Maafkan aku yg ga pinter ngasih judul 😭😭 btw dreko gamtenk
Harry melihat gelapnya langit malam dari balkon kamarnya. Tidak ada satu pun bintang yang terlihat, begitu pula dengan bulan yang seolah enggan memancarkan sinarnya. Harry menghembuskan napasnya panjang. Dia berniat untuk masuk kembali kedalam kamarnya. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara samar yang entah berasal dari mana.
Harry pun menajamkan pendengaran dan penglihatannya. Dia mengedarkan pandangannya, sepertinya suara itu berasal dari kamar Draco. Lalu netra hijaunya terhenti ketika melihat sosok tetangganya yang menyebalkan itu.
Dia menyipitkan matanya dan melihat Draco yang sepertinya tidak memakai celana sedang duduk di pinggiran kasurnya dengan tangannya yang sibuk bergerak keatas dan kebawah seperti sedang menggenggam sesuatu yang berada diantara kakinya. Mata keabuan itu tertutup dengan wajahnya yang memperlihatkan ekspresi- wait, ekspresi macam apa itu? Harry tidak tahu. Harry tidak terlalu mendengar apa yang tetangganya itu ucapkan. Yang Harry tangkap hanya kata Shit dan Fuck karena dua kata itulah yang beberapa kali diucapkan oleh Draco.
Harry masih terdiam menatap Draco ketika sang tetangga sepertinya telah selesai dengan kegiatannya. Wajah Harry memerah ketika melihat Draco yang tak mengenakan celana berjalan mendekati meja belajarnya dan mengambil tisu. Harry dapat melihat si pirang mengelap tangannya dan alat kelaminnya menggunakan tisu, lalu dia menunduk untuk mengelap lantai dan melemparkan tisu bekas itu ke sudut kamarnya.
Otak Harry masih mencerna apa yang baru saja dia lihat, dia masih tidak tahu apa yang Draco lakukan sehingga ekspresi wajahnya terlihat puas setelah kegiatannya selesai. Karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, Harry tidak menyadari bahwa tetangganya itu berjalan menuju balkon kamarnya sendiri yang berhadapan dengan kamar Harry.
"Menikmati apa yang baru saja kau lihat, Potter?"
Suara itu membuat Harry tersadar dan membulatkan matanya karena terkejut. Dia tertangkap basah telah mengintip apapun nama kegiatan yang dilakukan oleh si pirang. Wajahnya semakin memerah ketika melihat Draco melemparkan seringainya, lalu tetangganya yang beberapa minggu yang lalu telah genap berusia lima belas tahun itu melompat dari balkonnya dan kini berada di hadapan Harry.
"Ma-maafkan aku. Aku tidak sengaja melihatmu." Harry sangat gugup ketika tubuh yang lebih tinggi darinya itu berjalan mendekatinya.
"Benarkah?"
Harry menganggukkan kepalanya cepat dengan kakinya yang melangkah mundur.
Sedangkan Draco terus melangkahkan kakinya hingga dia dan Harry masuk kedalam kamar Harry. Kemudian dia mengabaikan Harry yang terdiam di tengah kamar dan merebahkan dirinya di atas kasur Harry.
"Kau melihat semuanya?" Tanya Draco yang kini sedang memejamkan matanya. Indera penciumannya menghirup aroma kamar Harry yang entah kenapa selalu membuatnya nyaman.
Karena Draco terlihat tidak marah, Harry mendekati sosok yang menguasai kasurnya itu dan ikut duduk di sana. "Sepertinya tidak."
"Bagus." Balas Draco singkat, lalu dia menenggelamkan kepalanya pada bantal Harry yang beraroma manis itu dan menghirupnya dalam-dalam.
"Draco,"
Draco hanya berdehem singkat.
"Bolehkah aku bertanya?" Tanya Harry dengan ragu-ragu.
"Tanyakan saja."
"Apa yang kau lakukan tadi?"
Pertanyaan yang Harry lontarkan membuat Draco tiba-tiba membuka kedua matanya. Dengan segera dia bangun dan duduk di depan Harry. Dia mengedipkan matanya beberapa kali sebelum menanggapi pertanyaan itu.
"Kau tidak pernah melakukannya?"
Harry menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah polosnya.
Draco menghembuskan napasnya panjang lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
"Aku merasa berdosa." Gumamnya pelan.
Kemudian dia memegang kedua bahu Harry dan menatap tepat pada mata hijau itu. "Dengarkan aku," Harry menganggukkan kepalanya patuh, "itu dinamakan masturbasi. Kau pernah mendengarnya?" pertanyaan Draco dijawab dengan anggukan kepala.
"Sepertinya aku pernah mendengarnya di sekolah."
Draco mengangguk. "Bagus. Jadi aku tidak perlu menjelaskannya."
"Jadi seperti itu caranya masturbasi? Apakah itu sakit?"
Draco tersenyum, "Tidak sama sekali, itu sangat nikmat," dia menaikkan alisnya beberapa kali, menggoda Harry. "kau ingin mencobanya?"
"Tapi kau memejamkan mata, ku kira kau kesakitan."
"Tidak. Tidak sakit sama sekali. Ku jamin kau akan menikmatinya." Draco menatap lekat Harry, mencoba meyakinkan tetangganya itu.
"Benarkah?"
"Tentu saja." Ujar Draco sambil menganggukkan kepalanya. "Mau melakukannya denganku?"
Harry menggelengkan kepalanya dengan wajahnya yang memerah. Draco sangat gemas ingin mencium kedua pipi yang merona itu. Jadi dia mendekatkan wajahnya dan segera mencium pipi Harry.
Harry membulatkan matanya karena terkejut, tangan kanannya memegang pipinya yang baru saja dicium oleh Draco.
"Kau sangat menggemaskan. Mau jadi kekasihku?"
Harry hanya diam menatap Draco dengan wajahnya yang semakin memerah. Karena melihat Harry yang terdiam, Draco mendekatkan wajahnya lagi dan menempelkan bibirnya dan bibir Harry. Dia mengecup bibir Harry berkali-kali lalu menjauhkan wajahnya.
"Buka sedikit mulutmu." Perintahnya.
Dan Harry pun menurut, dia membuka sedikit mulutnya dan memejamkan matanya. Kemudian Draco menjilat lembut bibir bawah Harry dan melumatnya dengan pelan. Bibir Harry terasa sangat lembut, dan sedikit basah. Lidahnya menyapa lidah Harry dan sedikit menariknya lalu mendorongnya masuk kedalam mulut Harry lagi.
Kegiatan mereka tak berlangsung lama. Draco mengakhiri ciumannya ketika Harry mendorong dadanya. Sepertinya si pemilik surai hitam itu kehabisan napas. Draco tersenyum tipis melihat Harry yang sedang terengah-engah. Lalu memegang dagu Harry, membuat dua pasang mata berbeda warna itu bertemu. Dan dia mengecup bibir Harry sekali. Hal itu membuat Harry menutup matanya lagi.
"Apakah aku boleh menyukaimu?" Tanya Draco tepat saat Harry membuka matanya, memperlihatkan iris hijau yang selalu Draco puja.
"Tidak. Itu salah. Biar ku ulangi." Draco menghembuskan napasnya panjang, sepertinya dia gugup.
Harry pun hanya mengangguk dan memperhatikan Draco.
"Aku malu mengatakan bahwa aku mencintaimu, jadi maafkan aku," Draco menelan ludahnya, matanya menatap wajah Harry. "Aku menyukaimu, Harry. Aku baru menyadarinya musim panas tahun lalu. Bagaimana denganmu?"
"Ku kira kau sudah tahu jawabannya. Bukankah aku sudah terlalu sering mengatakannya sejak kita masih kecil?"
Draco tak dapat menahan senyuman mengembang di bibirnya. Dia mengecup bibir Harry lagi dan membawa tubuh yang lebih pendek darinya itu kedalam pelukannya sambil menggumamkan Kau milikku berkali-kali.
END
Maksud aku ga niat tuh kek apa adanya bgt ga ku edit berkali-kali kek biasanya. Dan penjelasannya jg dikit, banyakan percakapannya 😅 Kali ini niat tp ga sesuai ekspektasi ku. Seharian nyari ide tp ga kepikiran apa2 dan jam 5an sore baru ngetik 🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
DRARRY ONESHOOT
FanfictionDrarry Oneshoot Twoshoot Multi chapter Harry Potter © J.K. Rowling Picts isn't mine Jangan plagiat