Hi

9.7K 871 352
                                    

POKOKNYA WAJIB LIAT MULMED BIAR HALUNYA MAKSIMAL DAN AKU GA GEMES SENDIRIAN 😭😭







"Yo! Harry!"

Harry terkejut bukan main saat Theo tiba-tiba merangkul bahunya hingga membuatnya hampir kehilangan keseimbangan. "Kau mengagetkanku." Protesnya.

Sedangkan Theo hanya nyengir memperlihatkan giginya yang rapih. Lalu dia merogoh kantung celananya karena merasakan ponselnya bergetar.

Pesan dari kekasihnya.

"Aku berhasil membujuknya. Besok pukul empat sore di cafe sebelah toko buku."

Theo menyeringai lalu memasukkan ponselnya kedalam kantungnya lagi tanpa membalas pesan dari kekasihnya.

"Harry, apakah besok kau sibuk?"

Harry membenarkan letak kacamatanya sambil mengingat-ingat jadwalnya besok, "Sepertinya hanya satu kelas setelah jam makan siang, ada apa?" Harry terkejut ketika Theo tiba-tiba menariknya menuju halte bus.

"Temani aku membeli buku. Di tempat biasa, pukul empat sore. Aku tunggu di cafe, okay?"

Harry pun hanya mengangguk.

"Kalau begitu sampai jumpa besok. Aku tidak ingin kau terlambat."

Harry menganggukkan kepalanya lagi kemudian teman yang dikenalnya sejak semester tiga itu memasuki bus. Dia tersenyum mengingat betapa cerianya Theo, sangat berbanding terbalik dengan dirinya yang pendiam dan pemalu. Harry menoleh ke belakang dan duduk di salah satu kursi ketika melihat kursi itu kosong. Sepertinya bus yang akan membawanya pulang masih lama, dia pun membuka note kecil miliknya dan jemarinya bergerak untuk menuliskan beberapa bahan makanan yang harus dibelinya ditengah perjalanan pulang.

🐍🦁

Keesokan harinya Harry menghadiri kelas seperti biasanya. Dan seperti biasa pula Professor Snape memberikan banyak tugas yang membuatnya pusing. Harry menghembuskan napasnya panjang, kakinya melangkah menuju halte bus. Tak berapa lama bus yang dia tunggu pun datang, dia segera naik dan duduk di salah satu tempat duduk di bagian belakang.

Kepalanya menyandar pada kaca, sesekali dia membenarkan letak kacamatanya. Harry tersenyum ketika melihat anak kecil sedang berceloteh riang dengan ibunya, menceritakan kegiatannya selama di sekolah. Hal kecil yang tidak pernah Harry lakukan karena kedua orangtuanya telah meninggal. Bahkan waktu itu Harry belum mampu berbicara. Tapi setidaknya dia memiliki Sirius, ayah baptis paling hebat. Meskipun dia lebih merasa Sirius seperti kakaknya karena pria dewasa itu sangat berjiwa muda.

Ternyata dia melamun terlalu lama hingga tidak menyadari bahwa bus yang dinaikinya telah sampai di tempat tujuannya. Untung saja tidak terlewat. Harry pun segera turun dan berjalan menuju cafe dimana Theo -mungkin- sedang menunggunya.

Aroma kopi langsung menyerang indera penciumannya saat dia memasuki cafe itu. Harry mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru cafe dan tidak menemukan Theo disana. Selalu seperti itu, Theo yang mengatakan jangan terlambat tetapi justru dia yang terlambat.

Harry pun mengobrol sebentar dengan Ron sebelum memilih tempat duduk. Beberapa menit kemudian sang barista sekaligus anak dari pemilik cafe -Ron- mengantarkan pesanannya.

"Kami memiliki beberapa menu baru," Ron meletakkan cheesecake di depan Harry, "dan jangan memaksaku untuk menerima uangmu," ujar Ron dengan cepat ketika melihat Harry akan membuka mulutnya untuk menanyakan harganya, "anggap saja kau kelinci percobaan. Lagipula lumayan sebagai teman untuk menunggu Theo." lanjutnya.

Harry tersenyum, "Terimakasih, Ron."

"Sama-sama. Habiskan!"

Harry tersenyum geli melihat Ron yang mendelik padanya. Lalu teman Harry itu kembali bekerja.


DRARRY ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang