Something of mine

10.6K 1K 217
                                    





Tubuhnya lelah. Benar-benar lelah. Ingin rasanya dia mengistirahatkannya sejenak. Namun hal tersebut tidak mungkin terjadi. Mereka semua berada ditengah peperangan. Bukan waktunya untuk mengeluhkan rasa lelah. Mereka harus berjuang demi kedamaian dunia sihir.

Mereka harus, tidak, bukan mereka. Harry harus membunuh Voldemort. Ya, Harry Potter yang menanggung beban berat itu. Meski dua sahabatnya setia menemani, tetapi mereka tidak memiliki kewajiban seperti dirinya. Sahabatnya tidak memiliki penglihatan seperti yang dimiliki Harry. Mereka tidak memiliki mimpi buruk seperti Harry.

Harry menatap mahkota Ravenclaw yang berada di hadapannya, Horcrux Voldemort. Dia harus mengambilnya lalu segera memusnahkannya.

"Well, well. Apa yang membawamu kemari, Potter?"

Suara itu mengalihkan perhatian Harry. Suara yang sudah sangat dikenalinya. Harry menoleh dan mendapati tiga penghuni asrama Slytherin itu mengacungkan tongkatnya padanya. Dengan si rambut pirang berada di tengah.

Harry berjalan beberapa langkah, "Pertanyaan yang sama untukmu." jawabnya dengan tatapan mata yang terpaku pada sosok itu.

"You have something of mine," Harry masih menatap pemuda itu dalam diam, "aku ingin itu kembali padaku."

Harry berpikir sejenak. Apakah yang dimaksud adalah tongkat? batinnya bertanya-tanya. Lalu dia menatap tongkat yang berada di tangan Draco, "Ada apa dengan milikmu yang sekarang?" tanyanya.

"Milik Ibuku. It's powerful. Tapi tidak sama. Dia tidak memahamiku, know what I mean?"

Dalam hatinya Harry mengiyakan. Ada rasa bersalah yang menggerogoti hatinya, tapi dia tidak bisa mengembalikan tongkat Draco. Terlalu banyak pikiran yang berada di kepalanya, dan diam-diam perasaannya sedikit lega ketika melihat tangan pucat itu mengacungkan tongkat ke arahnya. Itu tandanya tidak terjadi hal buruk padanya hingga dia masih dapat berdiri dengan kakinya dan mengacungkan tongkat pada Harry. Kini pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan kenapa. Pertanyaan yang hanya dapat dijawab oleh si pirang.

Harry melangkahkan kakinya lagi, di langkahnya yang kedua dia berhenti. "Why didn't you tell her," tanya Harry padanya yang kini menunjukkan ekspresi kebingungan, "Bellatrix. Kau tau itu adalah aku. Kenapa kau tidak mengatakan apapun?"

Katakanlah Harry terlalu terobsesi padanya hingga Harry tahu arti sorot mata sosok itu. Namun kini Harry tidak mengerti arti sorot mata itu. Terkejut? Takut? Tidak percaya? Tapi sepertinya terkejut yang lebih mendominasi. Sosok itupun hanya diam, masih dengan mengacungkan tongkatnya ke arah Harry.

"C'mon, Draco. Don't be a prat. Do it!"

Harry dapat mendengar bisikan itu. Setelahnya kejadian-kejadian yang dia alami seolah berjalan dengan cepat. Mereka saling melemparkan kutukan. Kemudian Ron dan Hermione datang membantunya.

Dan ketika kamar kebutuhan itu dilalap api, Harry tidak dapat memikirkan apapun kecuali dia harus keluar dari sana. Dia tidak ingin mati terbakar dan membuat Voldemort merasa menang karena kematiannya.

Dan ketika dia menaiki firebolt miliknya, dia melihat Draco sedang berjuang menghindari kobaran api. Tanpa berpikir panjang dia mengulurkan tangannya, Draco pun meraihnya lalu mereka keluar dari kamar itu dan terhempas ke lantai koridor. Sepersekian detik kemudian Hermione melempar mahkota Ravenclaw kedalam kobaran api. Lalu kamar kebutuhan itu lenyap.

Dengan napas terengah Harry menatap sosok yang kondisinya sama kacaunya dengan dirinya. Mata abu-abu itu menatap tepat pada emerald Harry. Lalu keduanya mendekat dan menyatukan bibir mereka. Harry memeluk leher Draco dengan erat. Dia mengucap syukur dalam hatinya. Lalu dia meringis ketika bibir bawahnya digigit dan sedikit ditarik oleh Draco. Setelah itu ciuman mereka berakhir.

DRARRY ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang