Tidak peduli hujan yang mengguyur tubuh maupun setiap rasa sakit yang sangat menyiksa, namun suara dari senjata api itu benar-benar membuat gadis berponi itu terdiam.
Air mata itu pun kembali jatuh, bersatu dengan tetesan hujan yang membasahi wajahnya. Dengan tubuh yang gemetar ia bangkit dan berlari menghampiri sang kakak dan memeluk nya dengan sangat erat.
"Unnie," tidak ada jawaban. Hanya ada keheningan yang membuat Lisa menjadi tidak karuan.
"Ya, Jennie unnie!"
Deg
Mata kucing gadis berpipi mandu itu terbuka. Ia mendapati sang adik di hadapan nya yang kini tengah menatap nya penuh dengan kelegaan. Hingga pelukan itu kembali menghangatkan nya.
"Kau akan baik-baik saja, unnie. Kau tidak perlu takut," untuk sesaat detak jantung Jennie seakan terhenti. Dalam pelukan itu ia dapat melihat tangan Siwon yang tadi terarah padanya kini justru beralih ke tempat lain.
"Apa kau benar-benar berniat untuk membunuh nya, Siwon?" dengan cepat pria bertubuh tegap itu menepis tangan sang istri. Kedatangan Jessica telah membuat ia gagal mengarahkan peluru itu.
"Kau selalu saja datang dan menghancurkan rencana ku, Jessica."
"Sadarlah atas apa yang kau lakukan! Tindakan mu sudah keterlaluan, Siwon. Apa kau sama sekali tidak memikirkan akibat dari semua ini?"
"Aku sudah memikirkan nya! Dengan menghabisi satu persatu anggota keluarganya, maka aku akan berhasil menghancurkan Park Jiyong!" Jessica berdesis. Mungkin benar bahwa suaminya saat ini sudah kehilangan akal sehat. Ia tidak habis pikir bahwa dengan mudahnya Siwon ingin menghabisi setiap nyawa yang tidak bersalah hanya karena keegoisan nya sendiri.
"Kau pikir nyawa adalah sebuah permainan? Mereka adalah keponakan mu, mereka juga keluarga mu! Jadi hentikan ini semua."
Ucapan Jessica telah mengundang tawa untuk Siwon. Tidak untuk wanita paruh baya itu yang tampak mengkerut kan kening nya bingung.
"Apa aku tidak salah dengar? Keluarga? Mereka? Jangan bercanda, Jessica. Apa selama ini mereka pernah menganggap kita sebagai keluarga?"
"Kau telah dibutakan oleh ambisi mu, Siwon. Itu sebabnya kau tidak akan pernah menyadari nya. Jadi aku mohon, hentikan lah."
"Jangan pernah ikut campur dalam urusan ku, Jessica!" wanita paruh baya itu menegak. Sekarang ia yakin, tidak akan ada gunanya lagi ia memohon untuk menghentikan semua tindakan gila suaminya ini.
Ia beralih menatap dua yeoja yang terduduk tak jauh dari tempat nya sekarang. Ia bersyukur karena berhasil mengalihkan peluru itu. Jika saja ia terlambat datang, mungkin seumur hidup Jessica akan menyesalinya.
"Aku benar-benar tidak menyangka kau akan melakukan semua ini, Siwon."
"Semua sudah ku rencana kan, Jessica. Dan aku tidak ingin kau kembali menggagalkan setiap usaha ku." Jessica menatap pria di hadapan nya itu jengah.
"Kau juga tahu bukan? Bahwa balas dendam yang terbaik, adalah dengan menghabisi orang-orang yang ia sayangi." Siwon menyeringai. Ia kembali melangkah mendekati kedua keponakannya itu dan mengangkat pistol nya.
Menyadari hal ini tentu Jessica tidak akan diam saja. Ia segera berlari dan menahan suaminya itu, mencoba untuk meraih senjata api yang dipegang oleh Siwon dengan bersusah payah.
"Lisa, cepat bawa kakakmu pergi dari sini!" gadis berponi itu mengangguk dan segera membantu Jennie untuk berdiri.
Lisa dapat melihat wajah sang kakak yang memucat. Sepertinya Jennie masih sangat shock, lalu ia pun menatap lekat gadis mandu itu dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone[End]✔
Historia CortaAku ada tapi tiada. Kesepian telah menjadi temanku, dan hadirku hanya benalu. "Sebenarnya apa tujuan mu?" - Park Jisoo "Apa yang kau inginkan? Uang?" - Park Jennie "Kembalikan kebahagiaan keluarga ku!" - Park Chaeyoung "Aku hanya ingin diakui." - L...