Btw aku suka mulmednya, editan sih, tapi aku suka banget. Mau sungkem sm yg ngedit 😭
Rimbunnya pepohonan membuat sinar matahari tak mampu menembus hutan itu dan membuatnya terlihat gelap. Tetapi mereka bertiga tahu malam belum menyapa. Mungkin dua jam lagi matahari akan terbenam. Sebaiknya mereka segera mengambil air untuk persediaan minum.
Hermione meraih tas kecil favoritnya dan mengajak Harry mengambil air. Sedangkan Ron masih terbaring lemas di dalam tenda. Gadis keturunan muggle itu menghentikan langkahnya beberapa kaki dari tenda. Dia mendengar suara langkah kaki yang terdengar seperti sedang berlari mendekati tenda mereka. Suara itu terdengar semakin dekat seiring dengan napas Harry dan Hermione yang semakin tercekat dan jantung yang berpacu dengan kencang karena gugup.
Harry menyipitkan matanya, dia melihat sosok berpakaian serba hitam mendekati tenda mereka. Sosok itu adalah penyihir, Harry sangat yakin. Karena dia sangat mengenal sosok berambut pirang platina itu selama hampir tujuh tahun. Ya, sosok yang berhenti tepat di depan Harry dan Hermione adalah Draco Malfoy. Si sempurna dari asrama ular yang dikagumi dan dielu-elukan banyak gadis di Hogwarts. Si sempurna yang kini terlihat kacau dengan rambutnya yang berantakan, lepek dan menempel di dahinya karena keringat.
Hermione tanpa sadar menahan napasnya dan membelalakkan matanya ketika melihat Draco menatap lurus ke depan seolah dia dan Harry tidak ada di sana, karena mereka berdua memang tidak terlihat. Pemuda itu menoleh ke arah dia datang dan menggenggam erat tongkat Hawthorn miliknya di tangan kanannya. Kemudian dia mengacungkannya tepat di depan wajah Harry.
Harry menolehkan kepalanya ke samping, melihat Hermione yang membeku karena terkejut. Lalu dia melambaikan tongkatnya sendiri, membuat mereka berdua dan tenda di belakang mereka terlihat. Dengan gerakan cepat dia menarik tangan Draco yang mengacungkan tongkat sihirnya dan melambaikan tongkatnya lagi sambil mengucapkan mantra agar mereka semua tidak terlihat dan tidak terdeteksi.
Hermione masih mematung ketika Harry menyeret Draco ke dalam tenda. Ron yang mendengar suara langkah kaki pun membuka matanya dan sangat terkejut ketika melihat Harry menyeret musuh bebuyutannya. Harry melirik Ron dan memberi isyarat padanya agar diam ketika pemuda keturunan Weasley itu hendak membuka mulutnya.
"Duduk." Harry memerintahkan pemuda pirang itu dan diiyakan tanpa protes oleh Draco, kini mereka duduk berhadapan.
"Jadi bisa ka-"
"Diam! Jangan ada yang membuat suara." Kata Hermione begitu dia memasuki tenda. Bahkan gadis itu memotong kalimat Harry.
Ketika Harry berdiri dan akan melangkahkan kakinya, Hermione meliriknya dengan tajam dan menunjuknya sambil menggelengkan kepalanya. Gadis itu menyuruh Harry tetap berada di tempat. Lalu dia memutar kepalanya menghadap ke luar tenda. Di sana ada beberapa penyihir yang mengacungkan tongkatnya. Hermione pun mengeratkan genggaman tongkat sihir di tangannya.
"Tidak ada apapun di sini. Mungkin dia telah ber-apparate." Ujar salah seorang dari mereka yang bertubuh tinggi besar dengan wajahnya yang terluka dan darah yang mengering di sana.
Setelah itu mereka semua kembali ke arah dimana mereka datang dan menghilang ditelan pusaran.
Hermione menelan ludahnya dengan susah payah dan segera memasuki tenda. "Kau dikejar oleh mereka?" Tanyanya pada Draco yang terdiam dengan menundukkan kepalanya.
"Ya." Jawab si pirang ketika telah mengangkat kepalanya.
"Siapa mereka?" Tanya Hermione lagi, kemudian dia duduk di samping Harry yang disusul dengan Ron yang juga duduk di samping Harry.
"Death Eater yang ditugaskan oleh Dark Lord untuk mengawasi keluargaku."
"Untuk apa mereka mengawasi keluargamu?" Tanya Ron yang mulai penasaran dengan si Malfoy sombong yang selalu menghinanya bahkan sejak pertama kali mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat