Ini minggu kedua setelah kabar yang sangat menggemparkan beredar di Hogwarts; Dua musuh bebuyutan ditemukan sedang berciuman di koridor lantai enam. Oh, sepertinya itu berlebihan. Yang sesungguhnya terjadi adalah Seamus yang sedang berjalan di koridor tidak sengaja melihat Harry dan sang murid Slytherin berciuman dengan tubuh Harry yang dihimpit oleh Draco dan dinding.
Kemudian teman sekamar Harry yang terlalu shock itu secara tidak sadar bercerita pada Sir Nicholas, Nearly Headless Nick. Bisa tebak bagaimana akhirnya? Yap! Hantu penghuni Hogwarts itu bergosip bersama hantu yang lain dan beberapa murid. Kemudian kabar Harry dan Draco menjalin hubungan beredar dengan begitu cepatnya. Bahkan Harry sempat tidak mau berbicara dengan Seamus dan benar-benar mengabaikannya hampir seminggu penuh.
Lalu yang terakhir adalah ketika makan siang berlangsung, Pansy membuat heboh Great Hall dengan berteriak menyebut Draco pecundang karena menyembunyikan hubungannya dengan Harry. Untung saja tidak semua murid dan pengajar ada di sana. Tapi tentu saja kabar mengenai hal itu beredar sama cepatnya dengan kabar hubungan Harry dan Draco. Gadis Slytherin itu hampir melemparkan kutukan ke arah Draco jika Blaise tidak menyeretnya keluar dari Great Hall.
Besoknya Pansy berjalan beriringan dengan Draco -Blaise dan Theo di belakang mereka- seolah tidak terjadi apapun. Gadis itu tersenyum cerah ketika berada di depan Harry, Ron dan Hermione, lalu mengulurkan tangannya untuk berdamai dengan trio Gryffindor. Harry yang heran pun menanyakan bagaimana keadaannya dan dijawab dengan tenang oleh gadis keturunan pure blood itu.
"Aku hanya marah karena Draco tidak bercerita. Dia sahabat dan tempat sampah terbaikku yang selalu menampung segala ceritaku. Dan aku pun sebaliknya."
Kemudian Draco menatap gadis itu dengan tajam ketika dia berbisik pada Harry -yang sialnya masih dapat dia dengar-, "Aku akan memberitahu semua rahasia Draco bahkan hingga ukuran celana dalamnya jika kau mau." Siapapun tolong selamatkan nyawa Pansy.
🐍🦁
"Kau tidak ingin ke Hogsmeade?" Tanya Harry yang sedang melemparkan batu ke danau hitam.
Sosok yang sedang membaca buku dan bersandar pada batang pohon itu melihat Harry sejenak, lalu kembali menenggelamkan dirinya pada bacaannya. "Tidak ingin." Balasnya singkat.
"Kenapa?" Tanya Harry lagi. Kali ini dia berjalan mendekati sosok itu.
"Pertanyaan yang sama untukmu."
Harry menatapnya sebal lalu mengambil buku di tangan sosok berkulit pucat itu dan mendudukkan dirinya di atas paha si pucat.
Draco -si pucat- mengangkat sebelah alisnya saat Harry duduk di pangkuannya. Tangan kirinya dengan segera berada di tempat favoritnya -pinggang Harry- sedangkan tangannya yang lain berada di leher Harry, dengan matanya yang menatap wajah si pemilik bekas luka berbentuk sambaran petir dengan pandangan memuja. Kemudian dia mengecup hidungnya.
"Ada apa?" Tanyanya.
"Kau mengabaikanku."
"I'm not."
"Yes, you are!"
Draco terdiam, menunggu kalimat yang akan diucapkan oleh kekasihnya. Tangannya yang berada di leher Harry kini sedikit turun untuk mengelus tanda berbentuk bunga mawar di sana.
"Kau.. uh, kau tidak menatapku." Suara Harry memelan di akhir kalimatnya dengan wajahnya yang menunduk menatap jari tangannya yang berada di dada Draco.
Sang pemuda berambut pirang tersenyum singkat lalu mengecup pipi Harry, "Maafkan aku, Love," kemudian dia memegang dagu Harry agar kekasihnya menatapnya, "aku sedang mempelajari ramuan baru, Severus menginginkan aku menguasainya agar aku dapat membantunya di laboratorium miliknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat