Perasaan gelisah kembali hadir hingga mengganggu ketenangan gadis blonde itu. Dengan paksa ia pun membuka kedua matanya lalu memperhatikan setiap sudut ruangan bernuansa putih itu yang terasa begitu hening.
Rosé bangkit dari tidur nya dan memilih untuk bersender di headboard. Perhatian nya beralih pada sang ibu yang tertidur di samping nya dalam keadaan duduk.
"Eomma," wanita paruh baya itu tersentak. Ia mengusap wajahnya yang terasa panas dan tersenyum saat melihat putrinya yang terbangun.
"Apa ada sesuatu yang mengganggu tidur mu, nak?"
"Dimana Lisa?" Yuri terdiam, pertanyaan itu kembali mengingatkan nya pada perasaan takut yang sedari tadi menghantui nya itu.
"Dia tadi datang, eomma sudah bertemu dengan nya kan?"
"Hm, sudah."
"Lalu dimana dia? Kenapa dia tidak ada disini? Lisa sudah berjanji tidak akan pergi selama aku tertidur, tapi apa sekarang." Yuri tidak menjawab karena sekarang pun ia masih belum tahu dimana dan bagaimana keadaan putri bungsu nya itu.
Ia berniat untuk menunggu kedatangan Lisa sembari menemani Rosé di ruangan ini. Justru setelah ia sampai tertidur pun, Lisa belum juga kembali.
"Rosé-ya, apa kau terbangun?" gadis blonde itu mengangguk menjawab jawaban Jisoo.
"Mau ku nyanyikan sebuah lagu agar kau kembali tertidur?"
"Aniyo, unnie. Aku tidak bisa tidur," Jisoo mengkerut kan kening nya bingung. Tidak biasanya Rosé terbangun di jam seperti ini, apalagi ia menolak permintaan nya untuk dinyanyikan lagu penghantar tidur.
"Arraseo, sekarang katakan padaku. Apa kau mengalami mimpi buruk, hm?" Rosé tampak diam sembari mengulum bibirnya yang kering.
Entah kenapa setelah ia terjaga seperti ini, perasaan nya justru semakin gelisah. Seakan ada sesuatu yang mengganggu ketenangan nya.
"Jisoo unnie, semua baik-baik saja kan?"
"Apa maksud mu?"
"Maksud ku Lisa dan Jennie unnie, apa mereka sudah berbaikan?" yeoja bersurai hitam itu menegak. Ia melirik kearah sang ibu yang menatap nya lirih.
Sekarang ia tidak tahu harus mengatakan apa pada Rosé. Sama seperti adiknya, Jisoo juga tidak tahu bagaimana keadaan Lisa dan Jennie. Bahkan sampai saat ini pun ia belum juga mendapat kabar apapun dari Sehun dan juga sang ayah.
"Ah, tentu saja mereka sudah berbaikan. Kau juga tahu kan, Jennie kakakmu itu tidak akan mungkin marah terlalu lama pada Lisa." Meski dijawab seperti itu oleh Jisoo pun, tetap saja gadis blonde itu merasa tidak tenang.
Raut wajah mereka terlihat cemas, seperti ada suatu hal yang mereka pikirkan. Tidak hanya itu, Rosé juga dapat melihat mata sang ibu yang tampak begitu sembab.
"Kalian sedang tidak menyembunyikan apapun dari ku, kan?"
"A-apa? Itu tidak---"
"Jika benar, lalu kenapa eomma tidak menjawab pertanyaan ku? Dimana Lisa? Katakan, eomma." Tubuh Yuri bergetar karena menahan isak tangis. Ia tertunduk, apa yang bisa ia katakan? Bahkan sebagai seorang ibu pun, Yuri tidak tahu dimana keberadaan putri bungsu nya itu.
"Wae geurae? Semua baik-baik saja, kan? "
"Rosé-ya---"
Brak~
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone[End]✔
KurzgeschichtenAku ada tapi tiada. Kesepian telah menjadi temanku, dan hadirku hanya benalu. "Sebenarnya apa tujuan mu?" - Park Jisoo "Apa yang kau inginkan? Uang?" - Park Jennie "Kembalikan kebahagiaan keluarga ku!" - Park Chaeyoung "Aku hanya ingin diakui." - L...