Kaltha keluar dari kelasnya setelah bel pulang berbunyi. Ia duduk disalah satu kursi yang tersedia dikoridor. Ia ingin Menunggu Miko, karena kelas sepupunya itu belum bubar. Kaltha memilih membuka ponselnya untuk menghalau rasa hosan. Ditengah tengah memainkan gawai, seseorang tiba tiba berkata hingga Kaltha refleks mematikan ponselnya.
"Yuk, Tha" ajaknya membuat Kaltha terkejut.
"Kenapa doyan banget ngagetin sih?!" seru Kaltha memukul bahu orang yang membuatnya terkejut itu.
"Gapapa, soalnya kamu lucu" balas orang itu tersenyum. Dari cara bicaranya yang super menyebalkan, pasti sudah dapat menebak ini siapa, bukan?
"Bodo, Miko mana?!" tanya Kaltha tak santai.
"Masih dikelas. Kamu pulang bareng aku, soalnya mau ngajak jalan jalan dulu" jawab Gathan.
"Dih, males" balas Kaltha memutar bola matanya.
"Tadi aku udah izin sama Miko, ntar Miko yang bilangin ke Bundamu kalau kamu pulangnya telat. Ayo berangkat" ajak Gathan kemudian menarik Kaltha menuju parkiran.
"Ih, kan gue belum bilang mau apa enggak" seru Kaltha sembari jalan.
"Aku nggak butuh jawaban mu, cuma butuh persetujuan Miko" balas Gathan masih menyeret Kaltha menuju parkiran.
Sesampainya disana, Gathan langsung memberikan sebuah helm yang lagi kagi ia pinjam pada anaknya Bude pecel depan sekolah.
Saat memakai helmnya, Kaltha melihat Miko berjalan menuju parkiran bersama seorang temannya. Mungkin ingin nebeng karena penumpang setianya sedang diculik Gathan. Pandangan mereka bertemu, Kaltha dengan tatapan melasnya, sementara Miko menatap keduanya dengan tak santai. Entah, tapi itu yang dirasakan Kaltha.
"Ayo naik" ajak Gathan setelah motornya keluar dari deretan motor lain.
Kaltha melihat Miko pergi bersama temannya, gadis itu pun naik ke atas motor Gathan untuk ikut laki laki itu pulang.
Motor sport Gathan pun pergi meninggalkan pekarangan sekolah. Membelah jalanan kota bersama orang yang ia suka. Ini sudah kedua kalinya Kaltha naik motornya, semoga selamanya Kaltha akan jadi penumpang motornya.
"Pegangan, Tha" ujar Gathan disela sela mengendarai kendaraan beroda dua itu.
"Nggak" balas Kaltha ketus.
"Ntar kamu jatuh, loh" kata laki laki itu lagi.
"Bawa mototnya yang bener biar nggak jatuh""Pegangan, Tha. Nggak ada ruginya kan peluk pinggangku?" titah Gathan lagi.
"Gue bilang nggak, ya nggak" balas Kaltha makin ketus.
"Ya udah" balasnya kemudian melajukan motornya secara mendadak. Membuat Kaltha hampir saja kejengkang kalau tidak langsung menarik jaket Gathan.
"Lo sengaja, ya?!" teriak gadia itu histeris.
"Iya, biar kamu peluk pinggangku" balas Gathan sedikit berteriak karena ia masih membawa motor dalam kecepatan diatas rata rata.
"Ish! Lo emang nyebelin ya orangnya!" seru Kaltha kemudian memegang sisi kanan dan kiri jaket Gathan.
Gathan tersenyum senang, ia pun memelankan laju motornya. "Ohh, jadi sekarang kamu mulai perhatiin aku?" tanya Gathan yang terdengar sangat menyebalkan ditelinga Kaltha.
"Bodo amat!" balas Kaltha jengah.
Gathan lagi lagi terkekeh mendengar jawaban ketus Kaltha.
"Pegangan" ujar Gathan kembali fokus mengendarai motornya. Membawa Kaltha pada tempat yang sudah ia cari semalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelier✔
Fanfiction"Ini bukan hanya tentang cinta dan kita. Ini juga tentang bertahan dari sebuah gangguan mental" ©sshyena, 2020