#BeforeDating: Pasal Baju

566 98 27
                                    

"Bundaa! Baju Miko mana?!" teriakan itu berasal dari kamar lelaki bernama Tamiko Radiansyah.

"Di lemari!" balas Bunda ikut berteriak.

"Nggak ada, Bunda!" seru Miko membongkari isi lemari pakaiannya.

"Baju segitu banyak, masa nggak ada?!" teriak Bunda lagi. Maklum, Bunda didapur, anaknya dikamar. Ya gitu jadinya, teriak teriak kaya di hutan.

"Maksudnya, baju yang sering Miko pake!" kini Miko keluar dengan celana pendek selutut dan handuk yang membalut tubuh atasnya. 

"Mana Bunda tau! Coba cari dikeranjang baju yang belum di lipat!"

Miko mengorek keranjang yang berisi dengan pakaian yang belum sempat di lipat. Beberapa menit mencari, baju yang katanya paling kesayangan itu tidak juga terlihat. Entah dimana baju itu berada hingga Miko frustasi sendiri mencarinya.

"Nggak ada, Bun..." rengeknya berjalan mendekati Bunda yang kini tengah mencuci piring.

"Coba lihat di jemuran" titah Bunda lagi. Dengan berat hati Miko pun berangkat menuju jemuran untuk melihat keberadaan bajunya.

Sesampainya disana, baju itu juga tidak ada. Miko jadi heran sendiri, kemana nyelipnya itu baju, kok bisa nggak ada dimana mana.

"Nggak ada juga..." ujar Miko sudah tidak bersemangat.

Bunda menghela napas, anak siapa sih ini nyari baju aja nggak dapet? Oza pun mematikan. Keran airnya kemudian mengeringkan tangan dengan baju daster yang beliau kenakan.

"Kalau Bunda yang nyari terus ketemu, awas ya kamu" ancam Bunda kemudian berjalan menuju ruang tengah untuk mencari baju Miko dikeranjang pakaian yang belum dilipat.

Sesampainya diruang tengah, Bunda langsung menunjuk dengan sebelah tangan bertengger dipinggang.

"Itu apa?" tanya beliau menunjuk baju Miko yang dipakai seseorang.

Orang yang tadinya tengah anteng anteng makan nyam nyam sembari menonton televisi jadi menoleh dan mendapati sinyal tanda bahaya.

"KALTHA, BAJU GUE KENAPA LO PAKE?!" seru Miko mulai mengejar sepupunya yang sudah melarikan diri lebih dulu.

Gadis itu masuk ke kamarnya dengan pintu tak lupa ia kunci agar Miko tidak bisa masuk.

"Tha! Buka! Itu baju kesayangan gue, jangan dipake sembarangan!" seru pemuda itu sembari menggedor gedor pintu kamar Kaltha.

"Maap, ya Miko, baju lo enak sih dipake. Jadinya gue pake aja" balas Kaltha dari balik pintu kamarnya.

"Iyalah! Baju mahal! Buka nggak! Gue mau pake bajunya!" seru Miko lagi menggedor gedor pintu bercat putih itu.

"Maap lagi nih, udah jadi hak milik. Bajunya nggak mau pulang ke tuannya. Maunya sama gue" balas Kaltha lagi hingga dua tanduk Miko keluar.

"Nggak! Nggak ikhlas gue!"

"Bodo amat!"

"Ya Allah, semoga Kaltha gatel gatel make baju itu, ya Allah. Aamiin!"

"Heh!! Kok lo jahat sih?!"

"Bodo amat!"

"Yaudah, beneran nggak balik Ini baju"

"Kalthaaaa!!!!!"

"Ayah! Anaknya pada berantem tuh!!" teriakan itu berasal dari bawah, dimana Sang Bunda yang tengah duduk sembari melipat kainnya yang dikeranjang.

Mendengar itu, Miko langsung diam dan masuk ke dalam kamarnya. Kaltha, juga Miko paling takut kalau ayah udah marah. Dan senjata Bunda kalau dua anak itu bertengkar ya, langsung memanggil Ayahnya. Biar pada kena marah.

Atelier✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang