Tell him

9.1K 936 355
                                    




"Ya," Hermione menatap Harry dengan raut wajah serius, "kau harus mengatakannya pada Draco, Harry." gadis itu berjalan mondar-mandir di depan Harry dengan sesekali memijat pelipisnya.

Kemudian dia melirik Ron yang tengah menyandarkan punggungnya pada dinding rumah Harry -Grimmauld Place nomor 12- warisan dari Sirius. Ron yang dilirik Hermione pun tiba-tiba menegakkan posisi berdirinya.

"Y-ya, 'Mione benar, Mate. Kau harus memberitahu Malfoy."

"Dan menggagalkan pernikahannya yang ada di depan mata?" Harry menggelengkan kepalanya, wajahnya terlihat tidak setuju dengan pendapat kedua sahabatnya, "aku bukan tipe orang yang seperti itu. Jika kalian tidak mau membantuku, aku bisa mengatasi segalanya sendiri." dia memeluk perutnya sendiri dan menatap Hermione dan Ron dengan tatapan yakin.

Hermione terdiam dan menatap Harry dengan pandangan yang tidak dapat Harry artikan. Lalu gadis itu melangkahkan kakinya dan duduk di samping Harry di sofa. Tangannya merengkuh tubuh Harry dengan dagunya yang menumpu pada bahu Harry.

"Kami akan selalu ada di sampingmu," Ujarnya lalu melepaskan pelukannya, "kami akan selalu menemanimu dan little Potter yang ada di dalam sini, atau little Malfoy?" Hermione menyentuh perut Harry dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.

Harry yang melihat Hermione menggodanya pun ikut tersenyum.

Kemudian Ron ikut bergabung dan duduk di sebelah Hermione. "Jangan pernah berpikir kau sendirian, Mate. Kau punya kami."

Harry tersenyum menatap sahabat berambut merahnya itu. "Terimakasih, Ron."

🐍🦁

Beberapa bulan yang lalu Kingsley, sang Menteri Sihir mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakan telah ditangkapnya seluruh anggota Death Eater yang kabur setelah Battle of Hogwarts. Harry dan Ron sebagai Auror yang ikut serta dalam penangkapan juga menghadiri pesta meriah itu. Entah berapa gelas fire whisky yang telah Ron minum, yang pasti kepala Ron sudah tergeletak di meja saat Harry mencarinya. Sahabatnya itu memang tidak kuat minum, namun dia sangat menyukai minuman beralkohol.

Karena Ron tidak dapat diandalkan sebagai teman minum, akhirnya Harry memutari ruangan dengan penerangan minimalis itu dan bertemu dengan Malfoy, Draco Malfoy. Musuh bebuyutannya saat bersekolah di Hogwarts. Pemuda dengan aura bangsawan yang kental itu digadang-gadang akan menjadi pengganti Kingsley Shacklebolt, menurut penjelasan beberapa orang dialah kandidat terkuat saat ini.

Keduanya saling menyapa, tiada lagi permusuhan diantara mereka. Sesungguhnya Harry lebih memilih bermusuhan dengan Malfoy muda itu daripada harus berdekatan dengannya seperti ini. Sungguh, hal itu sangat tidak baik bagi kesehatan jantungnya. Jantungnya berdetak dengan kencang setiap Harry melihat senyum tipis -nyaris tak terlihat- milik Draco.

Dan Harry tidak ingat kejadian apapun setelah dirinya bercakap-cakap dengan Draco malam itu. Yang dia tahu hanyalah dirinya terbangun tanpa mengenakan pakaian miliknya dan Draco yang tidur dengan bertelanjang dada di sebelahnya.

Otak Harry tidak perlu bersusah-payah memikirkan apa yang telah terjadi diantara mereka semalam, karena sakit pada pinggang dan tubuh bagian bawahnya telah menjadi jawaban. Oh, satu lagi yang Harry ingat. Ketika mengejar pelepasannya, Draco berkali kali mengatakan bahwa dia mencintai Harry. Dan setelah mengeluarkan sesuatu kedalam tubuh Harry, Draco mencium kening Harry dan merengkuh Harry dalam pelukannya, kemudian mereka tertidur.

Harry mengacak-acak rambutnya yang telah berantakan, kemudian dengan perlahan dia turun dari kasur dan mengenakan pakaiannya. Mata hijaunya sesekali melirik Draco yang tidur dengan tenang. Setelah memakai seluruh pakaiannya, Harry mendekati sosok bersurai pirang platinum itu dan mengecup keningnya.

DRARRY ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang