Buat yg request tema familyTepat pada pukul delapan malam Draco ber-apparate di gang gelap di dekat area tempat tinggalnya. Dia melangkahkan kakinya sambil melepaskan jubah hitamnya, kemudian melipatnya asal-asalan dan memasukkannya kedalam saku celananya setelah memantrainya dengan mantra pengecil. Kini tubuhnya hanya dibalut dengan setelan berwarna hitam dengan dasi yang berwarna senada. Kepalanya mengangguk singkat untuk menyapa wanita tua berwajah ramah --tetangganya-- yang sedang berjalan sambil memegang ponsel yang menempel pada telinganya, terlihat sibuk berbincang dengan seseorang. Sepertinya dia sedang terburu-buru sehingga hanya menyapa Draco dengan senyuman.
Seharian ini Draco disibukkan dengan mengurus berkas-berkas di meja kerjanya. Bekerja di Kementerian Sihir memang selalu membuatnya sibuk. Tetapi keturunan Malfoy itu sedikit bersyukur, setidaknya selama beberapa bulan belakangan dia tidak perlu bepergian ke luar negeri. Tangannya membuka pintu putih di hadapannya. Kakinya melangkah masuk ke dalam rumah dengan design modern yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama beberapa tahun ini.
Rumahnya sangat hening, seolah tidak ada kehidupan didalamnya. Mata abu-abunya melihat ruang tamu yang kosong itu terlihat rapi. Meja kacanya pun bebas dari debu. Dia melepaskan jas hitamnya serta memegang jubahnya yang telah kembali ke ukuran semula dan meletakkannya di sofa. Kaki panjangnya melangkah menuju dapur, tangannya meraih teko kaca berisi air dan menuangkannya kedalam gelas. Menenggak air didalamnya hingga habis kemudian kembali melangkahkan kakinya. Kini tujuannya adalah kamar.
Setelah membuka pintu kamar, netranya menangkap tiga orang yang sangat dicintainya --kecuali Father dan Mother-- sedang terlelap. Dia mendudukkan dirinya di pinggiran kasur dan mengusap surai hitam berantakan yang anehnya selalu terasa lembut. Pasti pasangannya sangat lelah hingga ikut tertidur bersama kedua buah hati mereka. Lenguhan pelan terdengar, disusul dengan terbukanya mata yang memperlihatkan iris sewarna batu zamrud. Si pemilik mata indah itu menguap. Draco menutup mulut yang menguap itu menggunakan punggung tangannya.
"Kau baru pulang?" tanyanya yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Draco.
"Sudah makan? Aku belum menyiapkan makan malam" lanjutnya lagi. Draco menjawab belum lalu membantunya bangun dan dibalas dengan ucapan terimakasih pelan.
Dia keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur. Draco mengekorinya dan berakhir duduk di depan meja ruang makan yang menyatu dengan dapur.
"Kau tidak lelah, Love?" tanya Draco ketika melihat Harry Potter --yang kini telah berganti marga menjadi Malfoy-- sedang membuka lemari pendingin.
"Memangnya kenapa?" Harry berbalik untuk melihat Lord Malfoy yang sekarang sedang melonggarkan dasinya.
"Hanya sedang memikirkan tawaran Mother untuk mengirimkan peri rumah. Setidaknya dapat meringankan pekerjaanmu, agar kau tidak kelelahan"
"Aku tidak apa-apa, Dray" Harry mengambil beberapa kentang dan mencucinya, kemudian memotongnya menjadi dua sebelum merebusnya. Dia merasakan pelukan hangat Draco yang berada di belakangnya. Tangan yang terbalut oleh kemeja berwarna hitam itu mengelus perutnya yang besar. Kira-kira dua bulan lagi buah hati mereka akan lahir.
Harry memejamkan matanya ketika merasakan buah hatinya di dalam sana menendang. Draco tersenyum dan tetap melanjutkan mengelus perut Harry.
"Sepertinya dia sedang bermain Quidditch di dalam sana" Draco terkekeh mendengar penuturan Harry.
"Dan dia akan menjadi pemain Quidditch yang hebat seperti Daddy nya"
"Father nya juga tidak kalah hebat" pujian yang Harry lontarkan mendapat balasan berupa ciuman pada pipinya.
Draco membenamkan wajahnya pada ceruk leher Harry dengan sesekali memberikan ciuman disana. Ketika Harry memiringkan kepalanya, Draco menjilat leher mulus itu. Tidak berhenti sampai disitu, dia melanjutkannya dengan menggigit serta menghisapnya hingga memunculkan bercak kemerahan.
Draco mematikan kompor yang sedang merebus kentang. Kemudian dia memiringkan kepala Harry dan mencium bibirnya. Lumatan demi lumatan yang mereka bagi seolah menjadi pelepas rindu. Draco memperdalam ciumannya dan menyebabkan Harry mengerang pelan, tangannya yang semula mengelus perut Harry kini mengelus pinggangnya.
Ada sensasi panas yang menjalar ketika Harry merasakan kulitnya disentuh oleh tangan Draco secara langsung. Jemari panjang sang kepala keluarga yang menyusup masuk kedalam baju yang Harry kenakan itu kini meraba perutnya dan mengelusnya lagi. Harry terkejut ketika merasakan bagian belakangnya tidak sengaja menyentuh milik Draco yang mengeras. Dan ciuman panjang mereka pun berakhir.
Draco membelalakkan matanya, "Oh? ini.. aku hanya--"
"Kita bisa melakukannya" Harry memotong kalimat yang Draco ucapkan dan berbalik menghadap suaminya.
"Tapi, kau--"
Raut wajah Harry terlihat sedih, "Kenapa? Apa aku tidak menarik? Apa karna perutku yang semakin membesar?"
Draco menggelengkan kepalanya dengan cepat, "No. Tidak. Tidak samasekali, Love" iris kelabu itu menatap tepat pada iris kehijauan Harry, "kau indah. Kau sangat indah. Dan aku sangat bersyukur little Malfoy sangat sehat di dalam sana" Draco menutup penuturannya dengan mencium puncak kepala Harry.
"I'll be gentle" bisik Draco di depan bibir Harry lalu mencium keningnya.
🐍🦁
Draco memasuki kamar Scorpy dan Al, dua bocah itu masih terlelap meskipun sinar matahari telah menerobos masuk kedalam kamar mereka. Al tidur dengan posisi terlentang dengan kaki dan tangannya yang membentang, dia memakan banyak ruang hingga saudara kembarnya yang tidur di sebelahnya dengan posisi telungkup hampir terjatuh dari ranjang.
Menggelengkan kepalanya melihat posisi tidur si kembar, Draco kemudian membangunkan Scorpy dengan cara menepuk pipinya pelan. Beberapa saat kemudian matanya terbuka, menampilkan iris yang sama persis dengan milik Harry.
Bocah lima tahun itu menggosok matanya dengan tangannya yang mengepal, "Good morning, Father" dia menyapa sang ayah yang sedang memperhatikannya.
"Good morning" Draco mengecup kepala putra pertamanya, "bangunkan adikmu dan segera bersiap-siap, kita akan ke Manor"
"Tidak ada sarapan? Daddy tidak memasak?"
"Grandma ingin kita sarapan disana"
Scorpy mengangguk paham lalu membangunkan saudaranya ketika Draco keluar dari kamar setelah mengecup kepala Al dan sedikit mengusak rambutnya.
🐍🦁
"Kenapa kita tidak naik mobil saja? Aku ingin melihat pemandangan Wiltshire" Al menekuk wajahnya ketika melihat orangtuanya berjalan mendekati perapian.
Draco mengacak-acak rambut putranya, senyum tipis muncul di bibirnya. "Wiltshire sangat jauh dari London. Al tidak ingin Daddy kelelahan kan?" dia mencoba memberikan pengertian pada anaknya yang tengah merajuk.
Bocah berambut hitam legam itu menggelengkan kepalanya kemudian memeluk perut Harry, "Maafkan Al" dia mendongak untuk menatap Daddy nya, "adik kecil, maafkan kakakmu yang tampan ini ya?" dia berbicara pada perut Harry dan tersenyum lebar.
Al membulatkan matanya ketika merasakan little Malfoy di dalam sana menendang, sedangkan Harry meringis merasakan sakit.
"Scorpy, adik kecil bergerak!"
Kemudian tubuh Al didorong oleh Scorpy yang penasaran. Senyumnya mengembang ketika merasakan adiknya menendang perut Daddy nya lagi.
"Apakah dia menyapa, Dad?" tanya Scorpy.
"Sepertinya begitu" jawab Harry. Lalu dia tertawa ketika Al ikut bergabung dan memeluknya, sekarang dirinya diapit oleh si kembar yang sedang mengobrol dengan adik kecil mereka dengan antusias.
END
Bosen ya aku update mulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat