Seorang gadis dan pria jalan beriringan di sepanjang koridor rumah sakit. Dalam hati, gadis itu terus bertanya-tanya kenapa Kakaknya ini ingin ikut. Padahal biasanya, bertemu di acara keluarga saja enggan. Ini malah dia yang semangat saat Kaltha berkata ingin menjenguk Gathan yang sakit di rumah sakit.
Sampai akhirnya, tibalah mereka di depan ruangan yang menjadi kamar inap Gathan. Sebelum membuka pintu, Kaltha berbalik menghadap kakaknya. Ia sangat bingung kenapa Navi mau berusah payah meminta Elang untuk mengosongkan jadwalnya hari ini untuk bertemu dengan Gathan.
"Tunggu, Kaltha tanya sekali lagi. Kenapa Kak Navi mau ketemu Gathan?" tanya Kaltha penuh selidik.
"Kenapa? Nggak boleh? Kak Navi cuma mau jenguk, masa nggak boleh," balas Navi mencoba menjelaskan. Namun tentu saja, itu tidak cukup bagi Kaltha.
"Tapi kenapa tiba-tiba Kak Navi pengen jenguk Gathan? Biasanya aja ogah buat ketemu," tanya Kaltha sekali lagi.
"Aduh, banyak tanya deh kamu. Jenguk orang sakit 'kan nggak termasuk tindak kriminal. Udah buruan buka pintunya!" seru Navi mencoba menyingkirkan adiknya dari depan pintu.
Mau tak mau, Kaltha membuka pintu itu. Terlihatlah Gathan tengah makan disuapi oleh seorang perempuan yang sama-sama kita tau bahwa ia adalah mantan Gathan. Kaltha tak kaget memang, karena saat gadis itu sedang sibuk dengan pekerjaannya, Audrey akan menjaga Gathan sebaik mungkin. Terkadang ia juga ditemani oleh Biru. Kenapa Kaltha tidak marah? Ya, mau bagaimana lagi? Ia sibuk, dan harus mengejar pekerjaannya yang menumpuk. Jadi kalau ia mementingkan ego kepala, mungkin permasalahan ini akan semakin sulit mencari jalan keluarnya.
"Itu siapa?" celetuk Navi saat melihat Audrey."Oh, yang kemaren itu ya?" belum sempat Kaltha menjawab, Navi sudah ingat lebih dulu. Ya, jangan heran sih, karena ia memang memiliki daya ingat yang bagus.
"Kamu nggak cemburu, Tha?" celetuk sang Kakak lagi.
"Mantan nggak punya hak cemburu," hampir saja Navi terbahak mendengar jawaban adiknya. Sementara si adik, langsung masuk tak mempedulikan sang Kakak yang hampir bengek.
Saat Audrey hendak menyuap satu sendok nasi ke mulut Gathan, pemuda itu memalingkan wajah seolah menghindar. Itu membuat Audrey dan Kaltha mengernyit heran.
"Maunya disuapin Kaltha," ujar lelaki itu kemudian.
"Pfftt—" hampir saja suara gelak tawa memenuhi ruangan. Ya, siapa lagi pelakunya kalau bukan Navi Anugrah.
Kaltha menghela napas, ia mengambil alih food tray stainless itu dari tangan Audrey beserta sendoknya. Ia mengangsurkan sendok itu ke mulut Gathan dan senang hati pula si pemuda menerimanya.
"Biru udah dateng?" tanya Kaltha di sela-sela menyuapi lelaki yang sudah menjadi mantannya.
"Tadi siang udah, terus pulang katanya mau nganterin Shafa kerja kelompok," jawab Gathan kembali menganga saat Kaltha menyuapinya.
"Terus, kok nggak balik-balik?" tanya gadis itu lagi.
Gathan tak menjawab karena mulutnya penuh dengan nasi. Ia hanya mengangkat bahu pertanda tidak terlalu peduli dengan sahabatnya yang satu itu.
"Tha," panggil Navi tiba-tiba. Itu membuat semua kepala yang ada, menoleh padanya.
"Sini, biar Kak Navi suapin," sambungnya meminta piring nasi Gathan.
"Hah?" heran Kaltha menganga tak percaya. Tak hanya Kaltha, Gathan pun dibuat ternganga dengan perkataan pria berpakaian rapi itu.
"Tenang, nggak bakal Kakak apa-apain kok mantannya. Kakak cuma mau ngomong sama dia," jawab Navi sembari menekankan kata 'mantan'.

KAMU SEDANG MEMBACA
Atelier✔
Фанфик"Ini bukan hanya tentang cinta dan kita. Ini juga tentang bertahan dari sebuah gangguan mental" ©sshyena, 2020