"Kau saja." Al menyenggol lengan saudara kembarnya.
Dua anak kembar itu baru saja pulang ke rumah ketika matahari hampir terbenam karena terlalu asik bermain dengan Rose, tetangga yang sebaya dengan mereka. Gadis kecil berusia enam tahun keturunan Weasley itu baru saja menjadi kakak beberapa hari yang lalu. Itulah mengapa si kembar lebih sering bermain ke kediaman keluarga Weasley, untuk melihat Hugo -anggota keluarga Weasley yang baru- dan bermain bersama Rose. Meskipun keduanya sedikit tidak menyukai Rose karena sifat segala tahu anak perempuan itu.
Scorpy melirik tajam saudara kembarnya lalu menghela napasnya. Dia berjalan mendekati ayahnya yang sibuk dengan buku tebal di tangannya, dengan Al yang setia mengekorinya.
"Daddy?" Panggilnya pelan.
Draco pun mengalihkan pandangannya dari buku yang dia baca untuk melihat Scorpy -dan Al dibelakangnya- lalu menutup bukunya, mempersilahkan buah hatinya untuk berbicara.
"Ada apa?"
"Eumm.. itu.." Scorpy menggaruk pipinya yang tidak gatal, dia menunduk dan sesekali melirik ayahnya ragu. "Kami ingin punya adik bayi."
"Iya, seperti Hugo. Dia sangat menggemaskan." Sambung Al yang kini berdiri di samping Scorpy.
Kepala keluarga itu menatap heran kedua anaknya. "Tiba-tiba?"
Scorpy mengangguk, sedangkan Al menggelengkan kepalanya. Draco tersenyum tipis melihat anak-anaknya yang tidak kompak, kemudian dia menepuk kedua sisi sofa sebagai isyarat agar dua anak yang memiliki warna rambut berbeda itu ikut duduk bersamanya di sofa.
"Kenapa kalian menginginkankannya? Ini bukan seperti membeli mainan ataupun buku, kalian tahu bagaimana cara mendapatkan adik bayi?"
Anak kembar itu menganggukkan kepalanya kompak. Hal itu membuat Draco terkejut bukan main. Bagaimana tidak, anak-anaknya baru menginjak usia enam tahun beberapa minggu yang lalu dan sudah mengetahui hal semacam itu? Dan sepertinya Draco telah salah bertanya.
"Bagaimana caranya?" Tanyanya lagi, ingin memastikan bahwa anak kembar itu tidak benar-benar tahu.
"Daddy dan Mommy yang dapat memberikan kami adik bayi," Al mengangguk mengiyakan penjelasan Scorpy, "lalu beberapa bulan kemudian adik bayi datang. Seperti saat Mom membeli barang-barang secara delivery." Lanjutnya.
Pria berambut pirang itu tidak dapat menahan tawanya. Dia tertawa terbahak-bahak dengan tangannya yang memegang perutnya. Dan si kembar yang keheranan melihat reaksi sang ayah hanya saling memandang lalu mengangkat bahunya.
"Dad, ada yang lucu?" Tanya Al ketika tawa ayahnya mereda.
Draco tersenyum geli melihat Al yang kebingungan. "Kalian tahu hal itu dari siapa?"
"Uncle Ron." Jawab mereka bersamaan.
Sialan Ron! Dia hampir saja membuat Draco kesusahan bernapas karena tertawa. Dan apa-apaan dengan penjelasan gilanya itu? Tapi setidaknya anaknya masih polos dan belum mengetahui bagaimana cara membuat adik bayi yang sesungguhnya.
"Ada apa?" Pertanyaan itu membuat tiga kepala yang ada di ruang tengah menoleh ke arah pintu dapur.
Di sana ada Harry yang masih menggunakan celemek berwarna biru tua melihat ketiganya dengan tatapan bertanya. Dia menatap curiga suaminya ketika pria yang menikahinya tujuh tahun lalu itu berbisik kepada dua buah hati mereka.
Kemudian Scorpy dan Al turun dari sofa dan mendekatinya.
"Mom, kami ingin adik bayi." Kata Scorpy.
"Seperti Hugo." Sambung Al.
Harry memandang keduanya dengan kening yang berkerut. Dia melihat Draco, meminta penjelasan. Namun si pirang itu hanya mengangkat bahunya. Dia pun menundukkan kepalanya lagi untuk melihat dua anak kecil di depannya.
"Kenapa kalian ingin adik bayi?"
"Karena adik bayi sangat lucu." Al melirik saudara kembarnya.
"Dan menggemaskan." Lanjut Scorpy.
"Uncle Ron mengatakan Daddy dan Mommy yang bisa membuat adik bayi. Lalu adik bayi datang, seperti saat Mom membeli barang-barang secara delivery." Kali ini Al yang menjelaskan. Sedangkan Scorpy mengangguk mengiyakan.
Harry menghela napasnya lalu berjongkok, dia sedikit mengusak rambut Scorpy dan tersenyum kepada mereka. "Dan kenapa kalian hanya memintanya pada Mom?"
"Kami sudah memintanya pada Daddy, Daddy bilang Dad membutuhkan bantuan Mommy."
"Dan kami ingin Mommy membantu Daddy."
Harry menggerakkan bibirnya hingga membentuk suatu garis lurus lalu melirik tajam Draco yang sedang berpura-pura membaca di sofa.
🐍🦁
"Bagaimana? Apakah Mommy bersedia membantu Daddy untuk membuat adik bayi?" Draco menggoda pasangan hidupnya yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Harry melemparkan handuk kecil yang digunakannya untuk mengeringkan rambut ke arah Draco. Si korban pelemparan handuk tertawa melihat wajah kesal Harry yang kini duduk di sampingnya. Dia memeluk pinggang ramping itu lalu mengecup pelipis Harry sebelum pemilik rambut hitam itu menyandarkan kepalanya pada pundak Draco.
"Jadi aku boleh keluar di dalam?" Tanya Draco.
Harry yang tengah memainkan jemari Draco mendongakkan kepalanya, "Jangan terlalu liar, aku tidak ingin mereka berdua terbangun." Ujarnya, lalu dia memejamkan mata hijau miliknya ketika Draco mencium keningnya.
"Seharusnya aku yang memperingatkan mu agar kau tidak mendesah terlalu kencang." Setelah mengatakannya Draco berteriak karena jari telunjuknya digigit oleh Harry.
Pemilik iris hijau itu menatapnya tajam lalu bersiap memasukkan jari Draco kedalam mulutnya lagi. Untung saja Draco berhasil menarik tangannya sebelum digigit lagi oleh Harry.
"Coba ulangi sekali lagi?"
Draco menggelengkan kepalanya. "As you wish, my Love." Ujarnya sebelum mencium bibir kemerahan yang terlihat menggoda milik Harry.
END
Aku kangen si kembar tp gatau mau bikin yg gimana 🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat