Kaltha tiba di kampus Gathan. Hari ini, kekasihnya itu akan sidang. Dan ia ingin datang untuk mengucapkan selamat dengan sebuket bunga. Gadis itu berjalan sembari melihat ponselnya. Ia sedang bertukar pesan dengan Biru untuk menanyakan di mana ruangannya. Gadis itu celingukan ke sana kemari sembari melihat satu per satu nama ruangan yang tertera. Sampai akhirnya...
"Tha!" seru seseorang membuat Kaltha menoleh. Di depan sana ada Biru yang dikelilingi banyak gadis. Kaltha tersenyum kemudian berjalan mendekat.
"Gathan mana?" tanya Kaltha yang tak melihat kekasihnya.
"Masih sidang. Tunggu aja, ntar juga nongol," jawabnya sembari berfoto ria dengan selempang di bahunya.
"Eh, Shaf, lo ke sini juga?" tanya Kaltha yang menyadari ada kekasih Biru di sini.
"Gue mah emang kuliah di sini, Tha," jawab Shafa sedikit terkekeh.
"Oh, iya?!" kaget gadis itu tak menyangka.
"Iya, gue sasing," Kaltha ber-oh saja menanggapi Shafa.
Gadis itu melihat beberapa gadis yang sibuk mengucapkan selamat dan berfoto dengan Biru. Ini mereka siapa deh?
"Siapa? Temen-temennya Biru?" tanya Kaltha lagi pada Shafa.
"Fans, ceunah," jawab Shafa ikut berbisik.
"Gokil, terkenal juga lo, Ru!" seru Kaltha sembari meninju lengan Biru.
"Bukannya dari jaman SMP gue udah terkenal, ya?" balasnya sembari menyibakkan poni ke belakang berniat sombong.
"Yeu!"
"Nggak usah sensi, Tha. Ntar Gathan juga gitu. Tuh, pasukannya bahkan lebih banyak dari Biru," timpal Shafa sembari menunjuk beberapa mahasiswi yang masing-masing dari mereka memegang buket bunga. Bahkan sudah berdiri tiga banner yang bertuliskan congratulation dengan wajah Gathan di sana. Oh astaga, apa sekarang saat yang tepat untuk mengurung Gathan di kurungan?
Tak lama, Gathan muncul. Dengan senyum lebar seakan ia sangat bahagia. Beberapa mahasiswi yang menunggu kedatangannya tadi langsung mendekat dan memberikan bunga. Tapi Gathan tidak mengambilnya dan tersenyum saja. Pemuda itu malah berjalan mendekati Kaltha yang saat ini menatap sinis dengan tangan terlipat di dada.
"S. Ikom!" seru Gathan kecil yang membuat Kaltha jadi ikut tersenyum. Ya, bagaimana bisa ia marah kalau Gathan saja terlihat menggemaskan sekarang?
"Congrats," ujarnya kemudian memeluk kekasihnya yang juga melakukan hal sama.
Keduanya berbagi kehangatan lewat pelukan dan disaksikan para pengagum Gathan yang tampak sedikit kecewa.
"Nih, buat kamu," Kaltha menyerahkan buket bunga tadi pada kekasihnya. Lelaki itu tersenyum kemudian berujar terima kasih pada Kaltha.
"Tuh sana, bilang makasih ke mereka yang udah dateng," titah Kaltha sembari menunjuk kumpulan gadis yang masih menatapi mereka.
Gathan terkekeh, "Jangan cemburu, ya."
"Cih, udah sana!" Kaltha mendorong lelaki itu hingga ia pun sampai di hadapan mereka yang menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelier✔
Fiksi Penggemar"Ini bukan hanya tentang cinta dan kita. Ini juga tentang bertahan dari sebuah gangguan mental" ©sshyena, 2020