Diam memang pilihan untuk Lisa karena ia tak ingin membuat masalah yang akan mengancam beasiswa nya. Meski orang-orang menghujat, ataupun menyiksanya ia tak peduli. Namun kali ini, ia tak bisa tinggal diam jika melihat teman yang selama ini selalu melindungi nya justru dilukai.
Untuk pertama kalinya, gadis berponi itu melayang kan kepalan tangannya ke wajah yeoja bernama Nayeon itu. Perlawanan yang Lisa berikan, tentu membuat orang-orang yang ada di koridor tercengang.
"Apa yang kau lakukan, eoh?" kali ini yang berujar adalah Wendy. Wajahnya tampak memerah karena kesal, bahkan ia tak segan untuk mendorong tubuh Lisa hingga ia terjatuh dilantai koridor.
"Bukankah dia juga melakukan hal yang sama dengan temanku?" Wendy menggeram kesal dengan jawaban enteng gadis berponi itu. Kemarahan nya mencuat hingga ia tak kuasa untuk memendamnya lagi.
"Hah, jadi kau sudah berani sekarang?"
"Ya! Apa yang kau lakukan?" Eunha berteriak marah ketika Wendy mulai menarik kerah seragam Lisa. Belum sempat Eunha berdiri untuk membantu gadis berponi itu, Nayeon lebih dulu menahan Eunha hingga ia tak bisa bergerak sedikitpun.
"Dari awal seharusnya aku sudah menghabisi mu, bukankah begitu?" orang-orang yang berada di koridor saling menatap ketika mendengar ujaran Wendy. Tiba-tiba suasana di koridor mencekam, hening tak bersuara.
"Kau salah berhadapan dengan ku," Wendy berucap sembari menghempas tubuh kurus Lisa ke dinding koridor hingga gadis berponi itu meringis. Tidak sampai di situ, ia juga meraih tas milik Lisa dan melemparkannya tepat di wajah gadis jangkung itu.
Perlakuan Wendy tentu membuat orang-orang yang berada di koridor panik dan gusar. Yeoja itu sudah melebihi batasannya, bahkan ia tak segan-segan memukuli gadis berponi itu tanpa menyadari bahwa ia sudah menjadi bahan tontonan.
"Ya! Apa yang kau lakukan?! Kau sudah menyiksanya, sunbae!" suara teriakan Eunha memenuhi seisi koridor. Bahkan matanya mulai menggenang ketika melihat gadis berponi itu yang merengkuh menahan sakit.
Seakan tertutupi oleh kemarahan, Wendy tak mengubris sedikitpun teriakan gadis dengan surai hitam itu. Sekarang yang ada di pikiran nya adalah memukul dan menyiksa gadis berponi itu.
Mata hazel Lisa bergetar ketika tubuhnya terus dipukuli oleh Wendy. Rasanya benar-benar sakit. Yeoja itu terus memukul nya tanpa belas kasih. Hingga tangan kurus milik gadis berponi itu terulur, menahan lengan Wendy yang berniat untuk memukul wajahnya.
"Hentikan, atau aku akan membalas mu."
.....
Rosé tampak duduk termenung, sama sekali tak menghiraukan suara berisik dari teman-temannya yang memenuhi setiap sudut ruang kelas.
Entah kenapa perasaan tak enak ini terus mengganggu nya sedari tadi. Padahal ia sudah mengalihkan pikiran nya dengan membaca buku atau sekedar memainkan ponsel pintarnya. Namun bukannya hilang, perasaan gusar ini justru semakin menjadi.
"Ya, Rosé!" suara nyaring itu mampu membuat gadis blonde itu tersentak kaget. Ia mendongakkan kepalanya dan mendapati Mina yang kini menatap nya aneh.
"Aish, kau mengagetkan ku."
"Siapa juga yang menyuruh mu termenung seperti tadi?" Rosé memutar bola matanya kesal dengan jawaban teman sekelasnya itu. Lalu ia kembali memainkan ponsel pintar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone[End]✔
Historia CortaAku ada tapi tiada. Kesepian telah menjadi temanku, dan hadirku hanya benalu. "Sebenarnya apa tujuan mu?" - Park Jisoo "Apa yang kau inginkan? Uang?" - Park Jennie "Kembalikan kebahagiaan keluarga ku!" - Park Chaeyoung "Aku hanya ingin diakui." - L...