Pria paruh baya berwajah tegas itu tampak menatap sang kakak jengah. Ia tau perkataan Siwon tadi pasti sudah melukai perasaan Lisa, dapat dilihat dari raut wajah sang bungsu yang murung.
Karena Siwon juga, anggota keluarga nya yang lain tampak tak nyaman dan memilih untuk pergi. Enggan bergabung bersama keluarga Park Siwon. Padahal hari ini adalah hari yang sangat penting, Jiyong hanya menginginkan acara ini berjalan dengan lancar. Tapi apa yang di harapnya justru tak membuahkan hasil karena ulah hyung nya sendiri.
"Apa ini yang kau inginkan? Kau sengaja datang ke sini hanya untuk melukai perasaan putri ku?" Jiyong berujar geram. Ia benar-benar sudah muak dengan sikap kakak laki-laki nya itu yang selalu saja semena-mena.
"Aku tidak melakukan apapun, Jiyong-ah. Justru sikap mu itulah yang akan melukai anak mu," ucapan Siwon benar-benar membuat Jiyong naik pitam. Perlahan ia melangkah, menatap muak Siwon yang berdiri di hadapannya.
"Kau tidak tau apapun tentang keluarga ku, hyung. Jadi lebih baik kau pergi, atau aku sendiri yang akan mengusir mu kali ini." Siwon terkekeh mendengar ucapan adiknya itu. Ia menepuk pelan bahu Jiyong sembari tersenyum miring.
"Aku harap hari mu menyenangkan, Jiyong-ah." Setelah mengatakan kalimat itu, Siwon berlalu pergi meninggalkan mansion mewah milik keluarga adiknya. Jiyong mengusap wajahnya kasar karena benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran kakaknya itu.
Namja berwajah dingin itu pun menghela napas berat. Demi apapun, jika bisa dia tak akan pernah ingin bertemu dengan pamannya itu. Tapi seperti nya takdir berkata lain karena mereka dipertemukan sebagai paman dan keponakan. Yang pastinya akan selalu bertemu meski tak pernah diinginkan sekalipun.
"Sehun, dimana Lisa? Dia belum kembali?" Jiyong tampak mengedarkan pandangan nya mencari sosok putri bungsu nya. Tapi tetap saja ia tak menemukan Lisa dimana-mana.
"Mungkin Lisa sudah bersama eomma, kita ke sana saja." Pria berwajah tegas itu mengangguk. Dengan cepat mereka pergi menuju ruang acara mencari keberadaan keluarga nya yang lain. Namun hasilnya sama saja, tidak ada Lisa di sana.
"Yuri-ya, dimana Lisa?" wanita paruh baya itu tampak menoleh kearah suaminya. Ia dapat melihat wajah Jiyong yang tampak begitu lelah, mungkin karena seharian ini ia sudah bekerja keras untuk mempersiapkan acara. Dan di saat mereka ingin bersenang-senang, Siwon datang dan kembali merusak kenyamanan keluarga Jiyong.
"Dia belum kembali, tapi Jisoo sudah menyusulnya tadi."
"Bukankah ini sudah cukup lama? Apa dia baik-baik saja?" mereka tampak saling memandang saat mendengar balasan Jiyong. Tentu saja perkataan itu membuat perasaan mereka menjadi gusar.
"Jiyong-ah, apa maksud mu? Tentu saja Lisa akan---"
"Appa! Eomma! Lisa, ku mohon bantu Lisa!" perhatian orang-orang yang berada di ruangan luas itu kini beralih pada seorang yeoja bersurai hitam yang tiba-tiba berteriak panik.
Wajah nya tampak basah, rambut nya juga terlihat begitu berantakan. Matanya sembab, dan ia benar-benar terlihat begitu hilang arah. Melihat putrinya dalam keadaan seperti ini, tentu saja Jiyong dan Yuri kebingungan. Apalagi para tamu undangan yang ada di ruangan itu juga tampak memandang nya heran.
"Jisoo-ya, wae geurae? Kenapa kau panik sepertinya ini, Nak?" Yuri berujar sembari merapikan rambut putrinya yang berantakan. Namun Jisoo dengan cepat meraih tangan sang ibu dan menggenggam nya erat.
"Eomma, Lisa. Cepat bantu Lisa," suara yeoja itu terdengar gemetar hebat. Bahkan tangannya pun juga sudah basah karena keringat dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alone[End]✔
Short StoryAku ada tapi tiada. Kesepian telah menjadi temanku, dan hadirku hanya benalu. "Sebenarnya apa tujuan mu?" - Park Jisoo "Apa yang kau inginkan? Uang?" - Park Jennie "Kembalikan kebahagiaan keluarga ku!" - Park Chaeyoung "Aku hanya ingin diakui." - L...