35- Preparation

9.1K 867 93
                                    

Pagi ini semua keluarga park tampak berkumpul di ruang makan untuk menyantap sarapan pagi yang sudah di siapkan oleh para maid. Namun fokus mereka teralihkan saat melihat tiga kursi yang masih kosong tanpa adanya tanda-tanda kehadiran dari ketiga yeoja itu.

"Apa mereka belum bangun?" Yuri berujar bingung. Karena tidak biasanya ketiga putrinya itu datang telat untuk menyantap sarapan pagi.

"Sepertinya begitu, eomma." Namja berwajah dingin itu membalas singkat sembari menyantap sarapan pagi yang sudah tersedia di hadapannya.

"Kalian lanjutkan saja sarapan nya, eomma akan membangunkan mereka." Yuri pun segera beranjak dari kursinya meninggalkan ruang makan.

Ia melangkah pelan menaiki tangga dan berhenti tepat di depan pintu bewarna cokelat. Mengetuk pelan sembari memanggil nama sang bungsu.

"Lisa-ya? Kau sudah bangun, Nak?" meski sudah memanggil dan mengetuk pintu berkali-kali pun, tetap tak ada jawaban dari putrinya itu. Hingga Yuri memilih untuk membuka kenop. Ia bersyukur karena pintu itu tidak dikunci, Yuri pun masuk ke dalam kamar Lisa.

Langkah wanita paruh baya itu terhenti saat melihat kedua putrinya tampak tertidur nyenyak bersama. Perasaan nya menghangat saat melihat gadis blonde itu tidur di samping Lisa sembari memeluknya.

Yuri tak bisa menyembunyikan kebahagiaan nya, karena putrinya itu sudah menerima Lisa dengan sangat baik. Bahkan air matanya sudah menggenang, namun sebisa mungkin ia menahan air mata itu agar tidak luruh. Sudah sangat lama Yuri menginginkan hal ini, ketika putrinya saling menyayangi satu sama lain.

Seorang yeoja bersurai hitam yang berada di luar kamar Lisa tampak menatap sang ibu heran. Ia melihat ibunya yang terdiam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Karena penasaran, ia pun memilih masuk ke dalam kamar luas milik sang bungsu.

"Eomma, ada apa?" Jisoo terhenyak saat melihat pemandangan yang kini ada di hadapannya. Sama halnya seperti sang ibu, Jisoo juga terdiam tanpa kata. Tentu karena ia melihat gadis blonde itu yang tidur di kamar Lisa. Bahkan mereka tampak begitu lelap dalam dunia mimpi.

"Sejak kapan Rosé tidur di sini?" setelah lama terhening, Jisoo pun mulai bicara. Menatap jengah dua yeoja yang masih tertidur, padahal sekarang sudah waktunya untuk sarapan.

"Entahlah, Nak. Mungkin dia ingin tidur bersama adiknya. Lihat lah mereka berdua, bukankah sangat menggemaskan?" Yuri berujar senang, tidak dengan Jisoo yang memasang wajah datar saat sang ibu bertanya kepadanya.

"Aku duluan, eomma." Yeoja bersurai hitam itupun berlalu pergi. Yuri tampak menoleh menatap putri keduanya itu yang tampak kesal. Ia terkekeh ringan sembari menggeleng kan kepalanya pelan.

Setelah puas memperhatikan kedua putrinya yang tertidur nyenyak, Yuri pun perlahan melangkah dan duduk di pinggir ranjang. Ia mengusap lembut pipi Lisa dan Rosé secara bergantian dan mencoba untuk membangun kan mereka.

"Lisa-ya, Rosé-ya. Bangunlah, apa kalian ingin terus tidur seperti ini?" Yuri berujar lembut. Gadis berponi itu tampak mengerjap kan kedua mata hazel nya, lalu terduduk karena terkejut dengan kehadiran sang ibu.

"Eoh, eomma. Apa aku kesiangan lagi?" Lisa berujar pelan, sesekali ia termenung karena mencoba untuk mengumpulkan seluruh kesadaran nya kembali. Melihat hal itu, Yuri lagi-lagi terkekeh karena sikap Lisa yang sangat menggemaskan.

"Hm, sekarang sudah waktunya sarapan."

"Mwo? Bagaimana aku bisa kesiangan lagi hari ini, aku---" ucapan Lisa terhenti setelah menyadari bahwa malam tadi Rosé tidur di kamarnya. Ia menoleh kesamping dan mendapati sang kakak yang masih setia dengan tidur lelapnya.

Alone[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang