang permen karetnya pada kertas bekas dan meremasnya lalu melemparkannya ke tempat sampah di pojok kamarnya.
"Merengkuh?" Tanya seseorang yang keberadaannya sempat tidak disadari Harry.
Harry menolehkan kepalanya untuk melihat orang itu. Orang itu sedang tiduran di kasur Harry dengan ponsel ditangannya yang mengeluarkan bunyi seperti bunyi tembakan, sedang bermain game.
"Sejak kapan kau disini?" Tanya Harry pada makhluk hidup yang sedang mengumpat karena karakter dalam gamenya tertembak.
"Sejak kau memegang pipimu sendiri untuk mempraktekkan pose menangkup pipi" Jawab orang itu santai.
"KAU? KAU JUGA MELIHATKU-"
"Menggenggam tanganmu sendiri?" Potong seseorang yang bertubuh jangkung yang kini sedang berusaha melepaskan celana jeans ketatnya.
Wajah Harry memerah karena malu tertangkap basah mempraktekkan apa yang dia ketik.
"Ish.. sudah ku bilang untuk mengetuk pintu jika ingin memasuki kamarku" Harry melemparkan tatapan tajamnya. "DAN KENAPA KAU SELALU MELEPASKAN CELANAMU SETIAP DI KAMARKU?!"
"Jangan berteriak. Kau mengganggu tetangga" Draco -orang yang diteriaki Harry- menjawab dengan santai dan meletakkan celananya di gantungan yang menempel pada belakang pintu kamar Harry.
"Aku membawa yoghurt dan coklat putih, aku meletakkannya di meja dapur. Di dalam kantung plastik"
Harry langsung melangkahkan kakinya, sedikit berlari menuruni tangga dan mengambil kantung plastik yang dimaksud Draco. Membuka kulkas dan mengambil satu kaleng soda. Lalu kembali ke kamarnya yang berada di lantai dua.
Harry melemparkan kaleng soda yang dibawanya ke arah Draco dan mendengar Draco mengatakan "Thanks" kemudian kembali menyelami dunianya di depan laptopnya.
🐍🦁
"Aku bisa jatuh cinta dengan kalimat manis yang ku susun. Sepertinya aku tidak butuh mengencani siapapun. Aku akan mengencani diriku sendiri, lalu hidup bahagi- AWW"
Lemparan kaleng soda kosong menghentikan Harry yang sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Harry mengelus kepalanya dan melihat Draco dengan pandangan mata siap menguliti.
"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Teriaknya pada Draco yang kini berjalan santai mendekatinya untuk mengambil permen karetnya.
"Hanya sedikit menyadarkanmu. Otakmu terlalu banyak berhalusinasi"
"Aku tidak seperti itu"
"Kau seperti itu" Draco kembali duduk di tepi ranjang Harry. "Kau bahkan lupa bahwa kau telah memiliki kekasih"
"Katakan pada seseorang yang selalu bercumbu dengan ponselnya untuk bermain game bahkan ketika aku pergi berkencan dengannya"
Draco menghela nafasnya. Dia tau kali ini akan kalah berdebat dengan Harry. Bagaimanapun juga dia yang salah karena akhir-akhir ini terlalu sering bermain game dan berambisi mengalahkan rekor Ron dan Blaise.
"Maafkan aku"
Harry melihat wajah Draco sedikit memelas. Dia pun menghembuskan nafasnya sedikit panjang dan berjalan mendekati Draco. Mendudukkan dirinya di pangkuan Draco dan memegang wajah pemuda yang telah tiga tahun menjadi kekasihnya.
"Maafkan aku juga" Harry menyisir rambut Draco menggunakan jarinya. Rambut Draco halus seperti biasanya, dan sepertinya rambut Draco butuh dipotong agar tidak menghalangi pandangannya.
Draco mengecup dagu Harry lalu memeluknya. "Tadinya aku ingin mengajakmu ke bioskop"
"Aku belum mandi" Saut Harry.
"Aku juga sudah tidak ingin keluar"
"Apa Mom sudah pergi ketika kau datang?"
"Aku bertemu dengan aunt Lily ketika dia akan memasuki mobil"
Harry menggesekkan hidungnya di perpotongan leher Draco lalu bertanya, "Ingin sedikit bermain?" Dan menjilat leher Draco.
"Terdengar menarik. Tapi aku lapar, masakkan sesuatu untukku"
Draco berdiri dan membawa tubuh Harry dalam gendongannya, membiarkan Harry memeluknya erat dan melingkarkan kedua kakinya di pinggang Draco agar tidak terjatuh.
"Apa aku semakin berat?" Tanya Harry ketika Draco menuruni tangga.
"Tidak. Dan aku tidak suka. Kau terlalu kurus"
"Seperti kau tidak kurus saja"
END
Based on true story dengan tambahan masako dan royco
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat