The truth

12K 1K 209
                                    







Pemantik menyala, dia mendekatkan rokoknya dan dengan segera api membakar ujung gulungan kecil berisi tembakau itu. Dia menghisapnya sejenak lalu membuka mulutnya untuk mengeluarkan asap. Nikotin sudah menjadi candunya sejak dirinya melepaskan diri dari jerat zat yang menimbulkan efek halusinasi.

"Tom" panggil sebuah suara di belakangnya, Tom menolehkan kepalanya melihat sosok yang tubuh polosnya tertutup oleh selimut putih itu. "kau tidak tidur?" tanya sosok itu.

Mematikan rokoknya, Tom mendekati sosok itu dan menyibak selimut tebal yang tadinya menutupi tubuh telanjang mereka setelah kegiatan panas di ranjang itu, "Aku membangunkanmu?" tanya Tom pada Daniel, lalu mengecup pelipisnya setelah berbaring di sampingnya.

"Tidak" jawab Daniel sambil menggesekkan hidungnya pada dada telanjang Tom. "kau merokok lagi" lanjutnya.

Tangan Tom mengelus rambut berantakan Daniel, "Maaf" lalu dirinya mengecup puncak kepala pemuda itu. Pandangannya menerawang ke dinding kusam di depannya, mengingat kejadian saat pertama kali mereka bertemu.

Saat itu Tom hendak menyuntikkan obatnya pada lengannya di sebuah gang sempit yang sepi. Dirinya dikagetkan oleh sebuah tangan yang memegang lengannya, tangan Daniel. Mereka berdua berdebat dan saling memukul setelah Daniel berhasil merampas dan membuang suntikan itu ke sembarang arah. Keduanya terengah dan menyandarkan punggung pada dinding bangunan setelah kelelahan saling melempar tinjuan dan tendangan.

"Daniel"

Tom menolehkan kepalanya, mendapati Daniel mengulurkan tangannya, kemudian Tom meraihnya. Daniel pun tersenyum, senyuman pertama yang dilihat oleh Tom.

"Daniel Radcliffe" lanjut Daniel.

"Thomas Felton"

"Boleh aku memanggilmu Tom saja?" tanya Daniel yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Tom.

"Memikirkan apa?" kecupan Daniel pada sudut bibirnya membuatnya tersadar dari aksi melamunnya.

"Pertemuan pertama kita" Tom menatap mata hijau jernih itu, lalu mengecup kelopaknya. "siapa sangka kita yang dulu saling memukul berakhir saling menghangatkan di ranjang"

Daniel tersenyum, dia sedikit malu ketika Tom mengatakan saling menghangatkan di ranjang. Pipinya yang bersemu tidak dapat berbohong. "Beberapa tahun yang lalu aku sangat takut ketika melihat matamu memerah dan memohon padaku untuk memberikan obat-obatanmu"

"Aku menyesal pernah menyentuh benda terkutuk itu"

"Aku sangat bersyukur kau dapat melepaskan diri"

"Aku lebih bersyukur karena mendapatkanmu" Tom tersenyum. Sejak mengenal Daniel bibirnya lebih sering tertarik membentuk senyuman.

"Aah..." desahan keluar dari bibir kemerahan Daniel ketika pantatnya diremas oleh jemari Tom.

Kemudian Tom menjilat bibir bawah Daniel dan memasukkan lidahnya ketika mulut Daniel terbuka, menyapa lidah di dalamnya dan mengajaknya sedikit bermain. Daniel mengalungkan tangannya pada leher Tom, jemarinya mengelus tengkuk si pirang. Permainan lidah itu berganti dengan kegiatan saling menghisap dan melumat bibir. Tom menggigit bibir bawah Daniel, sementara salah satu tangannya yang masih berada di pantat berisi dan kenyal itu menyelinap pada belahannya. Erangan Daniel terdengar ketika satu jari Tom berhasil masuk, lalu keduanya menjauhkan wajah untuk mengisi paru-paru dengan oksigen.

"I love you. I always do" kata Tom setelah mempertemukan kening mereka.

"I love you too" jawab Daniel sambil memejamkan matanya ketika merasakan jari kedua Tom memasukinya.


DRARRY ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang