"Lo gila, ya?! Ngapain coba nyebur ke kolam malem-malem?!" seruan itu berasal dari kamar VIP yang menjadi kamar inap Gathan di rumah sakit.
"Lo kaya nggak tau aja," jawab yang dibentak acuh.
"Iya! Tau banget gue! Isi otak lo itu cuma mati, mati, mati! Nggak ada yang lain apa, Than?" marah Biru yang masih tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya.
Gathan tak menjawab. Sejak Biru tiba karena Audrey memberitahunya bahwa Gathan sudah sadar, lelaki itu tak berhenti mengomel untuk memberi Gathan jeda istirahat.
"Biru," panggil Gathan di sela-sela omelan sahabatnya.
Biru diam, kemudiam menjawab, "Apa?"
"Kaltha mana?" tanya Gathan dengan suara yang sedikit memelas.
Sahabatnya itu mendengus. Bagaimana bisa disaat seperti ini Gathan masih bertanya perihal Kaltha. Kadang Biru pun tak mengerti dengan jalan pikiran Gathan.
"Jam segini lo nyari Kaltha, ya jelas nggak ada. Masih kerja anaknya," jawab Biru mendudukkan diri di salah satu sofa yang ada. Capek juga dia habis ngomel-ngomel.
"Gue mau ketemu dia," sambung Gathan masih dengan pandangannya yang membuat iba.
"Nggak. Gue nggak mau ngasih tau Kaltha kalau lo sakit," tolak pemuda itu.
"Kenapa?" heran Gathan.
"Dia lagi ngerjain proyek buat promosi dia, Than. Kalau dia tau lo sakit, nanti pikirannya jadi kebagi-bagi!"
"Oohh, gitu," jawabnya dengan jawaban yang membuat Biru iba tapi juga geli sendiri.
"Lo mau makan apa? Biar gue beliin," Biru bangkit dari duduknya, bersiap untuk pergi mencari makan untuknya juga untuk Gathan.
"Seblak," jawabnya.
"Nggak usah ngadi-ngadi, bisa?"
"Ya udah, terserah lo aja."
"Tunggu bentar," Biru berjalan keluar ruangan. Namun baru saja hendak membuka pintu, benda itu sudah terbuka dengan sedikit kencang hingga hampir menghantam wajah Biru.
Seorang gadis berlari tak karuan mendekati Gathan yang berbaring di ranjangnya. Gathan? Tentu saja ia kaget. Sahabatnya baru saja mengatakan kalau Kaltha sedang sibuk dengan pekerjaannya. Tapi kenapa sekarang Kaltha ada di sini?
Sementara Biru, jangan tanya rupa kagetnya seperti apa. Ia seperti baru saja melihat makhluk halus sangking kagetnya.
"Siapa yang ngasih tau lo, Tha?" tanya Biru mendekat ke arah Kaltha yang menangisi Gathan.
"Gue yang ngasih tau," jawab seorang perempuan memasuki ruang perawatan itu.
"Lo jahat banget sih, Ru! Kenapa lo nggak ngasih tau gue?!" teriak Kaltha menatap Biru dengan wajahnya yang banjir air mata.
"Gu-gue cuma nggak mau kerjaan lo keganggu," jawab pemuda itu takut-takut.
Kaltha tak membalas lagi, ia masih menangisi keadaan Gathan yang lemah sambil menggenggam jemari Gathan yang tidak diinfus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelier✔
Fanfiction"Ini bukan hanya tentang cinta dan kita. Ini juga tentang bertahan dari sebuah gangguan mental" ©sshyena, 2020