Kaltha melahap satu potong roti terakhirnya, ia juga meneguk susunya hingga tandas. Setelah urusan perut beres, gadis Nadindra itu pun bangkit dari duduknya untuk berpamitan pada Ayah dan Bunda. Sepupunya juga sudah selesai sarapan dan sudah siap untuk berangkat sekolah. Keduanya pun pamit bersamaan. Keduanya juga jalan berdampingan menuju luar rumah.
Sesampainya disana, Kaltha juga Miko lantas terdiam. Menatap seorang laki laki tengah duduk di atas motornya seolah sedang menunggu seseorang.
Laki laki itu sadar dengan kehadiran orang yang ia tunggu, lantas ia pun turun dan mendekati Miko juga Kaltha.
"Berangkat bareng yuk, Tha" ujarnya saat sudah berdiri tepat di depan gadis bernama Kaltha Nadindra.
"Sejak kapan lo disini?" heran gadis utu
Bukan langsung menjawab, si lawan bicara malah melihat arlojinya. "Lima belas menit yang lalu" jawabnya kemudian.
Kaltha juga tak langsung membalas. Ia menatap Miko yang tidak menampilkan ekspresi apapun.
"Gue berangkat bareng Miko" jawab Kaltha kemudian menarik tangan sepupunya untuk pergi.
Ia geming, Kaltha lagi lagi tidak seperti biasanya. Ia tampak benar benar membencinya. Apa kata benci yang Kaltha lontarkan waktu itu nyata?
Sepasang sepupu itu tiba di sekolah dengan selamat. Setelah memarkirkan motornya dengan aman, Miko melepas helmnya. Ia juga menerima helm yang disodorkan Kaltha padanya.
"Tunggu" ujar Miko membuat langkah gadis itu berhenti.
"Apa?" tanya Kaltha menatap sepupunya.
"Lo masih deket sama Gathan?" tanya Miko masih setia di atas kendaraanya.
"Gue udah menjauh kaya yang lo minta. Tapi dia yang masih deketin gue" jawab Kaltha.
Miko menghembuskan napasnya. Tidak habis pikir dengan jalan pikir salah satu sahabatnya itu.
"Kalau gue nggak bisa bikin lo menjauh dari Gathan, gue yang bakal bikin dia jauh dari lo" tepat setelah mengatakan itu, motor yang ia tunggu tiba juga akhirnya.
"Miko, lo mau ngapain?" tanya Kaltha saat Miko turun dari motornya.
"Miko!!" teriak Kaltha sekali lagi, namun si pemilik nama tidak mendengar seruan itu.
Miko berdiri di belakang motor si pengendara, tepat setelah ia melepas helmnya, Miko langsung melayangkan tinjunya. Orang yang tidak menyangka akan mendapat perlakuan itu terkejut bahkan tersungkur.
Miko diam sejeda, membiarkan lawannya bangkit sembari membersihkan kemeja sekolahnya yang sedikit kotor.
"Masalah lo apa, bangsat?!" seru orang itu menatap garang Miko.
"Masalah gue? Kenapa lo deketin Kaltha tanpa izin gue?!" tanya Miko dengan oktaf suaranya yang tinggi.
"Emang kenapa? Gue harus ngelangkahin mayat lo dulu biar bisa deket sama Kaltha?" balas orang itu kini ikut tersulut emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelier✔
Fanfiction"Ini bukan hanya tentang cinta dan kita. Ini juga tentang bertahan dari sebuah gangguan mental" ©sshyena, 2020