UN sudah berlalu, sekarang tinggal melihat kelulusan. Kaltha serta Gathan sedang duduk berdua di kantin sembari meminum jus jeruk dan berbincang ringan.
Di antara pembicaraan mereka, dua orang tiba-tiba datang sembari menggebrak meja. "Wei! Dicariin taunya mojok di kantin!" seru salah satu dari mereka. Biru.
"Ini tuh freeclass harusnya digunakan belajar buat PTN. Bukannya malah bermesra-mesraan!" timpal satu manusianya lagi bernama Miko.
"Ganggu aja sih!" balas Gathan yang merasa kesal.
"Ya iyalah kita ganggu, orang kalian banyak digodain setan. Salah-salah malah terjadi hal yang menenakkan!" sambung Biru mengambil minum Gathan yang tinggal setengah.
"Lo setannya, 'kan?" timpal Kaltha hingga membuat Biru tersedak. Bahkan lelaki itu sampai terbatuk karena tidak terima dengan pertanyaan Kaltha.
"Enak aja! Gue justru malaikatnya. Menyelamatkan kalian dari perbuatan yang iya-iya!" belanya tak terima.
"Ngomongin soal PTN, lo jadi mau DKV?" tanya Miko ikut mengambil alih gelas Gathan yang ada bersama Biru.
"Lo nanya siapa? Gue apa Kaltha?" Gathan balik bertanya.
"Kaltha lah! Emang lo mau nyambung DKV juga?"
"Iyaa, sejurusan, sefakultas, sekampus, kalau bisa sekelas!"
"Buset, bucin lu udah level akut kayaknya nih!" timpal Biru mengomentari.
"Kak Navi udah tau lo mau lanjut DKV?" tanya Miko lagi pada sepupunya.
"Belum," jawab Kaltha mulai mengaduk jus jeruknya dengan sedotan.
"Bilang dong! Ntar kakak lo tau-tau udah nyiapin jurusan lain lagi. Lo tau sendiri kelakuan manusia kebanyakan kerja satu itu gimana," omel Miko.
"Iyaa, nanti gue bilang!!"
"Good girl," puji Miko sembari mengacak lembut puncak kepala Kaltha. Hal itu membuat Gathan langsung menarik tangan Miko dari kepala Kaltha.
"Cewek gue!" ujarnya dengan penuh penekanan.
"Yang bilang ceweknya Biru siapa, anjir!" seru Miko melepas paksa tangannya yang dipegang oleh Gathan.
"Tha, lo doang cewek di sekolah ini yang belum jadi pacar gue. Lo kapan ada niat putus sama Gathan? Atau gue jadi yang kedua juga nggak apa-apa deh," sambung Biru menumpu dagu pada tangan kanannya.
"BIRU!!!" protes Gathan sembari menggebuk lengan lelaki di sebelahnya itu.
"Parah! Cowok lo posesif banget, Tha!" komentar Biru lagi.
"Makanya, udah gue bilang sama Aqsal aja," imbuh Miko sembari merangkul bahu sepupunya.
"Miko!" bentak Gathan setelah memukuli Biru.
"Salah pilih ya gue?" tanya Kaltha ikut nimbrung dalam candaan mereka.
"Tha...." rengekan itu terdengar dari bibir ranum Gathan. Membuat tiga orang yang ada di sana tertawa karena berhasil menggoda pemuda jangkung itu. Ya sedihlah dia, sudah beberapa bulan pacaran masa Kaltha berpikir kalau dia salah pilih pasangan. Enak aja lambenya Miko. Kalau ngomong tuh suka nggak difilter!
Pengumuman berbunyi. Seluruh siswa diharapkan untuk berkumpul di lapangan untuk mendengar beberapa nasehat dan pesan dari kepala sekolah. Miko, Biru, Gathan, dan Kaltha langsung menuju lapangan dan berbaris berdekatan. Beberapa siswa nampak sudah menyiapkan cat semprot dan spidol untuk mencoret baju SMA mereka. Momen itu adalah momen berharga bagi setiap anak SMA. Dihari kelulusannya, mereka akan tertawa bahagia karena akhirnya lepas dari sekolah menengah atas yang selama ini nampak menyebalkan dengan beberapa peraturan konyolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelier✔
Fanfiction"Ini bukan hanya tentang cinta dan kita. Ini juga tentang bertahan dari sebuah gangguan mental" ©sshyena, 2020