36- Down

10.2K 893 86
                                        

Malam ini langit tampak cerah, dihiasi oleh bintang dengan cahaya redupnya. Serayu angin berhembus lembut, membuat hawa terasa begitu sejuk. Di mansion mewah keluarga park, terlihat orang-orang yang mulai berdatangan dengan pakaian mereka yang terlihat begitu rapi. Setelan jas bewarna hitam untuk pria dan dress putih untuk wanita. Semua sudah disiapkan dengan sedemikian rupa oleh keluarga park karena acara ini adalah sebuah pertemuan resmi yang akan berkesan bagi semua orang.

Namja berwajah dingin itu tampak berdiri di pintu utama untuk menyambut para tamu. Ia tidak sendiri, karena yeoja dengan surai hitam itu juga tampak berada di samping sang kakak. Bukan hanya sekedar menyambut, terkadang mereka juga saling berbincang sekedar membahas bisnis atau apapun itu yang berhubungan dengan urusan kantor. Dan hal ini tentu saja membuat yeoja itu merasa jenuh.

Mata hitamnya berputar mencari sosok kedua orang tuanya, hingga ia mendapati sang ibu yang sedang berbincang pada salah satu tamu.

"Oppa, aku ingin menemui eomma sebentar."

"Hm, geurae." Jisoo pun segera pergi meninggalkan pintu utama menuju tempat sang ibu. Sebenarnya itu hanyalah alasan agar ia terbebas dari rasa jenuh. Ia tak ingin terus berdiri di sana dengan wajah yang terus tersenyum. Rasanya sangat melelahkan.

"Wah, Jisoo-ssi. Kau terlihat sangat cantik malam ini," Yeoja dengan surai hitam itu menunduk memberi hormat sembari membalas senyuman wanita di samping ibunya itu.

"Lalu dimana kedua putri mu yang lain, Yuri-ssi?"

"Ah, sepertinya mereka masih bersiap." Wanita itu mengangguk. Yuri tampak tersenyum gusar karena mulai tak nyaman dengan situasi saat ini.

"Baiklah, sepertinya ada yang ingin kalian bicarakan. Sampai bertemu nanti," Yuri dan Jisoo tersenyum sambil membalas lambaian wanita itu. Jisoo menghela napas berat karena akhirnya ia terbebas dari para tamu undangan yang agresif seperti wanita tadi.

"Eomma, apa Rosé dan Jennie belum siap?" wanita paruh baya itu menoleh kearah Jisoo. Ia mengangguk pelan sembari tersenyum.

"Hm, sebentar lagi mereka akan turun." Jisoo tampak memainkan jemarinya gusar. Ia terus mendongak menatap tangga tapi orang yang ia cari sedari tadi itu tak kunjung tiba.

"Lalu, Lisa? Dimana dia?"

...

Ruang kamar yang luas itu tampak hening. Namun samar-samar terdengar suara air dari dalam kamar mandi. Di sana, seorang gadis berponi itu terlihat meringkuk sembari meremas dress bagian dada kirinya.

Wajah mungil nya tampak memucat, dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya. Rasa sakit itu kembali, hingga membuat ia terus meringis kesakitan.

"Wae, kenapa harus sekarang?" Lisa bergumam lirih. Matanya mulai terasa panas dengan air mata yang sudah menggenang. Ia tak menyangka rasa nyeri itu kembali di saat situasi yang tidak tepat seperti ini.

Tangan kurus Lisa terulur, memegang erat pinggir wastafel mencoba untuk kembali berdiri. Ia menatap dirinya sendiri yang terlihat begitu pucat dengan wajah yang basah karena keringat dingin. Perlahan ia membuka kran air untuk membilas wajahnya.

Kaki jenjang gadis berponi itu pun segera melangkah keluar dari dalam kamar mandi menuju sebuah meja di samping ranjang nya. Ia terus saja mencari botol kecil berisi pil obat itu, tapi tetap saja tidak jumpa. Lisa menghela napas berat setelah mengingat bahwa semua obat nya sudah habis karena waktu itu dibuang oleh Nayeon.

Alone[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang