"Excuse me, Professor? Apakah telingaku tidak salah mendengar?"
Professor McGonagall menggelengkan kepalanya, "Ku rasa telingamu masih berfungsi dengan baik, Mr Malfoy. Detensi. Sebelum jam makan malam di ruanganku" kini pandangannya beralih pada Harry, "dan aku tidak mengharapkan kau terlambat, Mr Potter"
Lalu Professor McGonagall pergi meninggalkan dua murid beda asrama itu di koridor.
"Ini semua salahmu, Potty"
"Kau yang memulai, Malfoy"
"What? Jangan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang kau perbuat sendiri, Potter!" Draco sedikit menaikkan volume suaranya.
"Bukankah itu yang selalu kau lakukan, Malfoy?" sindir Harry.
"Dan aku yakin aku melihatmu melakukan hal yang mencurigakan di koridor tadi. Lagipula kau yang menyerangku duluan" lanjutnya.
Draco bergerak dengan cepat dan mengacungkan tongkat sihirnya pada Harry, "Well, aku sedikit tersanjung Harry Potter Yang Agung memperhatikan apa yang kulakukan" seringai di bibirnya menghilang, digantikan oleh tatapan mata yang mengancam.
"Apa kau tidak pernah diajarkan bahwa menguntit seseorang merupakan tindakan yang tidak baik, Potter?" tongkat Hawthorn miliknya menekan rahang Harry.
"Sepertinya aku harus meluruskan sesuatu. Aku tidak menguntitmu, Malfoy" Harry menekankan pada kata tidak. Dia memang tidak menguntit Malfoy. Yeah, dia hanya mengikutinya secara diam-diam karena penasaran terhadap sesuatu. Dan itu dua hal yang berbeda menurut Harry.
"Jadi menurutmu aku telah berhalusinasi melihatmu bersembunyi ketika aku menolehkan kepalaku, Scarhead?" Draco mencoba menerobos pikiran Harry dengan legilimens. Kemampuannya yang satu ini sudah diakui oleh Severus, jadi wajar saja jika Harry tidak merasakan sakit atau apapun ketika Draco memasuki pikirannya.
Draco melihat beberapa kenangan Harry dengan dua teman gryffindorknya sedang tertawa bersama entah menertawakan apa, bermain perang bola salju, kenangannya bersama Sirius Black, foto kedua orang tuanya yang tersenyum bahagia, tapi bukan itu yang dia cari. Lalu dia melihat kenangan trio Gryffindor di dalam Hogwarts Express, Harry yang bersikeras bahwa Draco adalah seorang Death Eater dan si Granger yang tidak mempercayainya, sementara Weasel seperti tengah mempertimbangkan harus mempercayai yang mana. Harry mengatakan akan mencari tahu apa yang dilakukan Draco dan ibunya di Knockturn Alley, kemudian dia keluar dari kompartemen.
Draco melangkahkan kakinya mundur. Dia menatap Harry dengan wajah terkejut. "Ku peringatkan dirimu, Potter. Jangan ikut campur dalam urusan orang lain"
🐍🦁
Lorong koridor sangat sepi, Harry berjalan mengendap-endap dengan jubah ajaib yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia menjalankan misi menguntit si keturunan Malfoy. Lagi. Setelah berhasil menyelinap masuk kedalam ruang kebutuhan, dirinya berdiam diri menempel pada dinding dan memperhatikan Draco yang terus berjalan dengan melemparkan apel hijau ditangannya kemudian menangkapnya lagi. Si Slytherin menghentikan langkahnya dan menarik kain penutup. Kini di depannya terdapat benda tinggi yang terlihat seperti sebuah lemari.
Benda apa itu? Apakah itu lemari? Batin Harry.
Dia pun berjalan mendekat untuk melihat lebih jelas. Draco menggigit apel hijaunya lalu memasukkannya kedalam benda itu. Setelahnya dia mengucapkan suatu mantra dengan suara pelan, nyaris tak terdengar.
"Harmonia nictere passus"
Harry tidak pernah mendengar mantra itu. Mungkin Hermione mengetahuinya, begitu pikirnya.
Setelah mengucapkan matranya, dia membuka pintu lemari dan tersenyum puas. Lalu menutupnya lagi dan merapalkan mantra yang sama, setelah dua kali mengulanginya dia membuka pintu lemari itu lagi dan mengeluarkan apel hijaunya.
Mata hijau Harry membulat sempurna ketika Draco menatap kearahnya dengan tiba-tiba. Draco melemparkan apel yang ada ditangannya ke sembarang arah. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun.
"Bukankah aku sudah memperingatkan agar berhenti mencampuri urusan orang lain, Potter?"
Harry menggenggam tongkat sihirnya dengan erat, tangan kanannya menarik jubah gaibnya, membuatnya terlihat lagi. Draco mendorongnya, Harry meringis merasakan nyeri pada punggungnya yang bertabrakan dengan pintu lemari tadi.
"Benda apa ini?" tanya Harry. Matanya memandang tepat pada mata abu-abu Draco yang melihatnya dengan tatapan mengancam.
"Bukan urusanmu, Potter" desis Draco. Netranya yang semula menatap mata hijau cemerlang Harry kini beralih turun dan menemukan bibir kemerahan. Tatapannya terpaku untuk beberapa saat. Tenggorokannya terasa sangat kering, hanya untuk menelan ludah saja terasa sangat sulit.
Jantung Harry bekerja dua kali lebih cepat ketika melihat wajah mereka sangat dekat. Wajah putih pucat itu sangat tampan. Garis-garis wajahnya sangat tegas dan aura bangsawan menguar dengan jelas.
Kepala bersurai pirang itu mendekat, mata abu-abunya bergantian melihat bibir kemerahan dan mata emerald. Dan ketika mata indah itu tertutup, Draco menempelkan bibirnya pada bibir Harry. Diluar dugaan ternyata bibir Harry terasa sangat lembut dan kenyal. Juga basah.
Draco memegang tengkuk si anak yang bertahan hidup untuk memperdalam ciumannya. Bibirnya tak henti melumat kemudian lidahnya menyapa lidah Harry yang berada di dalam mulut. Tangannya yang bebas meraih pinggang Harry dan merapatkan tubuh keduanya, membuatnya menempel.
Dia melepas cumbuannya ketika tangan Harry memukul punggungnya. Keduanya terdiam dengan napas terengah, tidak ada yang berusaha memecah keheningan. Kemudian Draco menempelkan dahinya pada dahi yang terdapat bekas luka berbentuk sambaran petir. Harry menutup matanya ketika merasakan hembusan napas hangat Draco menyapa wajahnya.
"Kau benar-benar harus berhenti untuk ikut campur dalam urusan orang lain"
"Sepertinya tidak bisa" Harry membuka matanya dan mendapati mata abu-abu yang sedang menatapnya.
"Katakan padaku apa yang dapat menghentikanmu" bisik Draco.
"Aku tidak tau" Harry menutup matanya sejenak ketika merasakan perut bagian bawahnya ditekan oleh sesuatu yang sedikit keras. "sepertinya aku harus bertanggungjawab atas sesuatu yang ada di bawah sana" lanjutnya.
"Ku kira kau tidak memiliki rasa tanggungjawab, Potty" bibirnya menyunggingkan seringai.
"Sepertinya kau belum mengenalku dengan baik, Ferret" ujar Harry sebelum mencium bibir di depannya.
Ditengah ciuman mereka, Draco menggerakkan tangannya yang semula berada di pinggang Harry menuju ke bawah dan menyentuh bongkahan yang berada di tubuh bagian belakang Harry, kemudian meremasnya hingga membuat Harry melenguh dalam ciuman mereka.
Mau tbc atau end?
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanficDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat