Iyain aja ya, gausah dicari di gugel, ok? Ok"Dimana lokasi selain gunung utara yang dekat dengan sumber air?" mata kelabu itu memandang satu-persatu keturunan Dewa Dewi yang berada di ruangan sempit dan sedikit gelap itu.
Dia Draco Malfoy. Anak dari Dewi Athena, Dewi kebijaksanaan perang dan strategi dengan seorang manusia keturunan bangsawan kerajaan Inggris, Lucius Malfoy. Jika kalian masih mempercayai bahwa Dewi kita yang satu ini adalah Dewi perawan, maka maaf, sesuatu yang kalian percayai selama ini bukan sebuah kebenaran. Sang Dewi memang pernah berhubungan dengan manusia, namun itu untuk yang pertama dan terakhir kali. Dan yeah, bisa dikatakan Draco Malfoy adalah satu-satunya keturunan Athena. Tidak seperti Dewa maupun Dewi lain yang memiliki banyak keturunan.
"Ku rasa tidak ada. Hanya sungai di dekat gunung utara yang aku tau" jawab sosok berambut cokelat panjang, Hermione Granger.
"Baiklah. Kau keturunan Poseidon, berjaga di gunung utara. Kemungkinan paling buruk kau akan menghadapi putra Zeus" Draco memberi pengarahan yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Hermione.
"Oh iya, aku tidak ingin mendengar kabar bahwa kau dan putra Zeus bercumbu disana" lanjut Draco yang membuat Hermione menatapnya dengan galak.
Sudah rahasia umum bahwa keturunan Zeus menyukai keturunan Poseidon. Dan begitu pula sebaliknya. Tetapi sampai kini mereka belum juga menjalin suatu hubungan. Entah Hermione yang terlalu jual mahal atau Victor yang tidak punya nyali. Tapi Draco lebih suka menyebutnya sebagai taktik wanita, tarik ulur.
"Dan kau putra Ares, kau berjaga di dekat hutan bagian selatan" jari telunjuk Draco mengarah pada gambar pepohonan yang berada di peta, "kau bersama putri Aphrodite" lanjutnya. Dan dengan segera mendapat protes dari putra Ares.
"Apa maksudmu? Untuk apa aku bersamanya? Aku tidak mau bersama dia" sang putra Ares melemparkan tatapan tajamnya pada keturunan Aphrodite.
"Tenanglah, Harry" Hermione mengelus lengannya, mencoba menenangkan sahabatnya.
Sudah rahasia umum pula bahwa Harry Potter sang putra James Potter, atau yang biasa kita kenal dengan Dewa Ares tidak menyukai seluruh keturunan Aphrodite. Alasannya sedikit sensitif sebenarnya, sang ayah berselingkuh dengan si Dewi kecantikan. Dan Harry menganggap alasan itu yang menjadi penyebab ayahnya lalai menjaga ibunya sehingga ibunya meninggal.
"Well, mungkin kau butuh sedikit ancamanku, Harry?" seringai muncul di wajah tampan putra Athena. "Lagipula apa salahnya jika aku menempatkanmu bersama Fleur? Kalian dapat bekerjasama dan mempererat tali persaudaraan" Draco menaikkan alisnya, seringai di wajahnya telah diganti dengan senyum menggoda, "jika ayah dan ibu kalian benar-benar menikah, tentu saja"
Harry sudah ingin menyerang Draco jika Hermione tidak mencengkeram lengannya dengan erat. "Aku bukan saudaranya" protesnya.
"Aku juga tidak mau menjadi saudaramu" balas Fleur dengan ketus.
"Tutup mulutmu" Harry menatap tajam si cantik keturunan Aphrodite. "Dan aku adalah putra dari Dewa perang, seharusnya kau menempatkan aku di depan"
"Aku yakin jika aku menempatkanmu di depan kau akan menyerang saudaramu dan menghancurkan seluruh rencana kita" jawab Draco dengan wajah datarnya.
Ditengah keremangan ruangan sempit itu masih dapat dilihat dengan jelas wajah Harry yang memerah. Entah karena marah ataupun malu karena kalimat yang diucapkan oleh keturunan Athena adalah kebenaran.
"Dan yang lainnya tidak ada perubahan lokasi. Kalian tetap pada posisi masing-masing yang telah ku jelaskan dua hari yang lalu. Dan kau putri Poseidon," Draco mengalihkan pandangannya pada Hermione. "Selamat bergabung dengan tim kami"
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat