Kaltha sampai di rumah berkat Miko. Sepasang sepupu itu jalan memasuki rumah dengan tak lupa mengucapkan salam. Bunda yang ada diruang tamu membalas salam tanpa menoleh. Sedang fokus baca majalah sepertinya.
Gadis Nadindra itu pun menaiki tangga bersama Miko yang ada di sebelahnya. Hubungan mereka benar benar kacau. Bahkan sepanjang jalan tadi mereka tak saling bicara. Sama sama menelan emosi sendiri, hingga tanpa sadar keduanya mulai menjauh.
"Tha" panggil Miko sebelum Kaltha masuk ke kamarnya.
Pemuda itu berdiri di hadapan Kaltha yang menatapnya.
"Jauhin Gathan, ya" pinta Miko sekali lagi, kali ini terdengar sangat memohon dan putus asa.
Kaltha tak membalas, ia memutar bola matanya lalu menjawab "selama lo nggak ngasih tau alasannya, nggak bakal gue lakuin".
"Oke, bakal gue kasih tau. Tapi lo janji bakal jauhin dia mulai sekarang"
"Deal" jawab Kaltha sembari melipat tangan di dada.
Miko mengambil napas lalu menghembusnya perlahan. Menyiapkan nyali untuk mengatakan yang sebenarnya tentang keadaan Gathan. Semoga saja, setelah ini Kaltha akan menjauh. Lalu gadis itu hanya akan bersama Aqsal.
"Gathan punya bipolar" jawab Miko lugas.
Kaltha diam, tak menunjukkan ekspresi apapun. Kaget tidak, sedih tidak, senang apalagi. Jadi Miko memutuskan untuk memanggil Kaltha karena ia pikir Kaltha melamun. Mending, kalau kesambet kan bahaya.
"Tha" panggilnya.
Tanpa menjawab, Kaltha langsung masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Miko dengan seribu pertanyaan dikepalanya. Ada apa dengan gadis itu.
Gadis Nadindra itu mengunci pintu kamarnya lalu bersandar pada pintu. Ia memegangi dadanya yang entah kenapa berdegup begitu kencang. Ia pun terduduk seolah tak sanggup lagi menahan beban tubuhnya. Ia tau dengan gangguan mental yang satu ini. Mood si penderita akan berubah ubah dalam waktu yang berdekatan. Bisa dalam hitungan jam, atau mungkin juga menit.
Tapi Kaltha tak pernah melihat mood Gathan berubah secepat itu. Laki laki itu sangat ceria bahkan cerewet kepada dirinya. Semua hal penting maupun tak penting ia bicarakan. Jadi kaltha tak menyangka bahwa Gathan memiliki bipolar.
Hubungan Kaltha dan Miko sedikit membaik. Meski Kaltha masih tak banyak bicara, tapi setidaknya pagi ini mereka kembali berangkat sekolah bersama.
Setelah melepas helmnya, Kaltha langsung pergi meninggalkan Miko. Bahkan tanpa mengucap sepatah kata pun.
"Ingat perjanjian kita, ya, Tha"seru Miko yang masih ada di parkiran.
Si gadis tak menjawab, ia hanya terus berjalan dengan langkahnya yang bisa terbilang lemas. Ia masih kepikiran soal Gathan. Tadi malam ia juga sempat mencari beberapa informasi tentang bipolar. Dan dari yang ia baca, gejalanya sangat menyeramkan. Dan lagi lagi, satu pertanyaan terlintas di kepalanya. Kenapa Gathan tak menunjukkan tanda tanda itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelier✔
Fanfiction"Ini bukan hanya tentang cinta dan kita. Ini juga tentang bertahan dari sebuah gangguan mental" ©sshyena, 2020